Amora menatap dengan takjub pemandangan di depan matanya. Wajah tampan Rendy yang sedang kusut dengan mata terpejam dan nafas berjalan lambat membuat Amora menelan ludahnya yang tiba – tiba terasa seret. Ia bersumpah kalau pemandangan yang ada di depan matanya ini mampu membuat hatinya gemetar. Amora sangat ingin berlari ke arah Rendy dan duduk dipangkuannya. Kemudian mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang.
Tetapi kakinya seakan tidak mampu melangkah. Ia hanya berdiri dengan gemetar dan dada bergejolak cepat. Bahkan untuk sekedar berkata – katapun Ia tidak sanggup lagi. Ia merasa lidahnya terasa kelu. Ia hanya bisa menatap Rendy dengan lutut gemetar. Sementara itu Rendy yang merasa kepalanya sangat pusing tidak menyadari kalau Amora masih berdiri di depannya dan menatapnya dengan pandangan penuh hasrat.