"Xing'er, untuk apa kamu datang kemari, Nak?." Tanya pak tua. Ia menghampiri Chun Xing dan duduk sambil bersandar di pohon besar.
"Tuan yang Ayah tolong katanya ingin sekali menemui Ayah ke kebun. Padahal Chun xing sudah peringatkan untuk tetap tinggal sampai lukannya sembuh. Tapi Tuan tetap ngotot ingin bertemu Ayah." Ujar Chun xing dengan logatnya yang polos, seperti layaknya anak desa pada umumnya.
"Hufft.. Cuaca hari ini benar-benar panas sekali." Keluh pak tua, ia sesaat melirik tajam ke arah Ludius yang masih berdiri di samping Chun xing. "Anak muda, katakan.. siapa namamu?" tanya pak tua itu dengan acuh, namun sebenarnya ia sangat cermat, dilihat dari lirikan tajamnya.
"Saya Ludius Lu, Tuan. Kalau boleh tahu, siapa nama anda? Dan siapa sebenarnya anda. Bagaimana bisa hidup mengasingkan diri dari dunia luar seperti ini?." Tanya Ludius ramah pada pak tua itu, meski pak tua menganggapnya acuh.