Jasmine menendang kursi di kantin yang diduduki oleh seorang anak MIPA kelas X. Anak itu tampak sedang ngobrol dengan temannya. Walaupun tidak jatuh tapi anak itu kaget bukan main. Ia meloncat dari kursinya. "Eh..Siah..Aya naon? " Katanya sambil melihat ke belakang.
Dilihatnya Jasmine berdiri menjulang di depannya. Wajah yang teramat cantik itu malah membuat anak itu langsung ketakutan.
"Minggir Luh!! Ini tempat duduk Gue." Kata Jasmine dengan tajam.
"Oh..i..iya Kakak, silahkan" Anak laki-laki itu langsung pergi menjauh diikuti oleh teman-temannya. Jasmine segera duduk ditempat yang tadi diduduki oleh anak itu.
Ia berkata pada Iksan. "Ayo Iksan.. pesankan makanan. Gue ingin makan batagor pake pedas yang banyak. Minumnya teh botol. Bawain juga bala-bala sama cireng. Gue lapar. Tadi pagi cuma makan nasi goreng sepiring"
Iksan menatap heran. " Nasi sepiring Kho bilangnya cuma. Sekarang pesan makanan segini banyak. Apa ga bakalan meledak perut kamu?"
"Kamu lihat, Gue baru 17 tahun. Gue sedang dalam masa pertumbuhan. Gue harus kuat dan menyiapkan banyak tenaga agar bisa menghajar seseorang dengan mudah besok" Kata Jasmine sambil mengangkat tangannya ke atas kembali memperlihatkan otot bisepnya.
Serena yang ada disampingnya cuma bisa geleng-geleng kepala. Niat banget Jasmine mau menghajar Kakaknya. Lihat saja siapa yang akan balik dihajar. Sebagai cucu dari Kakeknya Sasmita, Rendi menguasai ilmu pencak silat dan tenaga dalam. Hanya saja kakaknya terlampau baik hati sehingga kalau tidak kepepet Rendi lebih baik mengalah. Biar Jasmine kena batunya kali ini. Serena jadi senyum-senyum sendiri.
Ketika Jasmine sedang mengangkat tangannya tiba-tiba ada seorang anak berjalan disampingnya alhasil tangan Jasmine terkena badannya. Anak tersebut terkejut. Ia mengaduh. Jasmine serentak berdiri matanya melotot.
"Apa Luh...apa Luh..kurang ajar. pake lewat kesamping gue. Ini tangan jadi nyentuh badan Elu..Nazis banget..Nih rasakan!!" Jasmine menghajar anak tersebut.
Serena langsung memegang tangan Jasmine menahannya karena dilihatnya anak itu sudah jatuh terjengkang. "Apaan sih Kamu Jasmine. Dia kan ga sengaja."
"Aku ga suka badanku disentuh oleh laki-laki. " Jasmine ngomel-ngomel.
"Hadeuh...nih makhluk cantik. Perempuan itu harus mau disentuh laki-laki, kalau ga disentuh mana bisa manusia berkembang biak. Atau Kau lebih suka disentuh ama perempuan?" Tanya Serena sambil menatap Jasmine. Jasmine malah tambah marah-marah. "Emangnya Aku lesbi apa?"
"Tuh.. .si Jasmine.. bawaannya nyolot Mulu..apa tiap hari kamu makan api" Erlan menatap temannya dengan heran.
"Memangnya Kenapa kalau gua nyolot? Lu mau gua hajar juga" Jasmine balik meradang ke arah Erlan.
Untungnya tidak lama Iksan datang membawa berbagai macam makanan.
"Sudah-sudah..Maraneh tong garandeng wae. Aing Jangar*. Nih..nih..makanan. Sok cepet Jasmine makan, biar tensinya turun. Perutnya isian dulu. Batagor Mang Barnas. Aku pesan 7 buah batagor sekaligus. Biar Setan yang ada di dada Kamu tenang..."
Jasmine cemberut sambil mengambil piring ditangan Iksan yang isinya tujuh buah batagor. Tidak pakai lama Jasmine menghabiskan semua batagornya dihadapan teman-temannya yang melihat dengan pandangan mata takjub.
"By the way on the way busway..Kho Aku heran lihat kamu makan Jasmine. Banyak banget tapi kaya ga pernah mampir di perut. Perut Kamu datar banget" Iksan geleng-geleng kepala lihat Jasmine yang makan dengan lahap.
Jasmine menyedot teh botolnya hingga sebotol langsung habis.
"Ngapain Lu lihat-lihat perut Gue. Kaya yang kurang kerjaan aja" Jasmine melap mulutnya dengan punggung tangannya. Tangannya mengincar bala-bala dengan cabe rawitnya.
