Cocytus menapaki jalan dengan langkah kaki yang sangat berat menuju aula Takhta. Seakan mereka dipengaruhi oleh penyakit menular, bawahan yang mengikutinya di belakang sama halnya langkah kaki mereka juga pelan dan berat.
Alasan dari langkah kaki yang berat ini adalah karena kekalahan yang mereka telan sebagai hasil dari perang melawan lizardmen. Sebagai komandan dari pasukan Nazarick yang agung, dia telah membiarkan kegagalan menodai reputasinya.
Tentu, diciptakan sebagai warrior, Cocytus sendiri menghormati warrior yang menonjol seperti lizardmen.
Namun, ini adalah masalah yang berbeda sama sekali.
Nazarick tidak mentolerir kegagalan. Terlebih lagi, kali ini bukanlah pertempuran bertahan seperti di masa lalu, tapi ekspedisi pertama. Siapapun yang mengalami kekalahan dalam pertempuran pertama mereka tidak mungkin bisa berada dalam suasana hati yang positif.
Teringat ucapan Demiurge, pasukan yang diberikan untuk tugas ini memang lemah, tapi itu hanya alasan. Meskipun ada kemungkinan tuannya merencanakan ekspedisi ini untuk gagal dari awal.
Pada akhirnya, aula takhta berada di depan, dan ruangan sebelumnya, yang bernama "Solomon's Gate" (Gerbang Solomon), sudah terlihat. Dengan demikian, semakin dekat mereka, semakin berat pula langkah kaki ini jadinya, seakan mereka berada dalam pengaruh semacam efek magic.
Meskipun jika dia disalahkan oleh tuannya, bukan masalah. Meskipun jika dia terbunuh, atau memerintahkan bunuh diri, dia sudah sangat siap secara mental untuk tindakan yang diperlukan agar bisa bersih dari rasa malu ini.
Apa yang sangat dikhawatirkan olehnya, adalah mengecewakan tuannya.
Jika Supreme Being yang terakhir membuangnya, apa yang akan dia lakukan?
Cocytus menganggap dirinya seperti pedang, yang mana berada dalam genggaman tuannya dan akan patuh menebas apapun ketika diperintahkan. Itulah kenapa, dianggap tidak berguna atau tidak efektif oleh tuannya adalah hal yang paling menakutkan.
Tidak hanya itu, jika guardian lain harus menyerah demi tanggung jawab bersama, Cocytus tidak tahu bagaimana harus menghadapi mereka.
Tidak mungkin ini akan dimaafkan, jika akhirnya ini adalah kegagalan yang parah hingga tingkat itu. Meskipun dia harus menyerahkan nyawanya, masih tidak cukup untuk bisa mendapatkan maaf.
Terlebih lagi...
Jika tuannya menjadi kecewa karena ini, dan meninggalkan tempat ini seperti Supreme Being yang lain, lalu apa...?
Cocytus bergidik, Menjadi satu-satunya orang yang memiliki kekebalan sempurna terhadap dingin, penyebab dia gemetar tentu saja bukan dari faktor eksternal tapi dari dalam dirinya. Dia berada di bawah stres mental dan siksaan yang seperti itu, jika dia adalah manusia, dia pasti mudah sekali berada pada batas ingin muntah.
Tidak, itu tidak akan terjadi. Ainz-sama pastinya tidak bisa... menyerah pada kami.
Supreme Being terakhir di dalam makam yang agung ini, dimana yang lainnya telah pergi.
Meskipun dia adalah individu dengan otoritas tertinggi, dia juga pilar yang mendukung semuanya.
Oleh karena itu, bagaimana mungkin tuan yang sangat mengasihi itu akan menyerah kepada kami - dia menenangkan diri dengan kalimat ini, tapi jauh di lubuk hati yang dalam, dia masih tidak yakin dengan peristiwa yang mana tidak mungkin akan terjadi.
Mereka tiba di Solomon's Gate.
Biasanya, selain golem-golem dan monster kristal yang menjaga sekeliling, tidak ada satupun orang di ruangan ini. Namun sekarang, ada banyak figur disana. Terutama, empat Guardian Floor - Demiurge, Aura, Mare dan Shalltear. Ditambah lagi, keempatnya memilih ditemani oleh pelayan mereka yang memiliki peringkat tertinggi.
Para penonton semuanya melihat ke arah Cocytus. Rasa bersalah membuat dia terlihat panik dalam sekejap di wajahnya.
karena dia merasa semua orang menunjukkan jari menyalahkan kegagalannya. Tidak, Cocytus merasa mungkin setiap orang sedang menyalahkan dirinya. Pemikiran yang sebelumnya sekali lagi berkelebat di otaknya. Akankah semuanya memiliki pemikiran yang sama?
Dilihat semakin dekat, dia melihat sikap menyalahkan diri sendiri ada pada masing-masing mata setiap orang.
"Maafkan aku, aku tiba terlambat. Bahkan Demiurge yang berada di luar tiba lebih cepat dariku."
"Tidak sama sekali, tidak sama sekali. Tidak perlu minta maaf untuk masalah kecil."
Demiurge membalas mewakili semuanya.
