Andrea menatap wajah Rendy dengan sengit. Wajah tampan itu tampak bercahaya saat memegang handphonenya. Hati Andrea jadi berasa ditoreh riuban pisau. Tadi Ia baru saja melihat Amora keluar dari ruangan Rendy dan sekarang si tampan itu malah hendak menerima telepon. Padahal kasus yang mereka hadapi tergolong kasus besar. Rendy seharusnya lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya daripada menerima telepon dari si bocah ingusan itu.
Bulu mata lentik Andrea mengerjap dengan indah. Ia menyenderkan duduknya ke sandaran kursi dan menatap Rendy yang berdiri di dekat jendela. Suara manis Rendy terdengar seperti buluh perindu.
"Assalamualaikum Jasmine.." Rendy memberikan salamnya dengan lembut. Dan Jasmine menjawab salam Rendy sambil terdengar terengah - engah. Rendy jadi mengerutkan keningnya. Mengapa terengah - engah ? Apa dia habis berolah raga ? atau habis berlari ? atau jangan - jangan dia berhalusinasi lagi melihat hantu.