Khulandar berjalan perlahan menuju singgasana emasnya. Ia melangkah pasti ditengah aula besar dengan sesekali mengibaskan jubah hitamnya yang panjang. Seiring langkah kakinya menapak, satu persatu lampu-lampu di aula besar tersebut menyala, asap putih bermunculan di kiri kanannya membentuk wujud makhluk yang terbangun dari tidur panjang mereka. Dengan segera ruangan itu menjadi terang dan dipenuhi oleh ratusan makhluk yang berlutut menjadi sebuah barisan panjang menuju singgasananya. Hingga akhirnya Khulandar berdiri tepat didepan singgasananya serta memandang para jendral yang ditinggalkanya ribuan tahun yang lalu. Tepat di sampingnya, timbul dua asap putih dikiri kanannya membentuk dua makhluk yang memakai pakaian kebesaran perang dan satunya lagi berjubah panjang dengan topi panjang, layaknya seorang menteri. Keduanya adalah Kalawa sang panglima tinggi dan Uguff penasehatnya yang segera berlutut takzim di hadapan Khulanfar diikuti oleh semua makhluk yang memenuhi aula raja yang panjangnya ratusan meter.
"Khulandar raja kami, engkau telah kembali." Uguff dan Kalawa berlutut dengan satu kaki menekuk dan tangan kiri didada. Suara keduanya memenuhi ruangan besar itu.
"Khulandar yang agung." sambut semua panglima dan petinggi istana yang telah bangkit kembali dari tidur panjang mereka serentak berlutut takzim pula ikut memberi salam kepada Raja mereka yang telah kembali.
Khulandar mengembangkan sayap hijaunya yang berkilau, bentuknya yang telah berubah indah membuat para abdinya tercengang. Mereka memandang Khulandar dengan takjub, Ia sangat indah dan gagah dengan sepasang sayap berkilau. Wajahnya halus dan bersih menampakkan kharisma wibawa seorang raja yang gagah.
"Khulandar raja kami, engkau telah menjadi sangat indah." Kalawa mengucapkan keheranannya dengan tatapan takjub.
Khulandar memandang tajam satu persatu para petinggi kerajaan yang menyambut kedatangannya. Mereka adalah para abdi setianya yang menjaga Istana Hodom, sebagai pusat kerajaan Agra Mount.
"Benar Kallawa! Aku telah kembali, dan dengarkanlah hai kalian para pejuangku semua!" Aku akan segera mengubah wujud kalian kalian juga. Seluruh Rakyat Agra Mount akan segera mengikutiku untuk bersaksi kepada Tuhan yang satu dan Rasulnya yang mulia. Persaksian akan di mulai dari para abdi istana terus keseluruh kerajaan dan rakyat Agra Mount. Sampaikan kabar ini ke seluruh Agra Mount."
Uguf dan Kalawa menjawab serempak diikuti yang hadir, "Siap raja kami. Kami patuh kepadamu wahai Raja Khulandar yang Agung!" Khulandar memandang puas para abdinya yang berbaris rapi. Mereka semua menunduk patuh dan takzim.
Lalu, dua kepulan asap putih muncul dan tampak seorang wanita serta seorang laki-laki muda yang berperawakan tinggi tegap mirip Khulandar. Diiringi dua ekor singa putih yang anggun melangkah gemulai dan mengambil tempat disisi kiri dan kanan Khulandar. Dengan senang mereka menikmati garukan Khulandar di tengkuk mereka. Itulah Singa perang yang setia menjaga Khulandar kemanapun. Selama ini mereka telah sangat kehilangan majikannya itu.
Adapun sang wanita dan lelaki muda itu berseru, " Ayah!,.. Kawakib memberi hormat pada ayahanda yang mulia.! maafkan aku terlambat datang. Aku terlebih dahulu menjeput ibunda di istana Embun Beku." Kawakib anak satu-satunya yang ia tinggalkan ketika masih kecil, kini berlutut didepan Khulandar bersama istrinya Ratu Agra Moun, Salista. Khulandar memandang senang dan menarik Kawakib kedalam pelukannya. Ditepuk- tepuknya punggung Kawakib dengan senang, putranya kini telah menjadi pemuda yang gagah dan kuat. Khulandar menatapnya dengan puas serta istri yang lama ia tinggalkan, keduanya merasa senang dan takjub melihat Khulandar yang baru.
"Suamiku....kau sudah kembali." Salista yang merasa sangat gembira dan masih terkejut ikut berlutut disamping anaknya. Mereka melihat Khulandar dengan pandangan yang sama takjubnya pada perawakan Khulandar yang sangat indah.
Khulandar menghampiri sang istri lalu merangkulnya, demikian juga sang istri yang telah lama ditinggalkannya, namun Salusta lebih banyak menunuduk, ia merasa rendah diri melihat kegagahan perawakan Khulandar.
Memahami fikiran keduanya, Khulandar mengusap pipi sang ratu.
"Kalian juga akan segera berubah seperti aku, Kalian hanya perlu mengakui apa yang akan aku terangkan pada kalian. juga semua penduduk Agra Moun," katanya tersenyum bijak.
"Para abdi dan jendralnya mengangguk serentak tanpa bertanya. Mereka patuh secara mutlak pada Raja mereka itu.
Lalu saat itu juga di dalam istana megah itu, Khulandar memimpin persaksian seluruh penghuni istananya. Ia membaiat mereka dan mengajarkan pokok-pokok agama. Mereka semua berseru takjub ketika melihat limpahan cahaya Ilahi yang turun memasuki diri mereka. Dengan seruan puji-pujian mereka menikmati kedamaian hati yang memasuki kalbu mereka.
