Chereads / Pernikahan Paksa / Chapter 46 - Kau yang akan jadi Gila

Chapter 46 - Kau yang akan jadi Gila

Jasmine melemparkan baju tidurnya ke atas ranjang. Padahal Rendi masih berbaring di atasnya. Rendi benar-benar sangat mengantuk sehingga sulit untuk bangun. Tapi ketika baju tidur Jasmine nemplok di mukanya dengan tidak sopan. Rendi langsung meloncat kaget. "JASMINE!!! Kau jorok sekali" Kata Rendi sambil balas melemparkan pakaian Jasmine ke dalam keranjang cucian.

"Kenapa memang?? Kau akan tahu rasa seperti apa Aku sebenarnya" Kata Jasmine sambil mencari-cari tasnya.

Rendi mengeram bagai singa melihat mangsanya, Ia benar-benar ingin menelan Jasmine bulat-bulat. Ia kini melihat Jasmine membuka koper-koper yang berderet di dekat pintu. Ini adalah hari pertama sebenarnya Jasmine pindah ke rumah ini setelah dari tempat pernikahan mereka di Villa. Bahkan koper-koper pakaian Jasmine belum sempat dibereskan. Hanya beberapa pakaian tidur dan seragam yang terlebih dahulu disimpan pengasuhnya Jasmine didalam lemari Rendi. Lagipula karena Jasmine belum memiliki lemari sendiri. Rendi duduk sambil memperhatikan Jasmine yang terlihat panik mencari koper berisi buku-buku pelajarannya.

"Tasku mana?? Bukuku mana? Ah..Aku lupa belum beres-beres buku" Wajah Jasmine langsung panik. Ia kemarin ditarik Rendi tanpa membawa tasnya. " Tasku pasti ada di Serena.. Tapi Aku punya banyak tas. Mana tas yang lainnya. Dikoper mana tasku? Aduuuh...Aku pasti kesiangan lagi"

Melihat Jasmine kelimpungan, Rendi jadi tidak tega. Ia segera turun ke bawah dan ikut mencari koper yang berisi tas serta buku Jasmine. Mereka berdua berlutut membongkar koper satu persatu.

Koper pakaian tidur, koper gaun-gaun, koper sepatu & sandal, koper pakaian santai dan kaos-kaos, celana jeans..Ya..ampuun kopernya begitu banyak. Yang mana yang berisi buku dan tas Jasmine.

Rendi yang sibuk ikut mencari jadi ngomel-ngomel. "Mengapa kopermu tidak kau beri label sehingga kita tidak kesulitan mencarinya, Kemarin Kau masukan kemana buku-buku mu?" Katanya sambil menarik koper-koper Jasmine satu persatu lalu membukanya

"Mengapa Kau baru memberitahu sekarang kalau kopernya harus dikasih label" Kata Jasmine sambil bersungut-sungut.

Rendi melirik dengan sudut matanya. [Laah ini bocah, kan dari kemarin Ia sibuk bikin masalah, mana sempat mereka berdiskusi tentang hal yang beginian] Rendi mengomel dalam hatinya.

Hingga akhirnya sebuah koper besar biru Ia buka dan didalamnya penuh dengan buku-buku pelajaran Jasmine. Rendi berteriak gembira serasa menemukan setetes air di gurun sahara.

"Ini dia bukumu ada..." Kata Rendi sambil mengambil beberapa buku dalam sebuah koper. Jasmine langsung merebut buku itu dari Rendi. "Syukurlah...akhirnya ketemu...Minggir...minggir.... minggir..." katanya Ia lalu menggeser tubuh Rendi dengan kuat sampai Rendi sampai jatuh ke pinggir. "Ya Allah Jasmine.." Kata Rendi sambil bangun. Ia menggelengkan kepalanya takjub dengan kelakuan Jasmine. Tingkahnya kadang seperti preman kadang seperti anak kecil.

