Didepan pintu ruang kamar Alisya dirawat, Adith hanya berdiri tak tau apa yang harus dilakukannya. Meski ia sangat marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi Alisya yang membuatnya tak mampu menunjukkan mukanya kepada Alisya namun rasa rindunya seolah tak bisa terbendung lagi.
Adith membelakang dan menyenderkan kepalanya tak mampu mengambil keputusan untuk masuk. Kamar Alisya sudah tampak gelap karena semua orang sudah pulang dan hanya nenek Alisya saja yang tak sengaja bertemu didepan lobbi yang kemudian menitipkan Alisya kepadanya karena ia harus mengambil beberapa keperluan Alisya untuk kepulangannya besok sebab Alisya sudah diperbolehkan pulang.
Tepat saat Adith menyandarkan kepalanya dipintu, Alisya langsung membuka alat peredamnya dan memusatkan pendengarannya kearah pintu. Ia mengenali ritme jantung seseorang yang berada dibalik pintu tersebut. Mendengar ritme jantung yang ragu-ragu itu Alisya terpikir sebaiknya ia berpura-pura untuk tidur saja.