Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 200 - Buat Aku Hamil

Chapter 200 - Buat Aku Hamil

Mereka tidak lagi merasakan sakit karena angin membekukan yang terus bertiup, karena mereka telah menderita serangan mental yang melebihi luka fisik mereka sejauh ini.

"Sialan..."

Shasuryu mengutuk dengan suara lirih, sangat tidak cocok dengan kepribadiannya, dan termasuk di dalamnya tercampur banyak sekali emosi.

Keduanya disambut kembali oleh berbagai macam kepala suku yang memanjam ke atas dinding lumpur untuk menghindari udara dingin. Tidak ada lizardmen lain di sekeliling.

Mungkin, mereka sudah mengaturnya karena mereka telah mempertimbangkan sebelumnya bahwa ada beberapa masalah yang perlu didiskusikan dengan rahasia. Shasuryu berpikir secara kasar bahwa itu adalah masalahnya, dan tidak perlu lagi menyembunyikannya. Lalu dia langsung memberitahukan kepada semuanya atas apa yang sudah dia kumpulkan tentang progress dari pertemuat itu yang sulit disebut sebagai negosiasi yang benar.

Tak ada yang bereaksi banyak, kecuali sedikit waspada, terhadap penjelasan Shasuryu yang diucapkan dengan nada berat. Mereka kelihatannya sepeti ini karena mereka mungkin sudah memperkirakan kesimpulan dari negosiasi yang terjadi tadi.

"Aku mengerti... kalau begitu esnya akan cair ya kan? Jika tidak cair, maka kita takkan bisa bertarung meskipun kita menginginkannya."

"Tidak masalah. Lawan bilang bahwa magic ini akan luntur."

"Apakah ini adalah pertukaran yang dihasilkan dari negosiasi itu?"

Terhadap pertanyaan yang diutarakan oleh kepala suku Small Fang, Shasuryu tidak membalas, tapi hanya tersenyum kecil. Melihat reaksi itu, dan mengerti apa artinya, kepala suku Small Fang hanya menggelengkan kepala dengan berkecil hati.

"Ketika kamu maju untuk negosiasi, kami melakukan penyelidikan... dan menemukan bayangan musuh di dalam danau yang terlihat seperti pasukan skeleton. Kami takut bahwa mereka membentuk formasi untuk mengepung kita dan menunggu perintah."

"Aku kira.. lawan... tidak berencana untuk melepaskan kita."

"Lawan itu sangat serius, jadi itu artinya.."

"Itu hanya spekulasi."

Keempat orang yang tidak ikut dalam negosiasi menghela nafas panjang. Kesimpulan yang mereka dapat juga percaya bahwa selanjutnya adalah ritual pengorbanan secara langsung.

"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?"

"...Gerakkan seluruh lizardmen kelas warrior, dan juga... yang ada disini..."

"Kakak... bisakah kamu memperbolehkan hanya lima orang yang ikut?"

Dari sudut matanya, Zaryusu melihat ekspresi bingung di wajah Crusch. Dia melanjutkan, menarik perhatian seluruh lizardmen pria termasuk kakaknya.

"Jika tujuan musuh hanya untuk menunjukkan kekuatannya yang luar biasa, maka lizardmen seharusnya tidak akan dimusnahkan. Oleh karena itu, kita perlu individu yang bisa memimpin, figur sentral untuk membawa seluruh lizardmen yang selamat. Jika semua orang disini kehilangan nyawa mereka, itu akan menjadi kerugian yang besar di masa depan lizardmen."

"..Itu adalah poin yang benar. Bukankah begitu, Shasuryu."

"Hmm, Zaryusu... benar."

Dua kepala suku bergantian melihat Zaryusu dan Crusch, lalu mereka berdua menunjukkan persetujuan.

"- Tidak ada hal yang tidak dapat diterima dengan itu; Aku juga setuju."

Setelah persetujuan dari kepala suku terakhir Zenberu, Shasuryu tidak menemukan alasan apapun untuk menolak permintaan adiknya.

"Keputusan kita sudah bulat kalau begitu. Aku juga berpikir tentangnya, perlu seseorang yang selamat untuk memimpin dan mengumpulkan seluruh suku - Crusch seharusnya yang paling tepat untuk membawa tanggung jawab ini. Kealbinoannya mungkin adalah sebuah rintangan, tapi kemampuannya sebagai druid tidak bisa diganti."

