68 Bukankah Ini Seperti Takdir...
Siang ini setelah Silvia dan LongShang bertemu Klien dan mengantar mereka ke Apartement yang sudah disediakan. Silvia kembali kerumah Ludius dengan perasaan sesak melihat begitu banyak hal hanya dalam beberapa jam.
"Silvia, apa yang kamu fikirkan saat melihat mereka?" Tanya LongShang yang sedang menyetir.
"Tidak ada, mungkin semuanya sudah berakhir". Jawab Silvia dengan memandang kearah jalan dengan tatapan kosong.
"Apa kamu sudah benar-benar putus asa?. Dimana Silvia yang ku kenal dulu, Seorang Silvia yang selalu memegang keyakinan dan keteguhan?".
"Jangan tanyakan itu, antar saja aku pulang. Aku ini manusia biasa LongShang, ada kalanya aku juga merasa lelah. Untuk saat ini kuserahkan urusan kantor padamu". Jawab Silvia tanpa semangat.
Sesampainya dirumah Silvia langsung masuk kedalam kamarnya. Sesaat gambaran masa lalu yang singkat melintas begitu saja seperti sedang melihat tayangan sebuah film durasi pendek saat melihat ke sekeliling kamar.
Ibu Yuliana yang melihat putrinya masuk kamar dalam keadaan muram, mulai cemas. LongShang yang mengikuti dari belakang menjadi sasaran pertanyaan Ibu Yuliana.
"Nak LongShang, ada apa sebenarnya dengan Silvia. Kenapa dia kembali dalam keadaan sedih?".
LongShang yang di cecar pertanyaan bingung bagaimana harus menjelaskannya. "Nona Silvia sedikit lelah karena beberapa hari ini dia telalu bekerja keras. Maafkan saya karena tidak menjaga Nona Silvia dengan baik".
"Jangan seperti itu, kamu juga sudah ibu anggap putra sendiri. Selama ini kamu menjaga Silvia dari jauh tanpa ada yang mengetahui. Sebaiknya kamu juga mencari kebahagiaanmu sendiri Nak LongShang. Kamu sudah cukup umur untuk membina rumah tangga".
"Ibu Yuliana, jika aku sudah menemukannya aku pasti akan memberitahu ibu untuk pertama kalinya".
Sore ini Li Thian beserta Kak Chang datang menghampiri Silvia untuk memenuhi undangan party yang ada di Kediaman Jonathan Nero. Perusahaan TangShi dibawah naungan Silvia memang memiliki kerja sama dengan Perusahaan Nero. Selain untuk bekerja sama, Silvia juga masih menyelidiki latar belakang Jonathan yang belum diketahui.
"Silvia, apa kamu masih ada didalam?. Kakak dan Li Thian sudah menunggumu untuk menghadiri Party di Kediaman Jonathan Nero. Cepatlah keluar.." Panggil Chang.
"Baik Kak, aku akan bersiap-siap". Sahut Silvia yang masih di dalam.
Silvia yang mengurung diri sedari siang akhirnya keluar dari kamarnya memakai Dress Biru langit kesukaannya. Dengan sentuhan kalung diamond pemberian Ludius dan make up natural membuat Silvia tampak lebih anggun.
"Kak Chang dan Li Thian, aku sudah siap..!" Katanya saat keliar dari kamar.
Mata Li Thian memandang Silvia cukup lama, kecantikan alami Silvia memang masih membuat Li Thian belum bisa melupakan Silvia.
"Kamu memang selalu cantik Silvia". Puji Li Thian.
"Ekhem.. Maaf, disini masih ada satu pria lagi yang juga sedang menunggumu!". Kata Chang yang melihat sikap Li Thian yang terlihat masih mencintai Silvia.
"Kak Chang.. Mengapa Kakak tidak mencari pasangan? Apa aku harus datang bersama dua pria?". Canda Silvia.
"Mengapa tidak..! Kami akan menjadi teman priamu Nona Silvia". Li Thian dan Kak Chang mengulurkan tangan mereka.
"Baiklah.. Hanya untuk malam ini kalian akan jadi teman priaku". Canda Silvia.
Silvia masuk kedalam mobil milik Chang dan Li Thian menggunakan mobil yang lain.
"Kakak Chang, apa kamu percaya kalau tadi aku baru saja bertemu Ludius". Kata Silvia di tengah perjalanan mereka.
"Benarkah? Tapi jika kamu telah bertemu dengannya, Mengapa dia tidak datang kerumah dan justru wajahmu terlihat sedih dari tadi?. Aku memang belum lama mengenalmu, Tapi aku tahu.. Saat ini kamu sedang memendam kesedihan dibalik candamu tadi".
"Kakak.. Sejak kapan kamu jadi memperhatikanku?".
