Chereads / OVERLORD INDONESIA / Chapter 7 - Aura dan Mare

Chapter 7 - Aura dan Mare

Anak kecil ini terlihat ketakutan sambil mengintip Momonga. Dia mengenakan pakaian sisik naga berwarna biru yang membosankan dan jubah berwarna hijau daun. Meskipun pakaiannya mempunyai dasar putih yang sama dengan Aura, sisi bawah menunjukkan sedikit kulit karena memakai rok. Seperti Aura, sebuah kalung terbuat dari biji pohon ek (Acorn) dan memancarkan cahaya perak membungkus lehernya.

Tangannya yang ramping memakai sarung tangan sutra berwarna putih mengkilap sambil memegang tongkat kayu berwarna hitam dan bengkok.

Mare Bello Fiora.

Mare dan Aura adalah dua guardian dari lantai 6 di dalam Nazarick. Momonga menyipitkan matanya -meskipun soket matanya kosong, dia mengamati keduanya. Aura berdiri tegak, sedangkan Mare gemetar dan malu-malu di bawah tatapan Momonga.

Sama seperti dulu, kelihatannya mereka masih teman.

"Semangatmu sedang tinggi, bagus sekali."

"Oh.. akhir-akhir ini agak membosankan, terkadang ada beberapa penyusup juga bagus.."

"Aku, aku tidak ingin melihat penyusup.. Aku bisa ketakutan..."

Mendengar ucapan mare, wajah Aura berubah:

"..Oh. Momonga-sama, mohon permisi sebentar. Mare, kemari."

"Ah.. Ah.. sakit kakak, kakak, sakit ah."

Setelah melihat Momonga mengangguk, Aura menarik telinga lancip Mare. Setelah mereka meninggalkan sisi Momonga, dia berbisik ke telinga Mare. Bahkan dari jauh kamu bisa mendengar Aura yang menegur Mare.

"Ah, Penyusup. Mare sama sepertimu, aku juga tidak ingin melihat mereka...."

Aku hanya berharap bertemu mereka ketika aku sudah siap, pikir Momonga setelah melihat guardian kembar itubdari kejauhan.

Setelah Mare pulih dari serangan verbal Aura, dia berlutut dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan ini terlihatbseperti hubungan saudara antara keduanya. Momonga melihatnya dan menyunggingkan senyum sambil berkata dalam hati:"He he, Mare memang tidak cocok untuk membunuh musuh. Dia lebih cocok untuk membuat teh dan mendengarkan kakaknya. Tapi setelah dipikir-pikir... Mare dan Aura sudah pernah tewas sekali...Bagaimana mereka menghadapinya?"

Sebelumnya, 1500 orang menyerang makam ini dan sampai di lantai 8. Dulu Aura dan Mare tewas.

Mereka seharusnya mampu mengingatnya ya khan?

Bagaimana konsep kematian bagi keduanya sekarang? Pada akhirnya, apakah punya efek signifikan pada mereka? Sesuai dengan pengaturan pada Yggdrasil, setiap kematian akan menyebabkan kehilangan hingga 5 level dan item equipment (perlengkapan) miliknya akan jatuh. Jika sebuah karakter berlevel kurang atau sama dengan 5, karakter tersebut akan menghilang setelah tewas. Tapi karena seorang player mempunyai proteksi spesial, mereka tidak akan menghilang, namun, level mereka akan dikurangi hingga tersisa satu.

Keuntungan dari skill "rebirth", "resurrection of the dead", dan magic untuk membangkitkan lainnya,

adalah bisa mengurangi jumlah level yang hilang. Terlebih jauh, jika kamu menggunakan item yang benar,kamu hanya perlu membayar kematian itu dengan sedikit experience.

Untuk NPC lebih sederhana lagi. Selama guild membayar biaya menghidupkan kembali yang

besarnya tergantung pada level NPC tersebut, maka kebangkitannya takkan berakibat apapun.

Kematian seringkali digunakan untuk mengasingkan pemain yang kuat. Upgrade level tidak hanya

membutuhkan banyak experience poin, namun equipment yang dijatuhkan akibat kematian itu saja sudah merupakan hukuman yang berat. Namun di Yggdrasil, pengasingan bukanlah hal yang buruk.

Aku dengar bahwa perusahaan penghasil game berharap para pemain tidak akan takut terhadap pengasingan dan berani untuk bertualang di area baru. Si Pemberani akan menemukan hal yang belum diketahui dan menghadapi halhal baru di dungeon. Dengan peraturan kematian ini, keduanya pernah menghadapi 1500 orang yang mencoba membunuh mereka. Apakah setelah dibangkitkan, sekarang mereka adalah orang yang berbeda?

Sementara Momonga ingin memastikan hal ini, dia tidak ingin menciptakan kecurigaan. Mungkin Serangan besar juga merupakan pengalaman mengerikan bagi Aura. Tidak baik menanyakan hal ini hanya karena penasaran. Hal terpenting bagi anggota Ainz Ooal Gown adalah para NPC tercinta yang mereka ciptakan.

