"Tunggu Mbak." panggil sang marbot pada Alivia.
Alivia tersenyum berharap marbot itu berubah pikiran dan memberi tempat untuknya. Alivia pun menoleh. "Ya Pak ada apa?" tanya Alivia.
"Mbak ini masih ada teh sama nasi bungkus. Mbak bawa ya untuk bekal di jalan." Marbot itu memberikan sekantong plastik berisi teh dan nasi bungkus.
"Iya Pak, terimakasih banyak." jawab Alivia sambil menerima bungkusan kantong plastik itu. Rasanya sedih sekali. Dia bingung mau mengambil arah jalan kemana. Sedangkan dia tidak tahu tujuannya kemana. 'Ya Allah berilah hamba petunjukmu.' Alivia berjalan saja pelan-pelan sambil membawa bungkusan plastik berisi nasi bungkus dan teh hangat. Rasanya takut sekaligus cemas.
Jakarta di malam hari sangat berbahaya bagi seorang wanita yang berjalan sendiri seperti Alivia. Sesekali dia berhenti saat menemui pertigaan atau perempatan. Sama sekali tidak tahu jalur mana yang akan dia ambil. Berjalan dan terus berjalan.