Chereads / Pernikahan Paksa / Chapter 6 - Repotnya bertemu para ABG

Chapter 6 - Repotnya bertemu para ABG

Rendi sudah bersiap dengan celana jeans dan kaos berkerah. Sepatu kets tampak manis dikakinya. Ia mengaca sambil menyisir rambutnya yang tebal dipotong rapi. Ia mengusap-ngusap pipinya yang mulus bagaikan muka gadis yang sering melakukan perawatan wajah. Rendi lalu mengusap-usap dagunya yang bagai ujung telur. Hadeuh...wajah yang bikin baper semua makhluk di alam semesta raya.

Tapi terus terang Rendi merasa tidak nyaman dengan wajah tampannya. Ia merasa tertindas oleh wajahnya sendiri. Wajahnya yang tampan membuat Ia lebih sering kena bully. Sewaktu SMA Ia sering dihajar Kakak senior hanya karena pacar mereka tergila-gila pada Rendi. Padahal Rendi sendiri tidak tahu menahu.

Kalau lagi jalan di pusat keramaian Ia sering sedih melihat para pria memegang erat teman wanitanya yang seringkali lupa diri memandang Rendi sambil tidak menghiraukan teman laki-lakinya yang ada disampingnya.

Setiap Rendi tampil untuk melakukan suatu keperluan untuk perusahaannya seperti mengikuti tender suatu proyek, mengikuti pelelangan suatu barang, bernegosiasi dengan klien Ia selalu dianggap remeh dan salah alamat. Baru ketika Rendi bicara dengan suara beratnya dan dengan gaya bicara yang meyakinkan barulah mereka percaya dengan kemampuan Rendi.

Andaikan hidup boleh memilih Rendi lebih suka berwajah biasa-biasa saja. Tampan, Kaya, Jenius bagi Rendi malah membuat Ia hidup tidak nyaman. Tapi apa daya Ia tidak bisa melawan takdir. Walaupun tidak nyaman but Life muat go on. Jadi Ia mencoba menikmati saja yang kata orang-orang sebagai suatu keberuntungan.

Serena tiba-tiba nongol di pintu kamarnya. Serena bersiul melihat Kakaknya.

"Duuuh..yang mau ketemu calon istri ganteng Amir...." Kata Serena mempelesetkan kata amat jadi Amir.

"Kenapa wajah kakak cakep banget. Aku sering kalah cakep sama kakak" Serena tiba-tiba mengeluh. Ia memang merasa tidak seindah kakaknya. Kalau kakaknya bagai burung merak maka Ia bagai burung merpati. Kulitnya tidak seputih dan semulus kakaknya. Badannya juga tidak setinggi kakaknya, hidungnya tidak semancung kakaknya. Kakaknya Rendi benar-benar berhak mendapatkan gelar perfect untuk ketampanannya.

"Kau ini kalau ngomong suka ngasal.." Kata Rendi sambil memasukan dompet ke saku celananya. Lalu Ia berjalan keluar dari kamar diikuti adiknya.

"Tapi Kak.. tenang saja. Keindahan Kakak nanti akan disaingi oleh Jasmine."

"Oh ya?" Kata Rendi tidak minat.

"Dia sangat cantik.. pokoknya kalau dari segi fisik sangat serasi" Serena berpromosi sebelum mereka masuk ke dalam mobil. Rendi mengendarai mobilnya sendiri karena kalau malam Gunawan istirahat bersama keluarganya.

Rendi sama sekali ga minat ketika Jasmine disebut cantik. Emang dia secantik apa. Bukankah Semakin cantik seorang wanita Ia pasti akan semakin matre juga. Wanita dengan wajah biasa-biasa saja ninggalin dia demi pria yang cuma bawa mobil ga layak pake. Apalagi Wanita berwajah cantik.

