Pagi ini Ludius sarapan dengan Sup buatan Silvia. Sudah 2 hari Ludius dirawat di Rumah Sakit akibat luka tembak dan sayatan . Kini kondisinya sudah mulai stabil.
"Silvia sepertinya aku akan keluar Rumah Sakit hari ini. Aku harus kembali ke kantor, karena banyak berkas yang harus aku urus". Ludius beranjak dari tempat tidur dan melepas pakaiannya di depan Silvia,
"Kya… Berhenti...! Setidaknya katakan sesuatu kalau mau ganti baju..!" Teriak Silvia, Dia langsung berbalik arah.
"Apa kamu tidak mau melihat tubuh atletis ku? Aku kira semua wanita menginginkan pria dengan tubuh seperti ini". Ludius mengambil setelan kemeja dan jas yang sudah di persiapan pelayan.
"Masih terlalu pagi untuk Tuan merasa percaya diri, tidak semua wanita berfikiran sama seperti Tuan. Sudah belum gantinya?" .
"Kamu ingin tahu sudah apa belum, Tinggal berbalik arah saja kenapa harus malu. Lagian hanya ada kita berdua disini" . Setelah Ludius memakai kemeja, dia mendekati Silvia. Pandangannya serasa seperti sedang menggoda gadis lugu yang tidak tahu apa-apa.
"Tuan.. apa ini tidak terlalu dekat? Mundurlah sedikit Tuan, Aku merasa sesak". Silvia mendorong Ludius. Ludius yang melihat ekspresi Silvia tersenyum simpul.
'Sabar... pria narsis sepertinya memang harus sabar. Meski tubuhnya indah bagai pahatan maha karya tapi dia bukanlah orang yang tepat untukku kagumi. Silvia, sadarlah...!'. Batin Silvia mengingatkan.
"Gadis kecil, sebenarnya apa yang sedang kamu fikirkan, Apa kamu berfikir aku sedang menggodamu?" Ludius semakin mendekati Silvia hingga tidak ada jarak antara mereka.
"Kalau Tuan tidak sedang menggoda, Lalu apa namanya seorang pria mendekati wanita seperti ini?".
"Fikiranmu terlalu jauh gadis kecil. Aku hanya memintamu untuk memakaikan dasi di leher ku, atau jangan-jangan kamu menyukai hal seperti ini?" Goda Ludius. Dia memberikan dasi pada Silvia.
"Kalau minta pakaikan dasi kenapa tidak bilang saja!" Silvia memakaikan dasi pada Ludius.
"Kamu ikut aku ke kantor, Aku masih perlu perawatan. Dan aku tidak bisa menyuruh orang sembarangan".
"Kenapa tidak meminta suster atau Xiang Zhu untuk merawatmu. Bukankah dia tunanganmu..!" Memalingkan wajah.
"Kalau kamu katakan bahwa kamu tidak suka aku dekat dengannya. Aku akan tetap di sampingmu Seperti ini" . Mendekati Silvia dan memeluknya.
'Tuhan.. aku mohon jangan siksa perasaanku seperti ini. Jika Ludius terus seperti ini, aku yang hanya wanita biasa tidak akan kuat menahan godaannya'. Teriak Silvia dalam hati .
"Tuan Lu, Bagaimana keadaan mu saat ini?" Seseorang membuka pintu. Dia terdiam melihat Silvia sedang dalam pelukan Ludius.
"Silvia… Kamu, bagaimana bisa. Apa yang sedang kalian lakukan?". Perkataan nya membuat Silvia tersadar dan melepas pelukan Ludius.
"Li Thian..!" Silvia seketika menjauh dari Ludius.
"Maaf Silvia,, sepertinya aku datang disaat yang tidak tepat. Aku hanya datang untuk melihat keadaan kalian dan sepertinya Tuan Lu sudah baikan. Jadi tidak ada alasan lagi bagiku untuk berada disini" Li Thian pergi tanpa mendengarkan penjelasan Silvia.
"Li Thian tunggu.." Silvia berlari mengejar.
"Berhenti..! apa aku mengizinkanmu untuk menyusul nya pergi. Jika Selangkah saja kamu pergi, kamu tahu sendiri apa yang bisa ku perbuat..!" Ancam Ludius. Silvia mendekatinya dengan wajah tegak dan tegas.
"Tuan mengancam ku..! Jangan fikir dengan kamu mengancam ku, aku akan tunduk padamu. Kamu telah membuat orang lain salah paham, sudah seharusnya aku meluruskan nya". Kemarahan Silvia membuat Ludius semakin menjadi-jadi. Ludius menarik tangan Silvia dan menjatuhkan nya di kasur.
"Ludius..! Sadarlah..!". Silvia mencoba keluar dari situasi yang tidak baik ini, namun Ludius semakin merajalela.
"Aku sudah sangat bersabar, Justru sikapmu yang membuatku kehilangan kesabaran, sekarang hukuman apa yang pantas ku berikan untuk wanita yang tidak bisa menurut sepertimu..!" Ludius seperti kehilangan kendali, Dia hampir membuat Silvia melakukannya.
"Ludius..!!". Silvia tiba-tiba terisak"Aku mohon jangan.. Jangan lakukan itu..". Melihat Silvia terisak, Ludius yang tersadar dengan apa yang akan dilakukan melepaskan Silvia.
"Bersiaplah..! temui aku di kantor". Ludius pergi meninggalkan Silvia.
Langkah Ludius kacau. Setengah dari hatinya merasa bersalah telah melakukan hal seperti itu pada Silvia. "Ada apa denganku, mengapa aku tidak bisa mengendalikan diriku? Hampir saja aku melukai perasaan Silvia. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi bila aku teruskan perbuatanku tadi".
Di dalam kamar Silvia menangis dengan keadaan yang acak-acakan. Dia membenahi diri dan keluar dari Rumah Sakit dengan keadaan terisak. Longshang yang berada di Rumah Sakit untuk menemui Ludius melihat Silvia tengah berjalan keluar dan menghampirinya.
"Ada apa denganmu, Apa Ludius melakukan hal yang buruk terhadapmu?". LongShang melepas jasnya dan memakaikan nya pada Silvia. "Baiklah aku tidak akan bertanya lagi. Aku akan antar kamu ke rumah Ludius".
"Jangan!. Lebih baik antar aku ke asrama. Disana ada temanku Ling Ling".
Longshang yang melihat keadaan Silvia merasa bahwa telah terjadi sesuatu antara Silvia dengan Ludius. Dalam sekejap Longshang merasakan perasaan aneh yang singgah dihatinya. Dia mencoba untuk menyadarkan perasaannya sendiri. Longshang mengantar Silvia ke asrama tempatnya tinggal sebelum tinggal bersama Ludius.