Sudah dua hari Nicky mendiamkan Raka, karena kesalahan Raka yang telah tega membuat keputusan sendiri untuk minta pada Elina membatalkan kontrak kerjanya. Itu sangat membuat Nicky malu untuk bertemu Elina. Raka yang merasakan kediaman Nicky menjadi gelisah dan berpikir untuk segera meminta maaf pada Nicky. Raka tidak ingin proses akad nikahnya yang kurang seminggu lagi akab menjadi berantakan dengan masalah ini. Raka menunggu dengan setia di bwah teriknya matahari di depan sekolah Nicky. Hari ini Raka menjemput Nicky di sekolahnya, Raka berencana hari ini akan mengajak Nicky ke toko buku langganan Nicky untuk membeli beberapa novel agar bisa di bawa Nicky pulang besok pagi ke surabaya. Hari ini hari terakhir Nicky mengajar, dan sekalian memberitahu teman-temannya yang mengajar jika minggu depan Nicky akan menikah. Dengan sabar Raka bersandar tiang di halte yang berada di depan sekolah pada posisi dekat sebelah pintu. Mata Raka mengawasi pintu sekolah di mana siswa siswi SMA Mahardika sudah banyak yang berhamburan keluar dari kelasnya. Setelah beberapa saat, keadaan sekolah sudah agak mulai sepi hanya ada beberapa anak yang terlihat ke sana kemari. Di lihatnya Nicky berjalan dengan sedikit agak tertunduk sambil menutup wajahnya yang tidak ingin terkena sinar.matahari.
" Nonaaa Nicky,....?" sapa Raka menggoda dengan bersembunyi di balik tiang.
Mata Nicky menoleh mencari sumber suara yang di kenalnya. Dan di lihatnya Raka muncul dari balik tiang dengan senyum manis pipitnya.
Namun Nicky masih tidak menampakkan senyumnya. Dengan penuh kesabaran Raka menghampiri Nicky dan segera menggandeng tangan Nicky. Nicky tidak menolak, namun masih diam. Bahkan saat Raka menuntunnya berjalan menyusuri troatoar yang arahnya tidak menuju ke arah rumahnya. Saat tiba di toko buku langganan Nicky, Raka menghentikan langkahnya, yang membuat langkah Nicky pun terhenti, tak ayal wajah Nicky membentur punggung Raka. Raka tertawa pelan melihat sikap Nicky yang seperti anak kecil di saat marah walau di gandeng, masih saja berjalan di belakang Raka. tidak mau berdampingan dekat Raka.
" Masuk yuk Nick,..." ajak Raka kalem.
tanpa menunggu jawaban Nicky Raka menarik tangan Nicky dan mengajaknya masuk ke dalam toko. Mata Raka mencari-cari ke lorong yang khusus keluaran Novel-novel terbaru. Nicky yang sudah hafal tempatnya langsumg membawa Raka menuju lorong empat.
" Sekarang ada apa , kamu mengajakku ke sini,...?" tanya Nicky membuka suara.
Mata Raka mencari lagi area tempat untuk membaca, Raka ingin berbicara lebih dulu dengan Nicky untuk meminta maaf.
" Ayo duduk di sana dulu sebentar,..." ajak Raka. Berdua berjalan ke tempat baca yang tidak jauh dari lorong empat.
" Nick,...." pamggil Raka. tangannya meraih tangan Nicky yang berada di atas meja." Aku minta maaf ya,...aku tahu kali ini aku melakukan hal yang sangat melukaimu,....seharusnya aku tidak melakukannya, seharusnya aku memikirkan perasaanmu ..." Aku minta maaf sayang,..." ucap Raka serius dengan tatapan mata penuh penyesalan.
Nicky menangkap mata tulus itu,... Nicky tahu apa yang di lakukan Raka hanya untuk kebaikannya. Tapi Nicky tidak bisa melakukannya pada Elina orang yang sangat baik, dan yang sudah di anggapnya mama itu.
