Rafelo segera menjalankan tugas dari bosnya. Sudah satu minggu ini Rafelo mengikuti Reza. Tidak ada lagi waktu untuk bersantai-santai. Rasanya dia tidak akan pernah mengkhianati bosanya. Karena dia mendapat kepercayaan penuh dari Astha. 'Kasihan Tuan besar dan Tuan muda. Mereka harus bersitegang hanya karena kesalahpahaman.' Rafelo menghisap rokoknya sambil duduk mengamati pergerakan Reza di rumah Astha. Dia bersikap selugu mungkin agar Reza tidak menaruh curiga padanya. Bibirnya menghisap rokok, namun matanya tetap awas dengan sikap Reza.
'Sedang berkirim pesan dengan siapa dia? penasaran. Kayaknya dari tadi ga lepas dari ponsel. Dan jarinya mengetik terus. Gayamu, Za. Kayak eksekutif muda.' batin Rafelo. Sikapnya masih tenang dan biasa saja. Seolah sedang tidak mengamati seseorang. 'Capek juga ngamatin elo, Za. Lama-lama bisa jatuh cinta sama elo nih gue. Kayak orang jawa bilang witing tresno jalaran soko kulino. Lha amit-amit deh.'