"Bangunlah sayang… sampai kapan kau terus tertidur seperti ini. Kau membuatku takut Sya. Jika kau tidak terbangun dan terus tertidur, aku mungkin akan semakin menyalahkan diriku sendiri." Adith yang sudah kembali ke kamar memegang tangan Alisya dengan lembut dan penuh rasa bersalah."Aku sangat merindukanmu Sya. Merindukan senyummu, tingkah mu yang manja dan juga nakal, marahmu, omelanmu, suara hangatmu serta…" suara Adith mulai terdengar serak. Kerinduan dan rasa bersalahnya bersatu menyesakkan dadanya dan mendorong air matanya untuk mengalir dengan deras."Aku merindukan semua hal yang ada pada dirimu Sya. Untuk itu bangunlah sayang, aku tak sanggup melihatmu seperti ini terus. Ku mohon…" Adith yang sangat merindukan Alisya bangkit dari kursinya dan terbaring disamping Alisya.