Bukan hanya rupa yang berubah indah, kemampuan fisik juga bertambah kuat dan semakin hebat.
Khulandar memberikan petunjuk-petunjuk pada mereka dan mengajarkan tata cara beribadah kepada Allah. Perubahan segera terjadi pada para penghuni istana. Bentuk mereka yang menyeramkan berubah jadi indah. Kawakib berubah dengan sangat gagah melebihi kegagahan Khulandar, Tubuhnya begitu gagah, wajahnya berseri dan ia memiliki sayap ungu kehijauan dengan sisi keemasan.Matanya tajam dan jernih, " putraku...kau benar-benar tampan dan gagah !" kata Salista takjub bercampur senang. Khulandar menatapnya dengan bangga dan sangat puas, demikian juga dengan Kalawa dan Uguff.
Ratu Salista tak kalah cantiknya, ia berubah menjadi seorang dewi yang sangat cantik. Rambut panjangnya yang kasar, menjadi halus dan berkilau. Wajahnya menjadi tirus cantik dan halus, bulu mata lentiknya menghiasi mata hijau yang seperti permata dari dasar laut, tidak lagi ditumbuhi bulu-bulu kemerahan seperti sebelumnya. Gigi taringnya mengecil dan rapi. Tubuhnya langsing dan lembut, tidak kaku lagi, serta jari tangannya mengecil dan indah. Tidak panjang lagi seperti sebelumnya. Ia menjadi sangat cantik. Khulandar menatap istrinya dengan pandangan sayang. Salista sendiri sangat terkejut mendapati keindahan dirinya saat ini. Dengan malu ia menunduk mendapati Khulandar menatapnya dengan tersenyum kecil. Hari itu seisi istana melakukan sujud syukur atas rahmat Ilahi yang mereka peroleh melalui Raja mereka.
Tanpa menunggu lama, setelah bertukar cerita dengan para jendralnya, malam itu Khulandar mengumpulkan mereka dalam rapat kerajaan.
"Kalawa ! Segera persiapkan pasukan! , kita akan menghadapi serangan tidak lama lagi." Khulandar memberi perintah pada Kalawa. Dengan menunduk takzim Kalawa menuruti perintah Khulandar.
"Uguff! umumkan kepulanganku pada rakyat Agra moun. Besok kumpulkan para ketua Suku dan para Jendral. Aku akan mengadakan rapat.!"
Uguff mengangguk takzim lalu memerintahkan pada bawahannya untuk segera melaksanakan perintah Khulandar.
"Beri kabar kepada seluruh rakyat, Khulandar yang agung telah kembali!" Uguff memerintahkan para jendral untuk menyiarkan kepulangan Khulandar pada seluruh rakyat Agra Moun.
Dengan suara bergemuruh, Istana Hodom bersinar kembali. Para penghuninya berubah menjadi indah dan perkasa. Mereka tak henti-hentinya bergembira dengan penampilan baru mereka. Semua merasa takjub dan bersyukur.
Hari itu seluruh Agra Moun tampak hidup. Negeri yang biasanya suram, kini seperti bara api yang dinyalakan. Mereka telah lama menunggu kepulangan sang raja. Sayang.....ada sebagian wilayah yang telah menjadi taklukan wilayah kerajaan lain, mendengar kepulangan sang raja, mereka menatap langit dengan penuh harapan baru. Masa-masa penindasan akan segera berakhir.
*******
Kerajaan Dar el Mar.
Di atas sebuah singgasana yang terbuat dari batu emas hitam, Kihr Gohf duduk dengan wajah berang. Ia baru saja mendengar Gerbang Tsaqil telah terbuka untuk beberapa saat lamanya. Moullagar telah kembali bersama pasukannya.
"Nohuga! " Bentaknya berang.
"Kihr Gohf yang agung." jawab Nohuga panglima perang Kihr Gohf.
"Cari Moullagar, dan bawa padaku. Aku akan meminum darahnya!". Kihr Gohf mengepalkan tangannya dengan geram. Moullagar, Raja dari Dar el Mar, kerajaan timur yang terkenal dengan pasukan ular bersayapnya, dulu telah membunuh putra sulungnya. Putra mahkota dari suku Kirib yang sangat dihormati di wilayah selatan Tsaqil. Moullagar membunuhnya dalam sebuah pertaruhan wilayah yang menjadi rebutan dua kerajaan mereka. Mereka memperebutkan daratan yang disebut Bayangan Pelangi. Sebuah daratan yang memiliki tujuh warna pelangi untuk setiap Danau dan air terjunnya. Merupakan surga di bumi Tsaqil yang memiliki makhluk dan tumbuhan terindah berwarna warni. Hanya tempat itu yang memiliki warna lengkap untuk semua jenis tumbuhan dan hewannya.
Mereka bertarung sampai salah satu mati diujung pedang. Dan Moullagar berhasil menang. Kihr Gohf yang sangat berduka atas kematian putranya, Ia menyerbu Kerajaan Dar El Mar. Mereka berperang hingga lima tahun lamanya. Akhirnya Dar el mar dapat dirampasnya, menangkap seluruh tentaranya dan menjadikan rakyatnya budak mereka. Namun ia sangat marah ketika Moullagar berhasil dilarikan kakaknya, Khulandar. Raja Agra Mount yang sangat berkuasa.
Kihr Gohf bersumpah akan meratakan kerajaan Khulandar, tapi ketika ia menyerang kesana. Seluruh penghuni kerajaan dan rakyatnya lenyap. Ia hanya menjarah kerajaan sunyi tak berpenghuni. Dengan berang ia kembali ke negerinya dengan satu pertanyaan tak terjawab. Apa yang terjadi dengan Agra Mount?
*******