Chereads / A Phoenix's Story / Chapter 23 - Alter Ego 1

Chapter 23 - Alter Ego 1

Liburan musim panas hanya tinggal menghitung hari dan hal itu dinantikan dengan sangat antusias oleh para siswa sekolah.

Sama seperti yang terjadi di Sekolah Perempuan Tatsuki. Terdengar obrolan-obrolan para siswi tentang rencana liburan mereka.

"Liburan nanti kamu mau ke mana?".

"Entah ya mungkin aku mau ke Osaka".

"Kalau aku mau ke Okinawa".

"Eeeeh! Enak banget!".

"Sepertinya banyak yang semangat untuk liburan, ya" Kata Yukari sambil mendengarkan obrolan-obrolan siswi lain.

"Bagaimana denganmu, Minami? Apa kamu juga sudah punya rencana untuk liburan musim panas?" Tanya Yukari pada Minami.

"Eh, Liburan musim panas, ya?" Minami yang sedang melamun sambil meminum sekotak susu coklat pun terkaget "Aku masih belum tahu".

"Eeeh? Apa jangan-jangan kamu mau menghabiskan musim panas di rumah sendirian? nanti kamu jadi NEET lho!" Kata Yukari mencemaskan Minami.

"Bukan, bukan begitu" Minami mulai menyanggah "Aku kan nggak punya saudara, jadi mungkin nanti aku ikut Azuki dan walinya atau cari kerja sambilan lalu pergi ke luar kota" Kata Minami mengarang alasan.

Sementara itu di Laboratorium Penelitian Perusahaan Asakura, terlihat seorang pria paruh baya sedang menerima telepon "Begitu, baiklah Ryogi-sama. Tidak seperti si Sanada itu aku tidak akan mengecewakan anda" Kata pria itu.

Pria itu kemudian memerintahkan bawahannya "Sekarang aku ingin kalian melacak keberadaan Yamashita Minami!".

Beberapa hari kemudian, semua sekolah di Jepang telah memasuki hari terakhir semester mereka.

"Akhirnya liburan musim panas tiba!" Teriak Itsuki dengan penuh semangat "Fufufu… Sepertinya Itsuki semangat sekali" Kata Yukari sambil tertawa kecil.

"Yah, dia memang seperti itu" Minami menghela nafas "Kalau di apartemen dia jadi lebih aktif lagi" Tambah Azuki.

"Oh iya! Aku jadi ingat kalau kalian bertiga itu tinggal di apartemen yang sama" Kata Yukari.

"Ya karena kami berdua tidak punya orang tua, wali Azuki mengizinkan kami tinggal di apartemennya" Kata Itsuki mengarang cerita.

"Astaga!" Minami mengagetkan Azuki, Itsuki dan Yukari "Barangku ketinggalan di loker!" Minami menjadi panik Azuki lalu mendekati Minami dan mulai berbisik "Jangan bilang kalau yang ketinggalan itu katanamu".

Minami kemudian menjadi gugup "Yang ketinggalan itu memang Akai Sora!" Bisik Minami pada Azuki.

"Akan kuambil barangku dulu, kalian semua duluan saja" Kata Minami pada Yukari, Azuki dan Itsuki seraya berlari kembali ke sekolah.

Sementara itu di depan pintu masuk Sekolah Perempuan Tatsuki, terlihat sebuah mobil van sedang terparkir dan dua orang pengemudi di dalamnya sedang mengintai keadaan sekolah.

"Disini Gold, sampai sekarang target masih belum terlihat, ganti" Kata orang di dalam van itu melalui radio komunikasi "Disini Platinum, kami terima laporanmu, tetap lanjutkan pengintaian kalian".

Minami pun tiba di gerbang sekolah dan dengan tergesa-gesa "Cepat! semoga belum ada yang menemukannya!" Kata Minami.

Pengemudi mobil van yang mengintai pun melihat Minami dan segera melapor "Disini Gold! Target terlihat secara visual! ganti".

Tak lama kemudian terdengar perintah dari radio komunikasi "Diterima! Gold! Ruby! Silver! begitu target keluar dari sekolah segera serang dia!" Kata orang di ujung radio komunikasi.

Pengemudi van tersebut segera mengebutkan vannya ke depan gerbang Sekolah Perempuan Tatsuki. "Cepat siapkan masker gas kalian!" Kata si pengemudi ke orang-orang di dalam van.

