Mus mengeram keras merasakan sakit yang amat hebat pada bagian pahanya. Pikirannya seketika membeku dan menyesali kebodohannya karena meragukan mereka yang masih anak SMA.
"Jika kau masih berkata omong kosong lagi, aku tak kan segan untuk membunuhmu." Ucap Alisya singkat yang langsung membuat semua tubuh Mus bergetar hebat. Nyalinya seketika menciut.
Mus bisa merasakan perbedaan aura yang dikeluarkan dari teman-temannya yang lain. Mus tahu betul kalau instingnya ketika berhadapan dengan orang berbahaya mereka akan mengeluarkan aura yang sangat pekat, dan Alisya lebih dari sekadar bahaya.
"Aku rasa anak ini tidak main-main. Dia bahkan dengan begitu santai dan tanpa ekspresi saat menancapkan besi ini kepadaku." Batinnya terus menatap ke arah Alisya.
"Pandangannya kepada teman-temannya begitu hangat namun ketika ia menoleh kepadaku pandangan itu seperti ia sedang menatap ke arah mangsanya. Dia monster!" Pikirnya lagi yang terus merasakan nyawanya semakin terancam.