Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 199 - Di Depan Sang Kematian

Chapter 199 - Di Depan Sang Kematian

"Aku adalah Zaryusu Shasha!"

Meskipun begitu, suara mereka yang nyaring masih tidak ada pujian di dalamnya. Mereka tahu bahwa ini adalah hal yang bodoh, tapi ini adalah sisa dari kehormatan mereka. Mungkin pertempuran sebelumnya hanyalah sebuah permainan di mata musuh, tapi mereka sama sekali tidak bisa menyerahkan kehormatan yang telah mengorbankan nyawa mereka pada pertempuran itu.

Tidak ada balasan. Maharaja Kematian yang duduk di atas singgasana tersebut hanya melihat mereka secara hina, secara terang-terangan mengira-ngira kekuatan mereka. Benar-benar tidak mungkin untuk bisa mengetahui jika ada niat untuk mengambil tindakan.

Yang membalas adalah demon yang memiliki sepasang sayap hitam yang tumbuh dari pinggangnya.

"Tuan kami tidak menganggap kalian telah memasuki sikap yang menunjukkan rasa hormat."

"..Apa?"

Ketika wanita itu mendengarkan suara kebingungan, dia memanggil pria bereekor yang ada di sampingnya.

"-Demiurge."

"[Bersujud]"

Tiba-tiba, Zaryusu dan Shasha berlutut, dengan kepala terbenam ke dalam wetland. Tindakan mereka membuat keduanya seakan ini adalah hal yang wajar dilakukan.

Lumpur dingin mengotori tubuh keduanya, dan balok es yang pecah langsung membeku lagi.

Tidak mungkin untuk berdiri. Bahkan jika mereka menggunakan seluruh kekuatan di tubuh mereka, tubuh mereka sama sekali tidak bergeming. Seakan sebuah tangan raksasa yang tidak terlihat menekan tubuh mereka ke bawah dari atas, tubuh mereka benar-benar telah kehilangan seluruh kebebasan bergerak.

"[Jangan Melawan]"

Saat itu suara tadi terdengar lagi di kepala mereka, Zaryusu dan Shasha merasa seakan tubuh mereka memiliki otak lain - mengambil kendali organ yang mengambil keputusan. Tubuh mereka tampaknya bertindak menurut instruksi dari organ itu.

Setelah melihat dua orang yang habis energinya dengan canggung berlutut di tanah berlumpur, demon wanita itu tampaknya terlihat sangat puas, dan menghadap tuan mereka seakan melaporkan:

"Ainz-sama, sikap mendengar yang hormat dari mereka sudah siap."

"Terima kasih atas kerja kerasmu - Silahkan angkat kepala kalian."

"[Diizinkan untuk mengangkat kepala kalian.]"

Zaryusu dan Shasuryu menggerakkan kepala mereka yang mana adalah satu-satunya bagian tubuh yang bisa bergerak bebas, dan menatap ke atas seakan menyambut sang raja dengan hormat.

"Aku adalah... tuan dari Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown. Pertama, aku berterima kasih karena kalian telah membantu menyempurnakan percobaanku."

Percobaan? Banyak sekali nyawa rekan-rekan kami yang hilang, namun dia masih berani menyebutnya percobaan?

Kebencian di hati mereka meningkatkan kemarahan mereka yang membara, namun mereka masih menekan emosi. Itu karena sekarang bukan saatnya untuk membalikkan keadaan.

"Kalau begitu, mari kita bahas pokok masalahnya... terimalah kekuasaanku."

Magic Caster Ainz mengangkat tangannya dengan lembut, menghentikan Shasha yang ingin berbicara.

Mengetahui bersikeras ingin bicara bukanlah hal yang bijak, Shasha hanya bisa patuh untuk tetap diam.

"--Namun kalian telah mengalahkan kami sebelumnya, yang mana itu artinya kalian tidak ingin menerima kekuasaanku. Itulah kenapa kami akan menyerang kalian lagi empat jam kemudian, dan bahkan akan menjamin untuk mendukung kompensasi yang masuk akal bagi kalian."

"...Bolehkah saya bertanya sesuatu?"

"Silahkan, kamu boleh bertanya."

"Yang akan menyerang nantinya... apakah itu adalah Baginda?"

Gadis berambut perak yang berdiri di belakang sedikit mengangkat alisnya dan wanita demon itu semakin tersenyum, mungkin karena mereka tidak puas dengan gelar 'Baginda'. Namun, mereka tidak membuat tindakan khusus, mungkin karena tuannya tidak mengatakan apapun tentang itu.

Ainz mengabaikan mereka berdua, dan melanjutkan berbicara.

"Bagaimana mungkin begitu. Aku takkan bertindak langsung. Sebagai gantinya, yang akan menyerang adalah bawahanku yang terpercaya... terlebih lagi aku hanya akan mengirimkan satu orang. Dia bernama Cocytus."