Serena jadi geli sendiri kalau kakaknya melihat gaya makan Serena. Soalnya Kakaknya itu kalau makan santun banget, sedikit demi sedikit dan mengunyahnya 32 kali sebelum menelannya. Neneknya yang pernah jadi Putri Kecantikan itu mendidik Rendi menjadi orang yang memiliki kepribadian hampir mendekati sempurna.
"Emang kalian ga pada makan apa? Kenapa cuma ngeliatin gue melulu" Kata Jasmine sambil menyuapkan cireng terakhir.
"Perasaan Aku udah kenyang cuma ngeliatin Kamu makan" Kata Erlan pada Jasmine.
"Aku apalagi pengen muntah" Kata Serena sambil ngusap wajahnya.
"Akumah jadi mules.. jadi pengen ke belakang. Aku ke belakang dulu ah" Kata Iksan sambil lari.
Jasmine melotot sama Iksan. "Wey..dasar kampret Luh. Jorok amat" Jasmine berteriak.
Tapi teriakannya berhenti ketika seseorang datang menghampirinya sambil membawa setangkai mawar bewarna merah.
Jasmine melotot dengan mulut ternganga. Mulutnya yang mungil terbuka lebar.
"Siapa Kamu?" Katanya sambil mengerutkan keningnya sama anak yang membawa mawar. Apa ia tidak tahu kalau di sekolahan yang lama Ia hampir dikeluarkan gara-gara sering menghajar teman laki-lakinya yang sering bertindak kurang ajar.
" Ma...maaf ini bukan dari Aku, ta...tapi dari Fachri yang berada di sana" Anak itu kelihatan sangat takut melihat Jasmine. Jasmine melihat ke arah tangan anak itu yang sedang menunjukkan seorang anak laki-laki yang sedang duduk di dekat tukang mpe-mpe sambil menatapnya.
Anak laki-laki itu tersenyum ketika Jasmine memandangnya. Serena dan Iksan juga ikut memandangi anak itu. Wajah yang tampan dan kulit yang kuning membuat anak laki-laki tampak bersinar di antara yang lain. Mereka baru melihat anak itu. Jasmine merenggut kerah baju anak yang memegang bunga.
"Siapa Dia?" Tanya Jasmine dengan pandangan mata yang buas.
"I..i..Ia Fachri murid baru dikelas kami. Kelas XII MIPA 6, Ia pindahan dari Kota A. Ia menyukaimu. Ini bunga dari nya"
"Apa dia pikir dia adalah Dillan dan Gue Milea-nya? Sok pake romantis-romantisan segala" kata Jasmine sambil merebut mawar di tangan anak itu. Lalu bagaikan langkah seorang preman. Jasmine menghampiri anak itu sambil membawa mawarnya.
"Elu Fahri?" Kata Jasmine tajam
Fachri tersenyum sambil mengagumi keindahan makhluk yang ada dihadapannya. Betapa cantiknya Jasmine bagaikan Bidadari dari Kahyangan. Betapa sempurnanya wajah yang putih mulus itu. Seakan lalatpun akan tergelincir kalau hinggap diatas kulit Jasmine. Hidungnya yang amat mancung sangat kontras dengan bibirnya yang begitu mungil. Mata lebar tetapi sayu. Sehingga ketika Jasmine melotot malah terlihat semakin cantik bukannya menakutkan.
Fachri baru sebulan pindah sekolah tapi begitu melihat Jasmine Ia sudah langsung jatuh hati. Ketika teman-temannya melarang Fachri untuk jatuh cinta pada monster wanita itu Fachri malah semakin tertantang.
Bermodal tampang yang sangat tampan dan Ayahnya yang seorang Jendral. Yang baru pindah tugas dari Kota A ke Kota B. Fachri merasa punya kapasitas untuk mendekati Jasmine.
"Gue hargai keberanian Elu mengirim bunga ini." Kata Jasmine sambil merenggut kelopak bunga dari tangkainya. Lalu meremasnya.. Setelah dirasa hancur, Jasmine membuka telapak tangannya dan mulai menjatuhkannya kelopak-kelopak mawar yang sudah hancur ke lantai.
Fachri menatap bunganya yang bertebaran di bawah. Jasmine lalu menginjak bunga itu dengan kaki kanannya dan menginjak-injak nya.
" Bungamu salah alamat, Gue paling tidak suka pria norak. Jauhi Gue!! atau Kau ingin masuk ke salah satu tempat di Citapen*"
Fachri hanya tersenyum melihat Jasmine yang begitu murka.
"Aku tidak akan mundur, semakin Kamu tolak Aku akan semakin ingin menjadi bayanganmu" Kata Fachri dengan tenang
***
*) Sudah-sudah Kalian jangan ribut saja. Aku jadi pusing
*) Citapen adalah suatu daerah di Kabupaten Bandung yang terkenal dengan banyaknya tempat pengobatan untuk orang yang patah tulang atau terkilir