"Tunggu sebentar. Aku juga ingin bertarung sama-sama."

Crusch berteriak keras, memprotes mengapa dia tidak diikut sertakan sekarang.

"Terlebih lagi, jika kita harus meninggalkan seseorang, bukankah Shasuryu lebih baik? Dia adalah pemimpin suku yang paling dipercayai diantara kita!"

"Dan itulah kenapa kita tidak bisa meninggalkannya. Tujuan musuh adalah untuk menunjukkan kekuatan yang luar biasa, mungkin berharap kita akan putus asa, sehingga kita akan tunduk dengan lebih mudah. Namun, apa yang terjadi jika ada seseorang diantara yang selamat menjadi tumpuan haapan mereka, hmm?"

"Dan.. diantara kepala suku yang hadir, yang memiliki popularitas terendah adalah Crusch."

Crusch tidak bisa berkata apapun. Itu adalah kenyataan yang tak terbantahkan bahwa dia adalah seorang albino dan memiliki popularitas terendah.

Mengetahui bahwa tak ada yang bisa dikatakan untuk membuat mereka yakin, Crusch terpaku pada Zaryusu.

"Aku juga ingin pergi sama-sama. Ketika kamu memanggilku kesini, kamu sudah memutuskan untuk membuatku mengambil keputusan sendiri, jadi mengapa kamu masih mengatakannya seperti itu?"

"...karena waktu itu, semuanya kelihatannya akan terbunuh, tapi sekarang kita memiliki peluang yang relatif besar untuk membuat satu orang selamat."

"Jangan bercanda!"

Udara bergetar seakan menggemakan kemarahan Crusch. Karena emosinya yang meluap-luap, suara dinding lumpur terpukul berkali-kali bisa terdengar saat ekor Crusch mengamuk tidak karuan.

"Zaryusu, kamu yakinkan dia. Sampai jumpa lagi empat jam kemudian."

Shasuryu melemparkan kelimat ini sebelum cepat-cepat berpisah dengan langkah yang panjang, diikuti suara es yang pecah dan percikan air. Tiga kepala suku melompat turun dari dinding lumpur dan mengikuti Shasuryu. Zenberu juga membelakangi mereka berdua saat dia melambaikan tangannya dengan lembut untuk berpisah.

Setelah berpisah dengan mereka, Zaryusu menoleh menghadap Crusch.

"Crusch, tolong mengertilah."

"Bagaimana aku bisa mengerti! Dan bukan hal yang biasa jika kamu kalah! Jika kamu memiliki dukungan kekuatan druidku, mungkin kamu akan menang!"

Kalimat ini sangat hampa bahkan Crusch yang mengatakan tidak percaya dirinya sendiri.

"Aku tidak ingin lizardmen wanita yang kucintai terbunuh. Tolong penuhilah keinginan lizardmen pria yang bodoh ini."

Crusch menunjukkan ekspresi terluka, dan memeluk Zaryusu.

"Kamu terlalu egois."

"Maaf.."

"Kamu mungkin akan mati."

"Uh huh..."

Memang benar, peluang selamat memang sangat rendah. Tidak, malahan bisa dikatakan dengan pasti bahwa tidak ada peluang selamat.

"Dalam seminggu yang singkat, kamu sudah menangkap hatiku, namun kamu masih mengatakan kepadaku untuk melihatmu yang tidak berdaya saat terbunuh?"

"Um.."

"Bertemu denganmu adalah keberuntunganku, tapi juga adalah kesialanku."

Crusch yang sedang memluk dada Zaryusu semakin mempererat pelukannya, seakan dia tidak ingin melepaskannya.

Zaryusu tidak berkata apa-apa.

Apa yang harus dia katakan?

Apa yang bisa dia katakan?

Pikirannya seluruhnya mengalami masalah buntu yang sama.

Setelah beberapa saat, Crusch mengangkat kepalanya, dengan ekspresi yang penuh dengan tekad.

Zaryusu merasakan tidak tenang di hati saat dia merasakan Crusch akan bersikukuh ikut. Saat ini, Crusch mengutarakan beberapa kalimat singkat kepada Zaryusu.

"Buat aku hamil."

"-Hah?"

"Cepat Kemarilah!"