"Aku mau mandi. Jasmine kau rapihkan kembali. awas Jangan diacak-acak, biar nanti Bi Enih yang akan membereskan ke dalam lemari" Kata Rendi sambil masuk ke dalam kamar mandi.

Jasmine mengangguk di depan Rendi tapi kemudian matanya berkilat-kilat sambil tersenyum jahat. Kata-kata terakhir Rendi malah memberikan Ilham kepadanya untuk melakukan sesuatu. Setelah Ia memperoleh buku untuk pelajaran hari ini lalu memasukan ke dalam tasnya yang lain. Ia membuka semua koper dan dengan kedua tangannya. Ia mengaduk-ngaduk semua isi koper lalu menaburkannya itu ke atas ranjang, sofa, lantai dan semua. Ia juga menarik sebuah koper yang isinya adalah sepatu-sepatu yang masih dalam dus. Jasmine membuka semua dus-dus sepatunya lalu melemparkan ke setiap arah.

"Ha...ha..ha.." Jasmine tertawa bahagia melihat kamar Rendi yang asalnya super rapih. menjadi seperti area yang terkena angin puting beliung. Pakaian Jasmine berserakan dimana-mana, celana dalam, bra, celana pendek, celana jeans bertaburan bagaikan daun kering yang berserakan di halaman. Usai melakukan itu Jasmine berlari keluar kamar. Dan segera menuju lantai bawah. "Mati..kamu..mati" Kata Jasmine sambil senyum-senyum sendiri.

Di tangga Ia melihat Serena sudah bersiap mau ke sekolah. "Hey.. Serena Kau mau ke sekolah Ayo...ayo..kita pergi ke sekarang" Kata Jasmine sambil menarik tangan Serena.

"Tapi Kau belum sarapan..." Kata Serena sambil terheran-heran melihat wajah Jasmine yang ceria. Bukankah tadi malam Jasmine menangis dengan sedihnya tapi sekarang Ia bagaikan orang yang baru menang lotre.

"Ga apa-apa. Aku mau sarapan di sekolah saja. Ayo cepat...cepat" Kata Jasmine sambil melonjak-lonjak penuh semangat. Serena sedikit keheranan tapi Ia juga takut kesiangan makanya Ia segera mengikuti langkah Jasmine.

Mereka berdua lalu pergi naik Mobil yang dikemudikan oleh Pak Gunawan sopir Rendi selain Andri. Serena terus terheran-heran melihat Jasmine terus tersenyum-senyum.

"Jasmine, Apa kamu baik-baik saja?, Semalam Kau menangis sekarang Kau senyum-senyum. Apa pernikahanmu dengan kakakku telah membuat mu jadi gila" Kata Serena.

"Bukan Aku yang akan jadi gila. Tapi kemungkinan Kakakmu yang akan jadi gila"

"HAAH?? Apa maksudmu? Bukankah Kau kemarin begitu ketakutan?"

"Katakanlah Serena. Apa Kakakmu seorang yang perfeksionis?" Jasmine bertanya dengan penuh semangat

"Ya benar.. Dia orang yang sangat super bersih, super rapih dan super teliti. Lihat saja penampilan dia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Benar-benar bersih tak tercela. Kau lihat kamarnya juga begitu bersih. Tidak banyak orang yang bisa ke masuk ke dalam kamarnya. Ia hanya mengijinkan Bi Enih yang membersihkan kamarnya."

"Ini adalah sesuatu yang sangat bagus..Aku jamin Kakakmu sebentar lagi akan menyuruhku keluar dari kamarnya"

"Terus Kau mau tidur dengan siapa?"

"Aku akan tidur di kamar tidur yang disediakan untuk tamu. Kata Kakakmu kamar itu ada hantunya tapi Aku akan minta pengasuh ku untuk menemani Aku. Aku memang gadis yang paling pintar di dunia ini. Ha...ha...ha.." Jasmine sumringah sekali.