Sesuai perjanjian pada taruhan yang sudah dikatakan oleh Yogi, mereka semua mendorong Yogi dengan sangat keras menuju ketengah lapangan sekolah yang menjadi penghubung antara wilayah kalangan Elite dan Kalangan Biasa.
"Lakukan apa yang sudah kau katakan tadi dengan bangga. Sudah ku ingatkan untuk berhati-hati, namun kepercayaan dirimu itu sekarang menjadi bumerang untukmu!" Rinto tersenyum licik melihat penderitaan dan tekanan yang didapatkan oleh Yogi.
Yogi berdiri ditengah lapangan sekolah sedangkan teman-temannya yang lain menunggu dengan penuh Antusias berkumpul melihat dari arah Jendela mengamati Yogi.
"Apa kamu mau disebut pecundang??? Ayo cepat lakukan Yogi.." teriak Karin tak sabar melihat Yogi hanya berdiam diri ditengah lapangan seperti tiang bendera.
"Sepertinya dia sedang mempersiapkan dirinya!" Alisya memandang serius ke arah Yogi. Alisya mengangumi keberanian Yogi meski ia belum menyelesaikan apa yang sudah ia janjikan.