Suaranya tidak berbeda dari nada biasanya, tanpa emosi negatif yang tersirat sedikitpun. Namun, Demiurge adalah guardian yang memiliki spesialisasi dalam strategi, pengendalian emosi yang luas dan menyembunyikan pemikiran dalam dirinya, oleh karena itu tidak mungkin tahu apakah dia merasakan rasa tidak senang atau tidak.
"Guardian yang lain sudah diberitahu masalahnya. Kali ini biarkan aku menggantikan Albedo sebagai wakil dari para Guardian, apakah ada hal lain yang ingin didiskusikan mengenai ini?"
"Tidak, tidak ada masalah jika kamu mengambil tanggung jawab ini."
Albedo saat ini menggantikan peran Sebas melayani tuan, dan oleh sebab itu tidak berada di tempat.
"Bagus sekali. Kalau begitu, setelah orang terakhir tiba, mari kita menuju aula Takhta bersama-sama. Namun, karena Albedo tidak ada, aku ingin mendiskusikan dahulu urutan kita memberi hormat. Biasanya kita akan mempraktekkan sebelumnya, tapi kita tidak punya waktu untuk itu, oleh karena itu kita akan mengabaikannya kali ini. Hanya ada instruksi verbal, maka dengar baik-baik semuanya."
Setiap Guardian dan pelayan mengutarakan pemahaman mereka. Cocytus yang merespon sama, mempunyai satu pertanyaan. Semua Guardian telah hadir, oleh karena itu siapa lagi yang mereka tunggu?
Namun, kedatangan seseorang langsung menjawab pertanyaan ini.
Cocytus tiba-tiba mendeteksi ada makhluk hidup yang menuju tempat ini.
Melihat ke arah tersebut, dia menemukan makhluk yang berbentuk seperti alien mengambang di udara menuju lurus ke arah Gerbang Solomon.
Penampilan luarnya seperti janin. Tidak, lebih baik lagi jika dideskripsikan sebagai embrio. Memiliki ekor, dan tubuhnya berwarna pink sangat cerah. Di atas kepalanya ada lingkaran halo dan di punggungnya ada sepasang sayap yang menempel tanpa ada bulunya. Alien ini kira-kira berukuran satu meter, dan bergerak maju pelan-pelan.
"Itu adalah?"
Demiurge membalas pertanyaan Aura.
"Ini adalah Victim, Guardian lantai delapan."
"Jadi itu adalah Victim..."
Victim berputar sekali setelah tiba di Solomon's Gate. Cocytus merasa bahwa dia sedang mengamati sekeliling.
Victim tidak memiliki leher, oleh karena itu untuk mengamati sekeliling dia harus memutar seluruh badannya.
"Uoy tresed dna dnuora nur annog reven, nwod uoy tel annog reven, pu uoy evig annog reven" [Bagaimana keadaan kalian, aku adalah Victim.][TL Nite : bahasa Victim terdengar seperti tidak memiliki arti bagi pembaca biasa].
Demiurge benar-benar tidak kaget dengan metode bicara Victim yang aneh, dan merespon mewakil semuanya:
"Selamat datang, Victim. Aku adalah Demiurge, menggantikan Albedo untuk pertama kalinya."
"ssa latem ynihs ym etiB" [Aku telah mendengar masalah ini dari Ainz-sama.]
Setelah berbicara, Victim memutar tubuhnya satu lingkaran penuh dan sekali lagi mengamati semua orang.
"smaeb leets tlem t'nac leuf teJ" [Aku juga telah mendengar reputasi setiap orang, oleh karena itu kita lewati saja perkenalannya.]
"Oh begitu, aku mengerti. Karena semuanya sudah tiba, mari kita klarifikasikan apa yang tadi kita diskusikan."
Semuanya mendengar dengan penuh perhatian terhadap penjelasan Demiurge, karena sebentar lagi mereka akan menghadap Ainz-sama, integrasi dari seluruh Supreme Being, di jantung dari Great Tomb of Nazarick. Jika ada kesalahan sedikitpun, pastinya permintaan maaf yang diterima adalah melalui kematian.
Setelah menjelaskan dan memberi waktu kepada setiap orang untuk mencerna apa yang dikatakan, dengan dipimpin oleh Demiurge Guardian beserta pelayan mereka memasuki aula takhta.
Saat mereka masuk, Cocytus, yang hanya beberapa kali di ruangan ini sebelumnya, merasa gembira tak terkira.
Arsitektur yang sangat indah, bergitu juga dengan bendera-bendera yang mewakili Supreme Being, dan juga item kelas dunia yang ditempatkan di bagian terdalam dari ruangan ini. Ruangan ini benar-benar layak disebut sebagai jantung dari Nazarick. Itu adalah pemandangan yang menarik mata, membuat setiap orang sesaat melupakan galau dalam diri mereka.
Guardian meninggalkan pelayan mereka di belakang berkumpul salam satu baris saat mereka tiba di depan singgasana. Setelah itu, mereka menghadap simbol guild dari Ainz Ooal Gown yang menggantung di dinding dan memberi sikap hormat, menyatakan hormat dan loyalitas mereka.