"Apa dia matre?" Rendi tiba-tiba bertanya karena Ia mengingat Yesi. Dimana gadis itu sekarang. Mahasiswi jurusan Teknik informatika itu pasti sekarang sudah menikah sama pria itu. Duh nih hati langsung berdenyut nyeri kaya diiris-iris sembilu. Rendi jadi kepingin meratapi nasibnya yang malang. Cinta pertamanya kandas ke dasar lautan.

Parahnya Ia belum pernah ngapa-ngapain pacarnya. Karena Ia berharap mereka bermesraan setelah menikah. Biar lebih afdhol gitu. Makanya pacaran selama dua tahun. Rendi cuma berani megang tangan, itu juga pas nyebrang jalan raya. Belum pernah nyium sekalipun kecuali ga sengaja nyium pipi itu juga gara-gara muka mereka bertabrakan waktu Rendi mau menoleh pas dia lagi mau ngambil minum disampingnya.

Tau mau putus Ia pasti ngapa-ngapain sama wanita itu. Ups... Astaghfirullah..Rendi langsung istighfar sambil ngusap wajah tampannya. Ngapa-ngapain wanita yang belum jadi muhrimnya kan haaaraam. Tuh... otak, jangan ngeres. Rendi menepuk-nepuk kepalanya seakan ingin mengeluarkan pikiran kotornya.

"Kenapa Kak?" Serena bertanya ke Kakaknya yang sedang menepuk-nepuk kepalanya seperti sedang mengeluarkan sesuatu melalui lubang telinganya.

"Kenapa apa? Kakak mau nanya. Apa dia matre?"

"Matre apaan? Dia lebih kaya dari Kakak. Putri tunggal, cucu tunggal. Kakeknya Haji Anwar cuma punya anak satu. Yaitu ayahnya Jasmine. Eh..Ayah Jasmine juga cuma punya anak satu yaitu Jasmine. Mereka punya perusahaan dimana-mana. Jadi jangan bilang Jasmine cewe matre dia ga butuh uang. Hidupnya udah kebanyakan uang. Aku aja tiap hari dijajanin"

Rendi mengerutkan keningnya. "Kenapa dijajanin? Kan tiap hari Kamu Kakak kasih uang saku yang cukup. Kemudian Ayah juga nrasfer buat uang jajan tiap bulan. Setahuku Kakek juga ngasih jatah ke tiap cucunya setiap bulan. Mengapa sampai dijajanin orang. Mana tiap hari lagi." Rendi ngomel-ngomel.

"Dia yang maksa. Lagian uang jajanku tidak seberapa dibandingkan dengan uang jajannya." Serena mencoba membela diri.

Rendi mengerutkan keningnya. Menurut dia uang jajan Serena aja perbulannya udah hampir setara sama gaji kepala akuntannya. Jumlah yang terlalu berlebihan untuk ukuran anak SMA. Gadis itu uang sakunya jauh di atas Serena. Ia semakin mencium suatu ketidakberesan.

"Mengapa Ia mau dijodohkan?Apa Ia tidak menolak?"

"Kakeknya langsung stroke ketika Jasmine menolak. Dan Jasmine sangat menyayangi kakeknya sehingga Jasmine menyerah. Lagipula ada Aku yang akan jadi adik iparnya membuat Jasmine juga merasa terobati." Serena menjelaskan panjang lebar.

Rendi langsung mencium ada drama sinetron sedang berlangsung dirumah Jasmine. Rendi yakin banget Kakeknya Jasmine menekan Jasmine dengan suatu kebohongan. Hadeuh...tuh kakek-kakek berdua. Kakeknya sama Kakek Jasmine mau mengukuhkan persahabatan jadi persaudaraan. Tapi yang dikorbankan dia dan Jasmine. Ia harus mengambil tindakan.

"Ayo Serena cepat..Aku sudah tidak sabar ingin bertemu temanmu itu"

"Bukan temanku tapi tepatnya calon istri Kakak, Aku tau lho. Kakek lagi ngurus-ngurus pernikahan Kakak. Hari Sabtu pagi di Vila L Kakak akan menikah."