Konsep kematian sekarang dan masa lalu kelihatannya berubah. Kematian di dunia nyata, tentu saja, berarti semuanya selesai. Tapi mungkin sudah tidak lagi. Meskipun Momonga percaya bahwa dia harus mencobanya, sebelum dia mendapatkan informasi yang cukup, dia tida akan mampu untuk memutuskan tindakan selanjutnya. Lebih bijaksana untuk menyimpan masalah ini sekarang.

Sejauh ini, meskipun Momonga tahu bahwa Yggdrasil sudah banyak berubah, masih banyak pertanyaan yang muncul.

Selagi Momonga merenungkan tentang hal ini, Aura melanjutkan khotbahnya. Momonga merasa ini agak sedikit menyedihkan. Di masa lalu, sementara teman-teman dan kakak-kakaknya bertarung, Momonga akan diam di pinggiran. Tapi sekarang berbeda.

"Kita hentikan hal ini sekarang, okay?"

"Tapi Momonga-sama, sebagai seorang penjaga, Mare-!"

"Jangan khawatir Aura, aku mengerti perasaanmu sebagai penjaga lantai. Tentu saja kamu tidak akan senangbketika Mare mengucapkan perkataan pengecut seperti itu di depanku. Tapi aku juga percaya bahwa di saat ada orang yang menyerang Makam Nazarick, kamu dan Mare akan dengan berani berdiri dan bertarung hingga akhir. Dan selama dia mampu melakukan hal ini, kamu tak perlu menyalahkannya sebanyak ini."

Aura berjalan menuju mare dan menariknya dan Momonga berkata padanya:"Mare, Lihat betapa menyedihkannya dirimu, kakakmu yang baik hati pasti akan memaafkanmu.

Kamu seharusnya berterima kasih padanya."

Mare mengeluarkan sedikit ekspresi terkejut dan melihat kakaknya. Aura dengan cepat membalasnya:

"Uh? tidak, tidak, bukan seperti itu! Kamu seharusnya berterima kasih pada Momonga-sama!"

"Aura, itu tidak penting bagiku. niat baikmu telah dipahami dengan baik. Aku tidak meragukan kemampuan Mare sebagai seorang guardian."

"Ah, ya, ya! Terima kasih, Momongasama." "Te.. Terima kasih."

Mereka memberi hormat dengan tulus dan Momonga akhirnya merasa tidak enak. Penyebabnya karena tatapan mereka menusuk Momonga dengan mata yang bersinar-sinar. Tak pernah Momonga dilihat dengan hormat setinggi itu, Momonga mencoba untuk menyembunyikan rasa malunya dengan berdehem sedikit:

"Baiklah, ya, aku akan akan bertanya padamu Aura, apakah kamu merasa bosan tidak ada penyusup

yang datang?"

"Ah, tidak, it-itu.."

Melihat ekspresi ketakutan dari Aura, Momonga merasa bahwa pertanyaannya salah:

"Aku tidak akan menyalahkanmu, jadi silahkan keluarkan isi hatimu."

"..Memang benar, sedikit bosan. Tidak ada musuh di dekat sini yang bisa menandingi saya dalam

bertarung lebih dari 5 menit."

Sambil menjawab, dia mendekatkan kedua jari telunjuknya. Sebagai guardian dari lantai ini, dia sudah mencapai level 100. Hanya ada sedikit yang bisa menyamainya dalam kekuatan di Makam ini. Berbicara mengenai NPC, termasuk Aura dan Mare, total jumlahnya ada 9 orang yang bisa, dengan satu pengecualian.

"Bagaimana jika kamu melawan Mare?"

Tiba-tiba saja, tubuh Mare mulai gemetar. Dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, dan dengan matanya yang lembab dan terlihat ketakutan. Aura melihat Mare yang ketakutan dan menghela nafas. Dari hembusan nafasnya, bau yang manis memenuhi udara sekitar. Teringat kemampuan Aura, Momonga mundur dari bau tersebut.

"Ah, maaf, Momonga-sama!"

Aura melambai-lambaikan tangannya untuk mengusir bau tersebut.

[Passive Skill]

Aura, yang mempunyai skill spesial sebagai pelatih (trainer), juga bisa mengaktifkan semacam buff (penguat) atau debuff (peluntur) dengan kemampuan ini. Skill ini dipicu oleh nafas dan efeknya bisa mencapai radius beberapa meter. Jika penggunanya terus-terusan menggunakan skill ini, efeknya bisa melebar hingga jarak yang menakjubkan, bahkan radiusnya hingga 10 meter.

Di dalam Yggdrasil ketika terkena efek dari Buff atau DeBuff, sebuah icon akan muncul di depanmu untuk menunjukkan bahwa efek tersebut aktif. Tapi sekarang ini berubah dan tak tampak lagi, dan itu membuatnya menyebalkan."Tidak ada lagi, efeknya sudah berhenti!"

"Ini ah..."

"... Tetapi karena Momonga-sama adalah Undead, efek dari skill ini seharusnya tidak berguna bagi anda ya khan?"

Di dalam Yggdrasil memang benar. Undead tidak akan terkena efek dari segala Buff, tak perduli baik

atau buruk, semuanya sama.

"... Apakah aku sudah masuk dalam jarak skill ini?"

"Mmm...."

Aura menyusutkan lehernya dan Mare yang ada disampingnya melakukan hal yang sama.