Nicky tersenyum, dan membalas genggaman Raka.
" Sudahlah,...aku sudah memaafkanmu,...." kemarin aku sudah bilang pada Mama dan Bagas kalau aku akan tetap bekerja sampai masa kontrak itu habis,.." jawab Nicky.
" Berati kita akan selalu merasakan merindu lagi walau setelah kita menikah,..." ucap Raka dengan kebat kebit,...
Nicky tertawa pelan.
" Anggap saja latihan buat kita ,....untuk bisa menahan nafsu ,.... " Nicky terkekeh.
" Itu bukan lagi nafsu Nick,.... itu kebutuhan dan itu sudah hak dan kewajiban kita sayang,.." suara Raka merajuk.
Nicky tersenyum malu.
" Sudah,....itu kita bahas nanti saja,...sekarang selain minta maaf, ada apa mengajakku ke sini,...?" tanya Nicky mengalihkan pembicaraan.
" Sebagai permintaan maafku. aku bersedia membayar Novel-novel yang kamu inginkan sekarang,... terserah kamu mau berapa, kamu borong semua juga ga apa,..."
Mata Nicky berbinar senang.
" Benarkah,....?" Aahhhh aku tahu , .kamu menyogokku kan,...?" alia mata Nicky naik ke atas.
" Bukan,...anggap saja ini hadiah dariku untuk waktu sepekan di surabaya biar kamu tidak bosan,... " jawab Raka santai.
" Baiklah,.... aku anggap begitu,... Ayoi bantu aku memilihnya,... " Nicky bangun dari duduknya dan segera menuju lorong empat. Raka mengikutinya dengan garuk garuk lehernya.
" Agak cepetan Ka,... aku harus kerja siang ini, sekalian minta ijin cuti pada Bagas,... " kata Nicky sembari meraih novel-novel yang akan di beli.
Dengan wajah senang, Nicky dan Raka keluar dari toko buku mbak Ira. Nicky mendapatkan discount banyak dari Mbak Ira karena mendengar Nicky akan menikah dalam waktu dekat.
***
Sambil membawa beberapa Novel , Nicky berangkat ke kantor Bagas. Agak sedikit terlambat Nicky sampai di sana. Nicky mengetuk pintu pelan, dan segera masuk ke dalam. Sepi .... tidak ada Bagas di sana. Nicky segera keluar kembali dan bertanya pada Genta yang sibuk kerja.
" Gen,...kamu tahu Bagas ke mana,...di ruangannya tidak ada,...." tanya Nicky.
" Ohh,....Bagas ada rapat sebentar ....bentar lagi pasti sudah selesai,..." Nahhhh tuh dia,..." Genta menunjuk Bagas yang keluar dari lift bersama seorang wanita yang sangat cantik dan anggun sangat terlihat dewasa. Bagas menghampiri Nicky,....
" Kenapa tidak masuk Nick,...?" oh ya kenalkan ini Jeany,....pengganti sementara dirimu nanti,.." Bagas mengenalkan Nicky pada Jeany. Ada rasa kecewa yang tiba-tiba hinggap di hati Nicky. Kenapa hatinya merasa tidak rela posisinya yang akan di ganti orang lain. Jeany mengulurkan tangannya dengan senyumannya yang anggun.
" Jeanny,..."
" Nicky,...." balas Nicky dengan hati tercubit.
" Gas aku mau bicara sama kamu,..." lanjut Nicky beralih menatap Bagas.
Bagas mengangguk.
" Jean,..kamu belajar dulu sama Genta ya,...dan minta Genta untuk menyiapkan berkasnya untuk kita bawa nanti ke jakarta ..." Bagas menjelaskan ke Jeany dan Genta. kemudian beralih menatap Nicky. " Yuk ,..masuk, ."