Setelah beberapa saat, Minami pun keluar dari sekolah sambil membawa Akai Sora yang telah dibuat menjadi tak terlihat di punggungnya "Syukurlah! Ternyata tidak ada yang mengambilnya" Kata Minami.

Minami kemudian dikagetkan dengan sejumlah tentara Perusahaan Asakura yang memasuki sekolah "Kalian dari Perusahaan Asakura! Apa yang kalian lakukan disini!?" Minami pun membuat Akai Sora menjadi terlihat dan mengambilnya dari sarung pedangnya.

"Cepat lakukan!" Teriak Komandan tentara tersebut "Baik!" Seorang tentara lalu melempar sebuah granat.

"Granat? apa yang mereka lakukan?" Kata Minami yang melihat granat yang dilempar tentara tersebut menggelinding ke arahnya.

Granat tersebut meledak dan mengeluarkan sebuah gas "Uhuk! uhuk! ini gas tidur!" Kata Minami menyadari bau gas tersebut.

"Gawat! aku tidak boleh sampai kehilangan kesadaran!" Minami berjuang menahan rasa kantuknya yang luar biasa, Namun akhirnya Minami jatuh tertidur.

"Masukkan dia ke mobil dan tinggalkan tasnya! jangan sampai ada alat komunikasi yang terbawa!" Perintah si komandan ketika tentaranya mulai mengambil tubuh Minami yang tertidur dan mulai memasukkannya ke dalam van.

Di stasiun kereta bawah tanah, Azuki dan Itsuki menunggu Minami yang tak kunjung datang "Dia lama sekali" Azuki melihat sejumlah orang yang berlalu lalang.

"Apa kita susul dia saja?" Itsuki memberi saran "Baiklah, ayo kita lihat dia" jawab Azuki.

Kedua gadis itu pun langsung pergi menuju ke sekolah mereka.

Begitu sampai di Sekolah Perempuan Tatsuki, Azuki dan Itsuki terkejut melihat tas Minami tergeletak di depan pintu gerbang sekolah "Apa yang barusan terjadi di sini?" Itsuki panik sambil mengambil tas Minami "Apa jangan-jangan dia diculik lagi!?" Azuki bertanya-tanya.

Di suatu tempat, Minami mulai tersadar dan menyadari dirinya telah terikat tanpa busana di atas meja operasi.

Seorang pria pun mendekati meja operasi sambil membawa kamera video "Log penelitian Matsumura Hiro Tanggal 20 Juli 2015 pukul 19.42. lokasi Laboratorium Penelitian Perusahaan Asakura. Sebuah pembedahan akan dilakukan kepada makhluk yang menyerupai manusia yang menyebut dirinya sebagai Yamashita Minami".

"Untuk mempelajari reaksi subyek, pembedahan akan dilakukan tanpa obat bius. Sebagai gantinya subyek diberi suntikan pembuat lumpuh" Kata Hiro sambil mengisi catatan videonya.

Minami yang mendengar perkataan Hiro berusaha memberontak namun tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.

"Pembedahan akan segera dimulai" Hiro lalu mengambil sebuah pisau bedah dan mulai membelah perut Minami.

"Hah! hah! Dimana ini?" Minami dengan seragam sekolahnya sekarang sedang duduk di sebuah ruangan putih kosong, di ruang itu hanya terdapat dirinya, dua buah kursi dan sebuah meja.

"Apa yang terjadi? Seingatku tadi aku sedang di sekolah…" Minami berusaha mengingat kejadian yang dialaminya barusan "Dan kenapa perutku terasa sangat sakit?" Minami memegang perutnya.

"Bangun! Yamashita Minami!" Minami pun terbangun dan menyadari dirinya terborgol di sebuah kursi sambil mengenakan seragam pasien rumah sakit berwarna hijau di dalam sebuah ruangan berwarna abu-abu.

"Dimana ini? Sedang apa aku disini?" Minami menatap sekitar "Kau sekarang ada di Laboratorium Penelitian Perusahaan Asakura" Kata sebuah suara yang menggema di ruangan itu.

"Laboratorium Penelitian!? Apa aku sudah diculik? Siapa kau?" Minami bertanya pada suara tersebut.

