Tangan Rendi tanpa sadar masuk menyelusup ke dalam tubuh Jasmine. Ia dalam keadaan tidak sadar. Jasmine sendiri malah semakin mendekap tubuh Rendi. Ia dalam kondisi tidak memakai pakaian dengan sempurna. Cuaca daerah atas lebih dingin dari pada di tengah. Secara naluri tubuhnya mencari kehangatan. Ketika didalam dadanya ada sebuah tangan yang menyelusup Ia malah semakin terlelap.
Kedua pasang kaki saling membelit. Alunan nafas terdengar saling bersahutan. Sampai kemudian Rendi membuka matanya perlahan. Ia sedikit terkejut menyadari bahwa tangannya telah berada pada tempat yang tidak semestinya. Tapi melihat Jasmine masih terlelap dengan nakal Rendi membiarkan tangannya berada di sana beberapa saat. Sebelum akhirnya Ia mendengar adzan Maghrib dan Ia harus berhenti bermain-main.
Rendi bangkit dan membetulkan selimut yang tadi sempat melorot ke bawah. Tapi kemudian matanya melihat ke arah kemeja Jasmine. Ia menyeringai melihat kemeja itu. Sewaktu membukanya Ia tadi melemparkannya ke bawah ranjang tapi kemudian Ia sengaja meniduri kemeja itu agar Jasmine jatuh ke dalam pelukannya. Dan taktik nya berhasil.
Rendi selesai melakukan ibadah sholat Maghrib ketika Ia melihat Jasmine masih tertidur. Ia lalu menghampiri Jasmine dan lalu dengan nakal tangannya meraba paha Jasmine kemudian "Aaakh...."Jasmine berteriak kencang ketika ada yang mencubit pahanya.
Rendi tertawa terbahak-bahak melihat wajah Jasmine merah padam bagaikan kepiting rebus. Tangan Jasmine memegang selimutnya dengan erat. "Mengapa Kamu mencubitnya?? Saakiit..." Katanya sambil berkaca-kaca. Ia kembali ketakutan. Jasmine benar-benar takluk dengan kelakuan Rendi. Ia sangat ketakutan.
"Cepat Bangun.. Sholat sana!! Sudah Maghrib.."
"I..iya tapi Aku tidak memakai pakaian. Aku malu."
"Itu kemejanya ada di bawah tubuhmu dan ini roknya" Rendi mengambil Rok dari bawah ranjang. Jasmine langsung merebutnya. Lalu Ia terdiam sambil memegang pakaiannya. Rendi mengerutkan keningnya. "Apa lagi yang Kau tunggu?? CEPAT!!! Cepatlah.. nanti waktu Maghrib nya keburu habis."
Mendengar Rendi membentak, Jasmine langsung bangun dan berdiri. Bajunya Ia pegang erat di dadanya. Mata Rendi melotot melihat Jasmine berdiri tegak dihadapannya. Badan Jasmine tinggi semampai. Dadanya tidak terlalu besar tapi membusung dengan indah. perutnya begitu datar dan kedua kakinya begitu jenjang dan ramping tetapi berisi. Bahkan kini Rendi bisa melihat dengan sangat jelas, celana Jasmine yang bergambar Mickey Mouse itu. Jasmine berdiri tegak bagai seorang tentara yang akan diinspeksi.
"Ya Alloh Ya Rab....."Rendi mendesis. Mengapa hidupnya menjadi seperti ini. Rendi refleks memalingkan wajahnya. Pemandangan didepannya benar-benar di luar nalarnya. "Pergi Sana!! Wudhu!!!!" Teriak Rendi.
Jasmine membalikkan badannya dan langsung berlari. Tapi kemudian Ia berhenti lalu berbalik lagi menghadap Rendi. "Maaf Kakak...tapi toilet nya sebelah mana??"
Rendi yang kaget karena tiba-tiba Jasmine berdiri lagi di hadapannya masih dengan pakaian seperti tadi. Rendi hampir saja meloncat kaget. Tapi kemudian Rendi berkata, " Itu.. sebelah sana!!!" Rendi menunjukkan toilet yang ada di pojok ruangan. Setelah Jasmine pergi. Rendi langsung terduduk di sofa. Tangannya memijat keningnya sendiri. Kepalanya mendadak terasa pusing. Bayangan celana Mickey Mouse membuatnya benar-benar illfeel.
***
Rendi dan Jasmine sudah duduk menghadap meja makan. Jasmine berpakaian seragam sekolah yang sangat kusut. Rendi masih mendingan memakai pakaian yang ada dikamarnya. Bi Eha hanya senyum-senyum saja sambil mengambilkan nasi untuk majikannya. Jasmine tertunduk sambil memainkan sendoknya. Ia sangat lapar dari siang belum makan. Mana tadi habis membersihkan toilet.
Ketika Bi Eha menuangkan secukil nasi ke piring Jasmine. Jasmine menatap Bi Eha.."Maaf Bi. Bolehkah Aku meminta satu cukil lagi. Aku sangat lapar" Katanya sambil malu-malu menatap Rendi. Rendi mengangkat halisnya. "Makanlah sebanyak Kau mau" Katanya sambil menahan senyum. Jasmine masih kelas XII. Sistem metabolisme tubuh nya sedang dalam keadaan sempurna. Anak SMA bukanlah wanita dewasa yang harus memikirkan antara kalori dan lemak.
Wanita dewasa yang perduli dengan berat badannya akan memikirkan berapa banyak yang harus Ia makan agar makanan tidak tertimbun jadi lemak. Jadi ketika kemudian Rendi melihat bagaimana Jasmine melahap dua piring nasi. Dua potong ayam, semangkuk sup, tiga potong tempe mendoan dan dua sendok sambel goreng. Rendi hanya bisa memakluminya. Apalagi badan Jasmine tinggi sehingga kebutuhan kalori nya jelas berbeda dengan yang bertubuh pendek.
Bi Eha yang berdiri menunggu mereka makan yang malah terlihat kaget. Ia bertanya-tanya, berapa ronde pasangan itu melakukan hubungan sampai Jasmine terlihat begitu kelaparan.
Rendi makan makanannya perlahan. Ia menikmati setiap suap dan mengunyahnya perlahan-lahan. Sesekali Ia menggeser layar tablet nya, memantau pergerakan harga saham di bursa keuangan.
Kemudian Rendi mendengar Jasmine bersendawa tanda Ia kekenyangan. "Kau harus memperbaiki etika di meja makan" Kata Rendi sambil menutup layar tabletnya. Ia lalu mengambil tisu dan berdiri melap mulut Jasmine yang belepotan minyak.
"Kau juga tidak boleh bersendawa dengan keras" Katanya lagi. Jasmine cemberut tapi tidak berani membantah. Ia tidak ingin kejadian Ia ditelanjangi terulang lagi. Ia juga tidak mau dicium dengan keras oleh Rendi. Bibirnya masih terasa perih ketika tadi terkena sambal.
"Dan satu lagi.." Kata Rendi.
"Apa??"
"Jangan Kau pakai lagi celana Mickey Mouse mu"
"Tapi mengapa? Ini harganya mahal.. Limited Edition." Kata Jasmine menolak keras.
"Aku akan ganti dengan yang lebih mahal"
"Tapi ini lucu. Aku suka"
"JASMINE!!!" Rendi membentak. Jasmine langsung ketakutan lagi.
"Iya..iya.. tidak akan Aku pakai lagi!!" Jasmine langsung menganggukan kepalanya tanda menyerah.