"Triing…" suara pintu terbuka membuat Didit segera menoleh ke sumber suara. Dia melihat seorang wanita dan seorang pria masuk dengan tatapan bingung.
"Ah… maaf, tapi kami sudah tutup." Ucap Didit dengan sangat sopan dan ramah.
Dia tidak kesal meski pada pintu sebenarnya sudah terpasang papan bertuliskan tutup. Didit sangat paham bagaimana cara untuk menghormati seorang pelanggan.
"Oh itu.. Kami adalah Paman dan Bibi Si kembar tiga. Kami datang untuk menjemput mereka." Ucap Rinto cepat agar tidak membuat Didit salah paham.
"Mereka ada disana… mereka sudah membantu kami dengan penuh semangat hari ini. Mereka sekarang tertidur pulas karena kelelahan." Ibu Dewi segera keluar mendengar percakapan mereka.
"Maaf… Setahu saya mereka tidak memiliki seorang paman maupun bibi karena ayah mereka adalah anak tunggal." Didit terlihat waspada dan tidak membiarkan ketiga anak kembar itu dibawa pergi begitu saja.