"Aku Matsumura Hiro, Kepala ilmuwan Perusahaan Asakura" Kata Hiro dari sebuah ruang kontrol di balik kaca satu arah dari tempat Minami terborgol.

Minami pun bertanya kepada Hiro "Apa kalian memang benar bertujuan untuk menguasai dunia? Untuk apa kalian melakukan itu?" Tanya Minami.

Minami mulai mengingat perkataan Azuki "Keluarga Murasaki adalah keluarga penyihir yang menentang tujuan Perusahaan Asakura".

"Perusahaan Asakura memutuskan untuk melenyapkan keluarga Murasaki" Kata Azuki.

Minami bertanya kembali "Kenapa kalian membunuh orang-orang seperti keluarga Murasaki?".

Hiro lalu menjawab dengan tenang "Alasan kami untuk menguasai dunia adalah karena itu merupakan tujuan pemimpin kami, Asakura Ryogi-sama, dan kami dengan tulus akan melakukannya" Kata Hiro.

"Soal keluarga penyihir Murasaki, kami membunuh mereka karena mereka tidak mau bergabung dengan kami" Hiro melanjutkan perkataannya.

"Dalam dunia ideal kami, hal-hal supernatural seperti kalian tidak dibutuhkan, Orang-orang yang berpikir secara rasional adalah orang-orang yang dapat kami kendalikan dengan mudah".

"Hanya ada dua pilihan untuk makhluk seperti kalian: Bergabung dengan kami atau dilenyapkan" Minami bergidik mendengar perkataan Hiro "Namun kami sadar kami tidak bisa melenyapkanmu dan kau juga terlalu berharga untuk dilenyapkan, jadi kami memutuskan untuk membuatmu bergabung dengan kami".

Setelah berkata demikian, leher Minami pun ditahan oleh besi yang mengalungi lehernya seperti sebuah penjepit.

Dari balik kursi Minami muncul sebuah benda semacam helm yang dilengkapi dengan kacamata berjenis goggle dan headphone yang kemudian secara perlahan terpasang ke kepala Minami.

"Apa ini!?" Teriak Minami "Kami memutuskan untuk mencuci otakmu dan membuatmu bergabung dengan kami, sama seperti yang kami lakukan pada si Eksekutor" Kata Hiro.

"Aku tidak sudi bergabung dengan kalian!" Minami kemudian berusaha kabur dan mencoba memanaskan besi borgol kursinya sama seperti yang dia lakukan di kamar Sayaka.

"Percuma, Ryogi-sama sudah memperingatkan kami, jadi kami membuat semua benda di dalam Laboratorium ini tahan panas" Kata Hiro.

"Tidak! Tolong!" Akhirnya helm tersebut terpasang di kepala Minami walaupun dia memberontak.

"Sekarang kami akan mulai proses pencucian otakmu" Kata Hiro sambil menekan sebuah tombol.

"Aaah! Hentikan!" Teriak Minami "Kami akan berhenti begitu kau sudah memihak kami" Kata Hiro.

"Aku tidak akan bergabung dengan kalian!" Teriak Minami "Begitu, kalau begitu kami akan terus menunggu sampai kau berhenti memberontak dan sepenuhnya setia kepada kami" Jawab Hiro.

Beberapa jam pun berlalu, proses pencucian otak akhirnya berhenti.

Helm Minami pun dilepas secara otomatis dan penjepit yang menahan lehernya juga terlepas, Minami terlihat sangat kelelahan dan hanya memberikan tatapan kosong.

Hiro lalu menerima laporan dari bawahannya "Pak, frekuensi otak subjek terlihat berubah, namun sebagian besar tetap sama seperti sebelumnya" Katanya sambil memberikan Hiro sebuah dokumen.

"Baiklah, kita lanjutkan besok. Matikan semuanya!" Perintah Hiro.

Dengan segera semua lampu di ruangan tempat Minami diborgol padam satu persatu, meninggalkan Minami seorang diri dalam kegelapan "Kenapa ini terjadi padaku?" Kata Minami dengan suara parau.

Di sebuah ruangan putih kosong, seorang gadis yang mengenakan seragam pasien rumah sakit berwarnya hijau yang sedang duduk di depan meja mulai tersenyum sambil mengibaskan rambut merahnya yang sepanjang pinggang.

"Akhirnya dimulai, ya?" Kata gadis itu dengan mata merah yang menatap dengan tajam.

bersambung