Di Ruang Kelas Elit.
"Bagaimana mungkin siswa elite yang mewakili sekolah hanya 3 orang saja! Sedangkan siswa kelas biasa diwakili oleh hampir setengahnya? apa yang sebenarnya terjadi? kenapa diantara kalian tidak ada yang terpilih?" pak Irhan membanting tangannya ke atas meja dengan keras. Ia tidak terima karena siswa yang menjadi perwakilan dari kelasnya hanya 3 orang saja.
"Kalian tau kan kalau kinerja seorang guru juga dilihat dari keberhasilan dia membawa muridnya mewakili sekolah dalam pertandingan apapun ditingkat nasional? tiap tahun kelas elite selalu mengarahkan semua siswanya namun kenapa tahun ini hanya 3 orang saja di antara kalian?" lanjutnya lagi dengan nada yang dingin namun menusuk.
"Kalian hanya mempermalukan ku saja. Bagaimana bisa kalian kalah dengan orang-orang seperti mereka?" ucapnya lagi sinis yang terdengar sangat menghina.
"Maaf pak, tapi sepertinya bapak terlalu meremehkan mereka!!!" Riyan tidak terima dengan cara pak Irhan membicarakan teman-temannya.