"Syukurlah… lukamu tidak terlalu besar jadi tidak perlu di jahit." Ucap Jati ketika selesai membalut kepala Feby yang terluka."Terima kasih banyak… maaf sudah membuatmu khawatir." Feby tertawa pelan mengingat kekonyolan dirinya.Tepat setelah itu, lampu kembali menyala terang dan membuat seisi ruangan terlihat sangat jelas, begitu pula dengan tubuh Feby yang hanya tertutupi oleh handuk kecil di beberapa bagian tubuhnya.Glekkk" Jati menelan ludah dengan susah payah melihat tubuh molek milik Feby tersebut. Mustahil baginya untuk tidak merasa panas dengan apa yang dilihatnya saat ini, namun dia masih ingin mempertahankan moralitasnya."Emmm.. sebaiknya kamu berpakaian dulu sekarang. Kamu akan dingin jika seperti itu terus, terlebih karena saat ini hujannya masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk redah." Ucap Jati dengan serak mencoba mengalihkan pandangan dengan membereskan kotak P3K yang sudah ia gunakan.