Chereads / my damn love story / Chapter 5 - Orange juice

Chapter 5 - Orange juice

pemandangan aneh sedang terjadi di dalam perpustakaan prodi. aku yang sedang berada disana merupakan suatu keanehan. why? aku paling malas masuk ke perpus, bukannya aku malas membaca tapi waktu istirahatku paling mantap kalau dipake mendownload anime terbaru.

jadi, kenapa aku tiba2 saja berada di perpus dengan setumpuk buku? kita kembali ke 30 menit sebelumnya. aku ke kampus karena sudah janjian dengan salah satu asisten lab.

"hoi Din, disini" teriak seseorang saat aku tiba di lantai 2 gedung prodiku.

"maaf kak, telat" kataku bersalah.

"santai saja, aku yang datang lebih cepat dari waktu janjian" aku ber"oh" panjang.

"jadi ada apa kak? laporan kelompokku ada yang salah" tanyaku penasaran.

"tidak, laporan lengkap kan udah di dosen. aman semua kok" aku menatap seniorku penuh tanya.

"jadi gini, sekarang aku sedang mengerjakan skripsi. dan rencananya aku akan meneliti disekitar tempat kalian kuliah lapangan sebelumnya"

"wah.. kakak akhirnya skripsian, selamat kak" kataku dengan mata berbinar. sebenarnya seniorku ini dua tahun di atas angkatanku dan harusnya sudah pakai toga tahun ini. jadi mungkin kata2ku agak menyindir, mudah2an dia tidak menangkapnya seperti itu.

"iya terima kasih. aku ingin minta tolong, bisa?"

"bisa2 kak, selama saya mampu"

"dengar2, pas kuliah lapangan kemarin kamu yang urus perizinan di tempat itu. bisa jelaskan padaku apa2 saja yang harus kusiapkan? " aku menjelaskan dengan santai dan seniorku sesekali menyela untuk bertanya.

"baiklah terima kasih yah" kata seniorku setelah aku selesai. aku hanya tersenyum lebar. "ngomong2 kamu sudah memikirkan metode yang akan kamu gunakan buat tugas akhir nanti? " lanjut seniorku membuatku bengong. benar juga, aku sudah semester 7 sudah waktunya memikirkan ini.

"belum mikir sampai sana kak" kataku.

"lebih baik kamu mikirin itu sekarang, jangan kebanyakan nonton anime"

kata seniorku santai membuatku hampir mendampratnya.

dan disinilah aku, di perpus dengan beragam penelitian orang. meski kepalaku sudah hampir meleleh aku tetap mencatat dan memilah penelitian yang menurutku menarik.

dua jam kemudian, aku menyerah. asap hitam sudah keluar dari telingaku dan mataku terasa gatal. kepalaku tergeletak di atas buku catatan yang lebih mirip death note. sesuatu bergetar di dalam tasku, aku menerima telpon dengan malas.

"iya.." jawabku.

"kenapa lu? lemes banget" aku menatap telpon dan melihat gambar panda.

"gue abis baca jurnal dua jam nonstop"

"haha, pantesan. gua udah hampir masuk kampus lu, ketemu dimana? " perasaan aku tidak punya janji dengan makhluk astral ini. tapi aku sedang kehabisan tenaga untuk berdebat.

"di depan fakultas aja, tapi masih harus cek nilai ntar sore"

"ya udah, meluncur" katanya lalu memutuskan telpon. aku memutuskan meminjam beberapa jurnal dan keluar dari perpus.

aku berjalan ke arah parkiran fakultas sambil mengecek kembali catatan yang kubuat tadi. sepertinya tidak terlalu buruk, mungkin aku harus menghadap dosen untuk minta saran tugas akhir yang asoyy.

"hei aldina" teriak seseorang membuat pandanganku beralih dari catatan ke sumber suara. ternyata si panda.

"hoi" balasku lalu berjalan ke arahnya.

"nih, biar lu ngga pingsan gara2 kehabisan tenaga" kata si panda sambil memberikan jus jeruk padaku.

"gua kan ngga nitip" kataku heran.

"sama-sama"katanya sarkas sambil menyodorkan jus jeruk itu.

"makasih deh, tau aja gue butuh nutrisi" kataku lalu menyerumput jus jerus manis nan dingin menyegarkan itu. aku tersenyum lebar setelahnya, sel2 otakku kembali hidup. "jadi kita mau kemana? "kata si panda lagi.

"sini ikut kakak yang keren ini" kataku lalu naik ke atas motor si panda. dia hanya terkekeh renyah mendengar ocehanku.

aku mengocek sepanjang jalan dan si panda hanya tertawa, sesekali dia terdengar gemas dengan lelucon garing yang kuceritakan.

-0-

"jadi tempat keren yang kakak maksud itu taman kampus? " kata panda dengan muka jutek. aku terkekeh pelan dan menyeruput air kelapa muda yang kami beli di perjelanan. ternyata jus jerus tidak cukup untukku.

"iya lah tempat ini indah, ada air mancurnya dan yang paling penting gratis" kataku sungguh2. Fadil tersenyum mendengar jawabanku.

"Din, kamu bener2 deh.."

"gila, emang sih banyak yang bilang" kataku memotong kalimat Fadil.

"sotoy, gue ngga mau bilang itu kok" katanya santai.

"lah terus?" tanyaku penasaran. dia menggeleng dan menyeruput air kelapa muda di sampingnya.

"sok misterius lu" kataku sebal. tapi detik berikutnya aku sibuk menikmati air mancur dan menggoyangkan kakiku. kami sedang duduk di jembatan melingkar yang mengelilingi air mancur di tengah danau buatan. aku menutup mata dan menikmati suara air mancur yang mengalir deras di depanku.

"kamu itu lain dan aku suka itu" kata Fadil tiba2 membuatku membuka mata.

"hah? lu ngomong apa? "tanyaku takut salah dengar. muka Fadil berubah serius,sepertinya aku tidak salah dengar.

"muka lu nyeremin Dil" kataku pelan.

"hahaha, lu bener2 deh. tega banget bilang muka gue seram" katanya lalu tertawa heboh. untuk beberapa saat aku bernapas lega, dia hanya bercanda pikirku.

"gue suka sama lu, dan lu ngga salah dengar. mungkin kedengaran kayak gombal atau aneh buat lu, tapi gue suka lu saat pertama kali kita bareng2" kata Fadil sambil menatapku dalam2. aku bengong, parah.

"tap.. tapi" kataku terbata.

"gue tau kita baru kenal, tapi gue cuman mau bilang aja. jaga2 kalau lu masukin gue ke friendzone lu" katanya membuatku menggaruk hidung. hening beberapa saat, "kruyuuk" suara perutku memecahkan keheningan. mukaku berubah merah, malu, rasanya ingin nyebur ke danau. Fadil kembali ngakak sampai memegangi perutnya. kami memutuskan pergi makan saat kesadaran Fadil kembali. itupun aku sampai ngambek akhirnya dia berhenti ngakak.