Nicky mengangguk dan mengikuti Bagas masuk ke dalam, namun pikiran Nicky berputar mengingat dengan apa yang di katakan Bagas pada Jeany, "sore ini akan ke jakarta bersama Jeany,..?" kenapa harus sama Jeany kenapa tidak bersama Genta,..." hati Nicky bermonolog dan terasa ada yang menusuk-nusuk hatinya kembali.
" Ada apa Nick,...?" tanya Bagas , setelah duduk berhadapan di sofa panjang.
" Acara akad nikahku,....di laksanakan minggu depan, aku minta ijin cuti selama seminggu ..dan besok pagi aku akan pulang ke surabaya bersama Raka,..." Nicky menjelaskan dengan gugup.
" Di ijinkan,..." jawab Bagas singkat. Bagas tidak ingin hatinya terlihat terluka di hadapan Nicky, Dia harus bisa kuat demi Nicky.
" Gas,..." panggil Nicky dengan tatapan yang sulit di mengerti.
" Hemmm,..ya,.." jawab Bagas pelan.
" Aku ingin kamu datang ke surabaya bersama Mama dan Genta,..." aku membutuhkan kehadiramu dan Mama" ucap Nicky lirih.
Bagas menghela nafas berat, sangat berat.
" Maafkan aku Nick,...mungkin aku tidak bisa hadir,....karena nanti malam aku harus ke jakarta , perusahaan Mas yoga ada masalah di sana,..aku harus membantunya,..." jawab Bagas.
" Memang berapa lama kamu harus di sana,...?" dan apakah kamu perginya sama Jeany,..?" tanya Nicky yang hampir tidak bisa menahan hatinya.
" Mungkin beberapa minnggu Nick, bisa juga sebulan tergantung nanti masalah di sana,..." Yaa,.. aku pergi sama Jeany, ..dia pintar dalam pekerjaannya aku sudah mengenalnya lama.,.." kata Bagas
" Kenapa tidak bersama Genta saja,... ?" tanya Nicky lagi kepalanya terasa berputar dengan apa yang di bilang Bagas.
" Genta biar menemani Mama ke surabaya...."
" Tidak bisakah Gas, untuk hari minggu saja kamu pulang, agar bisa hadir di sana,...?" Nicky memohon,...
Bagas terdiam, di tatapnya mata Nicky yang berkaca-kaca. Tapi Bagas sudah memutuskan untuk tidak hadir dalam acara tersebut. Hatinya sudah tidak akan sanggup lagi jika dia ada di acara tersebut.
" Maaf Nick,....jika aku bisa, aku pasti hadir,...masalah perusahaan Mas yoga lebih penting,...jika aku tidak membantunya perusahaannya akan hancur ..." kata Bagas.
Nicky segera bangkit dari duduknya dengan mata yamg sudah tumpah. Hatinya sakit, hatinya terluka, hatimya sangat kecewa dengan sikap Bagas.
" Baiklah,...kamu tidak usah datang,...memang acaraku tidaklah penting di banding masalah Mas yoga,..." walaupun satu hari saja aku minta , tetap itu bukan yang penting bagimu,..." aku sangat kecewa padamu ....kamu telah menyakitiku Gas,... aku kira kamu menyayangiku ,... ternyata aku salah,...." Nicky mengusap airmatanya, " aku harap hari ini terakhir aku bertemu denganmu dan memohon padamu ...aku membencimu,....!" kamu sama sekali tidak perduli padaku,....dan aku katakan padamu,...aku juga tidak akan perduli lagi padamu,....bahkan kamu mati sekalipun ....aku benci padamu ...Bagas,..!" Air mata Nicky menetes dengan rasa sakitnya, hatinya terluka kembali sama persis dengan apa yang di alami di masa kecilnya. Nicky berlari keluar tanpa sedikitpun melihat Bagas. Berlari dengan semua perasaannya, rasa lukanya, cemburunya , sakitnya,.....hanya karena Bagas.