Selama satu minggu lebih Astha berada di rumah sakit. Bekas luka tembak juga perlahan mulai membaik. Meski dia tidak bisa tidur dengan posisi telentang. Rasa nyeri yang timbul setelah pengaruh bius benar-benar hilang sungguh menyiksanya. Meski sakit, dia tidak pernah menyesal susah membuat dirinya sendiri sakit. Tidak menyesal sudah mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan istrinya.
Astha akan berdiri paling depan melindungi istrinya. Tak peduli jika sampai membahayakan keselamatannya sendiri.
"Alivia, kamu tidur. Jangan begadang terus menemani aku." ucap Astha. Waktu sudah pukul sebelas malam, tapi Alivia masih terjaga untuk menemaninya.
"Tidak apa-apa Bang. Aku senang koq. Kasihan kalau Abang sendirian."
"Gapapa koq. Apa mau tidur di sampingku?" tanya Astha yang tiba-tiba berhasrat pada istrinya.
"Mana muat Bang ranjangnya." Alivia tertawa renyah saat Astha menyuruhnya tidur di sebelahnya.
"Ya gapapa. Aku kangen pengen peluk kamu dan menindihmu." goda Astha.