Serena melihat betapa kakaknya begitu cemas kepada Jasmine. Ia belum pernah melihat kakaknya secemas itu. Bahkan disaat ketika Ia sedang sakit. Ia juga melihat betapa kakaknya begitu menyayangi Jasmine. Kakaknya terus menerus memeluk Jasmine dan meniup bentol – bentol di tubuh Jasmine sambil mengusap – ngusapnya menghilangkan rasa gatal dan panas yang menyerang seluruh tubuhnya.
Mulut Jasmine juga terus menerus mengaduh – ngaduh dan merintih kesakitan. Rintihan Jasmine malah membuat Kenzo berpikir lain. Ia berulang kali mencoba berkonsentrasi menyetir mobilnya tetapi rintihan suara jasmine malah menganggu konsentrasinya. Ia adalah laki – laki normal dan ternyata memang imannya tidaklah sebesar yang perkirakan oleh Permata, tunangannya. Tadi saja Ia sudah tidak dapat menahan diri. Sekarang Ia mendengarkan suara rintihan Jasmine. Kenzo merasakan kepalanya jadi pusing.