Ya Alloh sudah sejauh itukah Kakeknya bertindak. Apa hidupnya hanya sebuah permainan. Rendi jadi ngenes. Ia diputusin pacarnya, disangka gay, sekarang Ia mau dijodohkan, sama anak SMA lagi. Apa Ia reinkarnasi Jendral Tian Feng, Siluman Babi Cu Pat Kay murid dari Tong Sam Chong. Yang begitu banyak mengalami penderitaan cinta gara-gara mencintai Chang E si Dewi bulan

Tidak lama kemudian mobil sudah sampai kekediaman Jasmine. Rendi mengangkat alisnya melihat rumah bagaikan istana. Emang penghuninya berapa orang. Rumah Segede gini pasti bisa memuat penduduk satu RT.

Sudah banyak mobil yang terparkir. Pesta ulangtahun yang sangat mewah untuk ukuran anak SMA. Rendi malas-malasan berjalan masuk. Dilihatnya di luar dan dalam rumah sudah banyak remaja-remaja ABG yang tampilannya udah dipermak habis-habisan bagai artis Hollywood yang sedang menghadiri penganugerahan piala Oscar.

Penampilan Rendi yang casual membuat Ia tampil beda.

Begitu melihat teman-temannya Serena langsung berteriak," Hallo teman-teman!!" Serena melambaikan tangannya sambil menggandeng kakaknya. Teman-teman Serena membalas lambaian tangan Serena tapi mata mereka langsung menatap Rendi.

Wajah mereka seketika takjub melihat Rendi.

"Serena!! Apa dia bintang tamu kita?" Tanya Nunik teman sekelas Serena sambil menatap Rendi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seakan melihat Alien.

"Serena, mengapa ada Cha Eun Woo disini? Oh my God. Apa kamu beneran dia? Atau saudara kembarnya?" Teriak Nana histeris. Ia memang penggemar berat anggota grup band "Astro" asal Korean itu.

"Aku mau foto.... aku mau foto.." Teriaknya kemudian sambil tanpa permisi langsung nyerobot tangan Rendi lalu foto Selfi bareng. Dampaknya yang lain jadi Saling dorong ingin ikutan di foto juga. Rendi jadi salah tingkah.

" Cha Eun Woo...Cha Eun Woo..." Para gadis berteriak histeris.

Ia tidak berkutik ditarik sana-sini untuk difoto bersama. Bahkan ada gadis yang dengan sengaja berjinjit untuk mencubit pipi Rendi. Tapi ketika ada gadis yang tiba-tiba mau nyelonong nyium pipinya. Rendi refleks menghindar. Cium mencium sudah masuk kategori berlebihan. Hanya Serena yang berhak nyium pipi dia. Yang lain jangan harap. Masalahnya Serena itu kalau habis dikasih sesuatu yang sangat Ia inginkan suka refleks nyium pipi Rendi.

Gadis yang ditolak ciumannya langsung cengengesan. Rendi cuma tersenyum manis. Ga lucu juga kalau Ia harus ngomel-ngomel di pesta orang. Rendi memakluminya sangat memaklumi tingkah gadis-gadis ABG itu pada dirinya. Masalahnya jangan masuk sarang ABG. Masuk ruang publik yang banyak orang dewasanya saja Rendi ini sering jadi bahan tontonan dan bahan pembicaraan. Dia bagai makhluk aneh.

Itulah sebabnya Rendi jarang terlihat mengantar Serena apalagi menemani dia menemui teman-temannya. Ia khawatir reaksinya seperti yang sedang Ia alami sekarang. Rendi malah melihat tamu-tamu yang ada didalam sekarang keluar karena terdengar ribut-ribut. Ingin rasanya Rendi balik badan dan langsung melarikan diri. Ia sedari tadi sudah berupaya menghindar dengan bicara.." Maaf..permisi..mohon izin pergi..maaf..permisi. Tapi kata-katanya tidak ada yang menghiraukan

Rendi celingukan mencari Serena, Ia ingin Serena menyingkirkan teman-temannya dari dirinya dan membiarkan dirinya terbebas dari kerumunan para ABG yang semakin menggila. Ngomong-ngomong siapa Chu Eun Woo? Pasti gara-gara dia mirip orang itu kini hidupnya menderita.

