Astha akhirnya mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini. Surga dunianya itu sudah dia dapatkan. Timba itu sudah jatuh ke dalam sumur. Peluh berjatuhan saat dia mengakhiri aktivitas panasnya bersama Alivia. Bercak darah yang menempel di sprei itu membuktikan kalau Alivia telah mempersembahkan mahkotanya hanya untuk yang halal baginya. Dan Astha sungguh beruntung mendapatkan itu dari Alivia.
Astha duduk dengan nafas terengah engah, setelah membersihkan miliknya dengan tisu. Dia melihat Alivia tergolek tak berdaya. Rambutnya sudah tidak lagi terikat. Sungguh sangat berantakan.
"Apa melakukan seperti tadi tidak bisa pelan, Tuan? apa harus sesakit itu rasanya?" ucap Alivia sambil meneteskan airmata. Dia merasa Astha sangat kejam. Karena menghentak dengan kuat berkali-kali. Bahkan jeritannya tidak dipedulikan oleh Astha. Laki-laki itu tetap berkuasa di atas tubuh Alivia.
"Memang seperti itu yang biasa aku lakukan saat bersama Alana dulu."