Di depan Kediaman Ludius, Silvia memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke dalam rumah untuk menemui Ludius . Didalam LongShang sedang
Mengontrol anggota yang berjaga di rumah untuk lebih waspada apabila ada tamu tak diundang datang.
"LongShang, Apa kamu tahu dimana Ludius berada?". Tanya Silvia tanpa basa-basi.
"Silvia, dia baru saja masuk kedalam ruang kerja". Jawab LongShang.
Silvia segera berlari ke arah ruang kerja yang berada di lantai dua. Tepat di ambang pintu Silvia kaget melihat Ludius sudah akan keluar ruangan dengan membawa pistol Dessert Eagle kesayangannya.
"Berhenti..! ". Cegah Silvia yang melihat Ludius akan melewatinya..
"Jangan menghalangi jalanku..! Minggu..!". Perintah Ludius dengan tatapan paling mematikan, Silvia tetap diam tidak bergerak sedikitikpun.
"Jangan menghalangi jalanku!. Kali ini aku masih memperingatkanmu. Cepat minggir..!". Ancam Ludius untuk yang kedua kalinya.
Silvia tetap saja terdiam, dia tidak akan bergerak sampai Ludius benar-benar sadar kalau dirinya sudah berubah.
Ludius menghempaskan Silvia ke tanah tanpa memandang wajahnya. Ludius pergi begitu saja tanpa menghiraukan keadaan Silvia yang terjatuh
"Ludius tunggu..!". Teriak Silvia.
Silvia mencoba beranjak untuk mengejar Ludius yang pergi tanpa menghiraukan dirinya. Dia dengan tertatih karena kakinya sedikit terpilih mencoba berjalan mengejar Ludius yang berada didepan.
(
Silvia semakin bingung apa yang harus dia lakukan, disatu sisi dia mengkhawatirkan Ibunya. Di sisi lain Silvia tidak ingin Ludius pergi dengan keadaannya saat ini yang masih belum stabil.
Di ruang depan, terdengar perdebatan antara LongShang dengan Ludius. Buru-buru Silvia turun dari tangga untuk melerai mereka.
"Kamu ini adalah pelayananku, berhenti untuk menghentikan ku!."
Ludius sedang berdebat dengan LongShang di ambang pintu utama. Silvia mendekat dan menampar Ludius.
Plak...!
"Sadarlah Ludius..!". Teriak Silvia. "Aku tahu kamu sedang marah karena memendam dendam begitu lama. Aku pahami itu, tapi mengapa kamu harus berubah menjadi seperti dulu lagi? Apakah dirimu yang saat ini sudah tidak bisa memakai akal sehat mu untuk hidup?". Tanya Silvia dengan linangan air mata.
Ludius hanya terdiam, dia sedikit terkejut mendengar perkataan Silvia. Dia menundukkan wajahnya seperti menyembunyikan perasaannya tanpa memandang Silvia
"Jangan ikut campur dengan urusanku!". Kata Ludius tegas namun lirih. Ludius berjalan keluar dengan meninggalkan Silvia yang terduduk lemas.
Pemandangan saat pertama kali mereka bertemu seakan terulang kembali. Silvia merasa bahwa dirinya kembali menjadi Silvia si gadis kecil ulang di campakkan dan di permainkan oleh pria tanpa hati.
Lian yang melihat dari kejauhan mendekatk ke arah Silvia. Terlihat jelas keadaan Silvia yang terpukul karena harus melihat begitu banyak kenyataan yang menyakitkan melebihi sebuah drama.
"Jangan khawatir Silvia. Adik Lu masih mencintaimu seperti dulu. Dia hanya sedikit ingin melampiaskan perasaan yang dia pendam selama bertahun-tahun. Aku yakin dia akan kembali padamu jika semuanya sudah selesai. Percayalah.. Ibumu pasti aman di tangannya".
***
Disisi lain Ludius hanya terdiam tanpa berbicara walau dia sedang bersama LongShang dan WangChu di dalam mobil untuk menuju kawasan musuh.
"Ludius, Aku tahu ini demi kebaikan Silvia. Tapi cara yang kamu gunakan salah. Tidak seharusnya kamu mengacuhkan dia dan bersikap dingin padanya". Kata LongShang menasehati.
"Diam kamu LongShang, jangan ikut campur! Kita akan ke markas musuh. Jadi simpanlah pertanyaanmu untuk nanti". Jawab Ludius dingin.
'Maafkan aku Sayang.. Aku harus bersikap seperti ini padamu. Ini adalah pertarunganku, aku tidak ingin melibatkanmu dan membuatmu terluka. Aku pastikan Ibumu akan selamat dan menjadi saksi pernikahan kita'. Batin Ludius.
Setibanya didepan rumah Jonathan, seperti yang sudah di rencanakan. Semua anggota bersiaga di hutan untuk menunggu aba-aba selanjutnya.
Kedatangan Ludius ternyata sudah di tunggu oleh Jonathan dan anak buahnya. Ludius keluar bersama LongShang. Mereka masuk secara bersamaan ke kediaman Nathan. Sedangkan WangChu pergi kearah lain untuk memastikan keadaan Ibu Silvia.
"Selamat datang kembali calon ponakan Jason atau lebih tepatnya Tuan Ludius?". Sapa Nathan dari dalam.
Ludius tersenyum licik mendengar sapaan dari Nathan yang terkesan menyindir nya. Dia berjalan mendekat dengan tatapan dingin.
"Tidak perlu aku jelaskan, seharusnya kamu sudah tahu kan Paman?". Tanya Ludius dengan tatapan dingin.
"Jangan terlalu dingin seperti itu. Walau seperti ini Kamu juga pernah akan menjadi calon keponakanku". Katanya berbelit-belit.
"Apa Paman lebih menyukai pertumpahan darah dari pada Negosiasi?".
"OH.. Seorang Tuan Ludius, ingin bernegoisasi denganku?. Baik.. Mari Tuan Lu, silahkan masuk".
Ludius masuk ditemani LongShang dan WangChu kedalam sarang musuh. Didalam rumah, disetiap tempat terdapat penjagaan ketat oleh orang-orang profesional.
"Lalu apa yang akan dinegoisasiskan? ". Kata Nathan dengan senyum liriknya.
"Lepaskan wanita yang kamu bawa. Apa kamu tidak malu.. Menyandera seorang paruh baya sepertinya?". Pancing Ludius.
"Jangankan menyandera nya, mengambil nyawanya seperti kejadian 15tahun silam akupun tidak keberatan".
"Jangan coba-coba memeras ku Tuan Nathan, dulu kamu boleh saja membunuh kedua orang tua ku. Tapi ingatlah, barang yang kamu cari ada padaku". Kata Ludius membalikkan keadaan.
"OH.. Jadi kamu sudah tahu apa yang aku cari. Baguslah.. Lebih baik cepat serahkan itu padaku".
"Tidak semudah itu Tuan Nathan, kita buat kesepakatan..!".
Ludius tidak yakin jika kesepakatan akan berakhir baik. Yang jelas, dia hanya ingin mengulur waktu sampai WangChu mendapatkan lokasi dimana Ibu Silvia berada.
Melihat dari senyum licik Jonathan, sepertinya dia sedang memikirkan hal yang lebih menyenangkan dari pada hanya sekedar main sekap. Ludius mulai memikirkan langkah selanjutnya.