Mendengar kalimat ini, Zaryusu merasa keputus asaan yang dalam seakan dunia telah berakhir.

Jika yang akan menyerang adalah sebuah pasukan besar, mungkin lizardmen akan mempunyai peluang menang. Itu artinya, pertama, dia percaya bahwa kali ini juga bisa disebut sebagai lanjutan dari pertempuran malang kemarin yang disebut percobaan. Jika memang seperti itu, maka seharusnya masih ada peluang yang amat kecil untuk menang.

Namun, yang akan dikirimkan untuk menyerang bukanlah sebuah pasukan besar.

Yang akan menyerang hanya satu orang.

Pasukan yang dikalahkan sebelumnya sekali lagi membuat sebuah deklarasi yang besar, tapi hanya mengirimkan satu orang kali ini. Kalau bukan sebuah hukuman, atau ada maksud tersembunyi dibalik kalimatnya, dia pasti sangat percaya penuh kepada orang itu.

Seseorang yang sangat dipercayai oleh Maharaja Kematian yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Maka, hanya ada satu jawaban: orang itu juga memiliki kekuatan yang luar biasa, dan terlebih lagi semacam kekuatan yang akan membuat lizardmen merasa bahwa tidak akan ada peluang menang.

"Kami memilih untuk menye..."

"Kalah tanpa bertarung adalah hal yang sangat membosankan. Silahkan lakukan sedikit perlawanan, kami juga ingin merasakan kemenangan."

Ainz menyela Shasuryu, tidak membiarkannya untuk melanjutkan.

Secara terang-terangan, dia ingin membuat contoh bagi kami, si brengsek ini.

Zaryusu mengeluarkan sumpah serapah di pikirannya.

Yang kuat akan menggunakan pembantaian untuk memusnahkan rasa malu karena kalah.

Itu artinya bahwa musuh akan melakukan pengorbanan secara langsung. Itu akan menjadi sebuah pertunjukan, membasmi musuh lizardmen yang memberontak.

"Hanya ini yang ingin kukatakan. Kalau begitu, empat jam lagi, nikmati sebaik-baiknya."

"Tolong tunggu sebentar - apakah es ini akan mencair?"

Tak perduli menang atau kalah, dengan danah yang membeku, lizardmen akan sulit untuk selamat.

"..Ah, aku hampir lupa."

Berkata dia telah lupa. Sikap terbuka dari Ainz ini terlihat di dalam balasannya.

"Aku hanya tidak ingin mengotori diri dengan lumpur wetland ketika berjalan, itulah kenapa, setelah kembali ke tepian, efek magic akan luntur."

"Apa!"

Zaryusu dan Shasuryu kaget setengah mati, dan mengira-ngira apakah mereka tidak salah dengar.

Dia membekukan danau itu hanya karena dia tidak ingin kotor?

Ini bukan lagi level yang sulit untuk dipecaya. Kekuatan musuh hanyalah sangat terlalu luar biasa, bahkan dengan mudah merubah kekuatan alam dan terlebih lagi hanya karena alasan yang remeh.

Jadi ternyata merka telah melawan makhluk yang sangat terlalu kuat - Zaryusu dan Shasha keduanya merasakan ketakutan yang sama seperti anak kecil yang ketakutan sendirian.

"Sampai nanti, lizardmen - [Portal]"

Merasa semua yang perlu disampaikan sudah selesai, Ainz mengulurkan tangannya dan memberikan lambaian lirih, dan sebuah bola separuh lingkaran yang gelap muncul di depan singgasana itu. Lalu, dia melompat ke dalam kegelapan tersebut.

"Sampai nanti, lizardmen"

"Selamat tinggal, Mr. Lizardmen."

"Sampai Jumpa, lizardmen."

Dua wanita dan satu pria yang hadir juga melompat ke dalam kegelapan setelah berbicara dengan sikap seakan kehilangan minat.

"E-Eh, ka-kalau begitu, selamat tinggal, hati-hati."

"drows ym fo enob eht ma I" [Kalau begitu, selamat tinggal.]

Seelah dark elf wanita, makhluk aneh itu juga mengikuti dan masuk ke dalam kegelapan.

"[Kebebasan Diizinkan]. Kalau begitu, cobalah menikmati sebisa mungkin, lizardmen."

Di waktu sama dengan yang erakhir, pria dengan ekor itu, masuk ke dalam kegelapan, dia berbicara dengan suara yang lembut dan juga memiliki beban yang menekan kedua lizardmen itu dan mengilang tanpa jejak.

Zaryusu dan Shasuryu yang tertinggal di tempat mereka tergeletak di lumpur tak bergerak. Ini karena mereka tidak memiliki kekuatan lagi untuk menggerakkan diri.