Tanpa aba aba, hujan mulai mengguyur bumi dengan deras. Sontak, orang orang-pun berlarian mencari tempat untuk berteduh guna menghindari hujan. Disaat semuanya berlarian untuk menghindari hujan, berbeda dengan gadis ini yang hanya diam ditempat, tak beranjak sedikitpun. Seulas senyum kemudian terbit dari bibirnya.
Matanya mulai terpejam, menikmati guyuran hujan pada tubuhnya. Sensasinya membuatnya merasa nyaman. Aroma hujan, terasa begitu memabukkan. Ah, ia merasa seperti terlahir kembali. Sedari dulu, hujan memang favorite-nya. Semua yang berhubungan dengan hujan, mampu membuatnya terhanyut. Tenggelam dalam perasaannya sendiri. Namun, tanpa ia sadari ada dibalik kerumunan orang yang berteduh di halte, seseorang mengawasi setiap gerak gerik dari tubuhnya. Seulas senyum muncul dari bibir orang itu. Bukan. Bukan senyum hangat. Melainkan,
Senyuman licik.
Gadis itu, masih saja berdiam diri ditempatnya. Kelihatannya ia begitu menikmati guyuran hujan hingga ia lupa pada peringatan ibunya yang selalu melaranya bermain hujan.
"Niaa!!" Sebuah suara mengagetkannya, sontak ia pun menoleh ke arah sumber suara. Di dapatinya adik perempuannya yang terlihat jengkel. Senyuman pun mengembang dibibirnya.
"Ck, kau ini.." kesal si adik seraya menarik kakak perempuannya itu.
"Ehh.. Jangan menarikku. Lepaskan! Aku masih ingin menikmati hujan yang begitu memabukkan ini," protesnya sambil meronta ronta meminta dilepaskan.
"Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu," putus si adik. Pasrah, itulah yang dilakukan si kakak. Percuma saja ia mencoba melepaskan, karena adiknya ini meski perempuan tenaganya bagaikan preman preman dijalanan, kuat sekali. Apalah dayanya yang hanya memiliki tenaga sekecil semut.
"Huft,"
***
Alexania Lyne, anak pertama dari pasangan John Smith dan Riana Smith. Jika kalian bingung mengapa ia tidak memiliki marga Smith, oh maaf. Bahkan Nia sendiripun tidak tau. Tapi ia mengabaikan hal tersebut, mungkin orangtuanya lupa mencantumkan marganya. Mencoba untuk tidak peduli, yang penting ia merasakan sebuah keluarga yang utuh dan selalu menyayanginya.
Alexania Lyne atau biasa dipanggil Nia adalah seorang gadis dengan kepribadian unik. Tidak feminim juga tidak maskulin. Intinya ia pas pas-an. Tapi jangan lupakan sifatnya yang 'sedikit' bar bar itu. Yeah, disaat tertentu ia bisa menjadi gadis yang bar bar. Seperti saat ini,
"Nia! Kemana saja kau ini! Ibu mengkhawatirkanmu!" Ungkap ibunya sambil memeluk sang anak yang hanya cengengesan menghadapinya.
"Kau ini! Sudah ibu bilang bukan, jangan pernah main hujan lagi! Ibu tidak suka!" Marah sang ibu
Nia memutar bola matanya kesal, berkali kali ibunya memberinya peringatan seperti itu. Ia heran, mengapa keluarganya ini berusaha mencegahnya dari apa yang paling ia sukai.
"Nia!" Bentak sang ibu
"Memangnya kenapa sih, bu? Mengapa ibu selalu melarangku bermain hujan, menikmati ketenangannya? Mengapa?" Protes Nia kesal
"Pokonya ibu tidak mau tau! Kau tidak boleh bermain hujan! Jika ibu mengetahui kau bermain hujan lagi, ibu pastikan akan memberi hukuman yang berat padamu," tukasnya sebelum beranjak pergi
"Huft, menyebalkan sekali! Memangnya kenapa jika aku bermain hujan?" Kesal Nia
"Sudahlah, kau turuti saja kemauan ibu," ucap adiknya yang sedari tadi melihat interaksi kakak dan ibunya itu.
"Tidak mau. Hujan adalah hidupku. Dia adalah kesenanganku. Jika ibu berniat menjauhkanku dari kesenanganku, aku tidak akan menurutinya," ucap Nia
"Ayolah.. Apa kau ingin menjadi anak yang durhaka?"
"Tidak. Tetapi setidaknya, jika ibu menginginkan hal itu. Seharusnya ia memberiku alasan!" Jawab Nia
"..atau kau, mengetahui alasannya?" tanya Nia penuh selidik. Sontak sang adik sesikit gelagapan, namun dengan cepat mengembalikan ekspresinya.
"Tau ataupun tidak, aku tetap akan mendukung ibu," putusnya sebelum pergi meninggalkannya.
Nia mengernyit, menatap kepergian adiknya. Ia merasa ada sesuatu yang ganjal. Sesuatu yang tak bisa ia mengerti. Matanya menyipit, sebenarnya apa yang sedang..
disembunyikan keluarganya darinya?