Kemudian Rendi melihat Serena datang dengan seorang wanita tinggi semampai Berkulit putih bergaun warna ungu muda. Rambutnya tergerai indah menggunakan karangan bunga di atasnya. Apa ada Dewi Bulan Chang E turun dari bulan untuk menyelamatkan Jendral Tian Feng yang sedang terjebak disini? Jendral Tian Feng yang sedang dikerumuni para gadis itu langsung baper berat.

Seumur-umur Rendi baru melihat kecantikan yang begitu murni. Tanpa polesan make up berlebihan yang ter-up to date. Yang bisa buat wajah berubah 180 derajat.

Gadis ini cantiknya bagai alami sangat natural bagaikan rembulan yang bersinar di malam hari menerangi mayapada. Membuat kesyahduan siapapun yang melihatnya. Gadis itu menghampirinya dengan langkah tegap. Rendi sedikit mengernyitkan dahinya.

Ia sedikit bingung. Bentar..bentar...nih pasti ada sesuatu yang salah. Harusnya gadis secantik itu berjalan lemah gemulai bukan melangkah tegap kaya tentara sedang berbaris hendak melakukan apel pagi. Apalagi kemudian Ia mendengar suara keras,

"Minggir semua!!!" Suara yang keluar dari bibirnya yang mungil dan menggemaskan itu membuat Rendi teringat suara yang sempat membuatnya menjadi shock ketika mengantar Serena.

Melihat gadis itu berteriak menyuruh para gadis ABG itu minggir dari tubuhnya menimbulkan kekaguman luar biasa pada diri Rendi. Kho bisa hanya dengan bersuara dua kata para gadis itu dengan sukarela pada menyingkir. Sementara Ia yang sendiri tadi bilang, maaf.. permisi..permisi..agar bisa lepas dari kerubutan para gadis, tidak ada satupun yang mendengarnya.

Gadis cantik itu berdiri tepat dihadapannya. Tingginya gadis itu hampir menyamainya. Berarti dia sangat tinggi untuk ukuran seorang gadis Indonesia. Nafasnya terhembus ke wajah Rendi. Membuat Rendi jadi salah tingkah. Wajah segitu cantik kenapa matanya galak amat kaya macan betina.

"Kau.. Kakaknya Serena yang mirip Cha Eun Woo??" Katanya sambil menekan dada Rendi menggunakan sebelah tangannya. Tubuh Rendi jadi mepet ke pilar rumah yang ada dibelakangnya. Ini gadis berani amat pake nekan dada orang sembarangan apa mau ia balas menekan dadanya biar kapok sekalian. Kata Rendi dalam hatinya sambil sedikit menahan nafas agar terdengar tidak memburu.

Masalahnya dada gadis itu hampir menyentuh dadanya. Sedingin-dinginnya Ia terhadap wanita tetap saja Ia pria normal, senormal-normalnya. Pria sehat walafiat lahir dan batin. Di depan ada dada membusung indah Ia jadi keringatan juga.

"Kau...yang mirip Cha Eun Woo...Aku peringatkan. Jangan sok kecakepan didepanku. Aku ga suka sama artis Korea. Ga pada jantan. Aku lebih suka Hrithik Roshan artis India yang macho.. Jadi menjauhlah dari hadapanku" Tangan gadis yang sangat indah itu kini menunjuk ke hidung Rendi yang mancung

Mata Rendi terbelalak lebar. Mulutnya terasa kering Ia lalu melirik kearah Serena yang malah cengengesan. Adik Durhaka.. Kakaknya sendiri sedang dianiayaya malah cengengesan. Tidak berperikekakaan banget.