"Sejak pertama kali kamu mengorbankan dirimu untuk menyelamatkan nyawaku, hingga berakibat pada rahimmu. Maafkan Kakak Silvia".
"Kakak tidak perlu meminta maaf, Dalam hubungan saudara hal yang paling utama adalah saling mengerti dan terbuka. Dan aku senang Kakak sudah meninggalkan dunia gelap Kakak, bagiku itu sudah cukup".
Perbincangan mereka terhenti saat mobil terhenti didepan Kediaman Jonathan Nero. Li Thian yang telah memakirkan dulu mobilnya membukakan pintu untuk Silvia. Silvia di temani Kak Chang dan Li Thian masuk melewati Red karpet. Semua yang melihat kedatangan Silvia mulai membicarakannya.
Rata-rata dari mereka membicarakan hubungan Silvia dan Ludius dengan Perusahaan TangShi yang saat ini di pegang oleh Silvia. Disana sudah ada Bryan bersama LingLing, bahkan Hanson juga datang menghadiri Party.
"Selamat malam Nona Silvia, senang anda bisa datang ke party saya kali ini". Sapa Nathan dari jauh.
" Tuan Nathan.. Anda adalah Parnert yang sangat berpengaruh bagi Perusahaan kami. Tidak mungkin saya tidak menghadiri undangan dari anda".
"Silahkan Nona Silvia nikmati jamuannya. Saya akan menyapa tamu yang lain". Jonathan pergi dari hadapan Silvia.
"Silvia, Kakak akan pergi menemui tamu yang disana. Kamu tetaplah bersama Li Thian". Kata Kak Chang, dia berlalu menemui tamu wanita yang sedang berdiri di bagian tempat Dissert
"Tetaplah bersamaku Silvia. Aku tidak ingin membahayakan mu untuk kesekian kalinya".
"Jangan cemaskan aku Li Thian. Lihatlah, LingLing datang menghampiriku. Kamu gabung saja bersama Bryan dan yang lain".
" Silvia.. Enak sekali jadi kamu, Datang di antar dua pria tampan". Dari depan LingLing datang langsung membicarakan hal yang tidak penting.
"Bukannya kamu mau menikah dengan Bryan 1minggu lagi yah..? Kalau aku katakan pada Bryan kamu mengatakan hal seperti itu, kira-kira dia cemburu tidak?".
" Silvia.. Jangan gitu dong..! Aku kan cuma bercanda. Lagian kamu serius amat dari tadi, memang kamu lago mikirin apa sih?".
"Bukan apa-apa, hanya sedikit masalah yang mengganjal difikiranku".
Silvia berkata dengan wajah muram membuat LingLing mengerti apa yang sedang difikirkan Silvia. "Kamu masih mikirin Tuan Lu? Sil.. Apa kamu masih ingin mempertahankan keyakinanmu akan dirinya yang sudah 2 tahun menghilang?".
" Entahlah Ling, tapi hati kecilku mengatakan kalau aku harus bersabat sedikit lagi. Jujur aku masih mengharapkan kalau dia tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa dia tidak akan meninggalkan aku lagi sampai kapanpun. Bukankah itu seperti lelucon?".
Disaat Silvia dan LingLing berbincang. Dari lantai atas Jason turun bersama Elena. Elena dengan Gaun malamnya yang Glamour terlihat sepadan dengan kecantikannya.
LingLing Silvia dan semua tamu undangan yang mengenal Ludius tercengang melihatnya pria yang mirip dengan Ludius walau penampilannya berbeda turun dari lantai atas bersama seorang wanita yang cantik asal Inggris itu.
"Sil.. Apa aku tidak sedang salah lihat. Dia Ludius kan?". Tanya LingLing tidak percaya.
" Entahlah..! Aku juga tidak tahu dia siapa. Mungkin orang yang mirip dengan Ludius, penampilan dan gayanya saja sudah berbeda. Mungkin kamu salah orang". Kata Silvia tanpa memandang ke arah Jason dan Elena.
'Walau itu Ludius sekalipun, dia bahkan tidak memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi. Lupakan…!'. Batin Silvia sakit.
Tanpa Silvia ketahui Jason berjalan menghampirinya yang sedang memalingkan wajahnya dari tempat mereka keluar.
"Nona Silvia, kita bertemu lagi disini. Bukankah ini seperti Takdir". Sapa Jason yang sudah berada di belakang Silvia.
Silvia membalikkan badan, dan tepat didepan matanya Jason sudah berdiri memandang wajahnya.
'Mau apa lagi kamu Ludius? Belum cukup kamu mempermainkan perasanku?'. Batin Silvia.
Ingin sekali Silvia memeluk orang yang ada didepannya, tapi jarak mereka terlalu jauh. Sekarang mereka seperti terpisah oleh jurang yang terjal.