Astha mengemudikan mobilnya di jalanan sudah seperti pembalap formula satu saja. Dengan kecepatan tinggi dia melajukan mobilnya. Sungguh otaknya kini dibuat kerja ekstra keras untuk memikirkan segala kemungkinan yang terjadi.
"Apa maksud dia Alana masih hidup? Jadi sekarang Alana dan Alivia ada bersamanya?" pikiran Astha semakin kacau. Dia benar-benar tidak bisa berfikir jernih. Hanya Rafelo yang bisa menjadi tempatnya bertukar pikiran. Meski dia tahu Rafelo adalah orang kepercayaan Ayahnya, tapi setidaknya Rafelo bukan seorang yang membahayakan. Astha tahu maksudnya adalah menyatukan dia dan Ayahnya.
Beberapa saat kemudian, Astha telah sampai di depan rumahnya. Rumah yang kini sudah tidak lagi dipasangi garis polisi. Astha langsung turun dan masuk ke dalam rumahnya.
"Rafelo mana?" tanya Astha pada anak buahnya yang berjaga di rumahnya. Hanya beberapa, karena yang lain masih bertugas mencari Alivia.
"Belum pulang, Bos." ucap salah satu anak buah Astha.