Tiga Jam sebelumnya.
"Pyasssshhhh" hantaman air yang sangat keras segera membangunkan Yani. Ia merasakan sakit yang cukup perih pada bagian wajahnya hingga sedikit kesulitan untuk menarik nafas karena hempasan air yang sebagian masuk kedalam hidungnya.
"Sampai kapan kau terus tak sadarkan diri seperti itu?" pria itu memegang dagu Yani dengan sangat kasar.
"Kak Yani, Kak.. Kak Yani bangun kak!" teriak adiknya melihat Yani kembali melemas ketika mengingat kenyataan yang sebelumnya.
Mendengar suara adiknya, Yani segera tersadar kalau dia masih punya satu orang yang sangat di cintainya untuk ia lindungi. Dengan susah payah melawan cahaya matahari yang menusuk masuk ke dalam pupilnya, Yani berusaha untuk mencari dan melihat keadaan sekitar dari arah suara adiknya.