Chereads / Blooming Rose / Chapter 10 - Kinan kecil dan Putri

Chapter 10 - Kinan kecil dan Putri

Kinan kecil yang mulai bersekolah sedikit merasa kesulitan sebab ia sudah lama tak sekolah. Ia sedikit merasa rendah diri dari teman-temannya. Ia merasa bahwa dia adalah anak pembawa sial yang tidak diinginkan orang tuanya. Apalagi dengan semua perkataan dan sikap kasar yang ia terima dari ayah dan ibu tirinya.

Selain kesulitan dalam bergaul, Kinan kecil juga merasa kesulitan dalam pelajaran. Maklum saja, ketika tinggal bersama ayahnya, ia sering tidak masuk karena dipukuli ayahnya. Sampai akhirnya, ia harus mengulang kelas. Sekarang usianya sudh 10 tahun. Seharusnya ia sudk duduk di bangku kelas 3, tapi ia masih di kelas 2 SD.

Awal bersekolah 3 bulan pertama, Kinan kecil masih mengalami sedikit kesulitan. Sampai akhiranya di bulan keempat Kinan kecil menunjukkan peningkatan. Ya..nilainya membaik.

Sebenarnya Kinan adalah anak yang cerdas. Sedikit lebih cerdas dari anak seusianya. Namun sayang, keadaan lah yang membuatnya 'kurang pintar'. Masa kecilnya penuh dengan kejadian buruk, itulah yang membuatnya mengalami tekanan batin.

Perlahan-lahan tekanan yang dialami Kinan kecil berkurang seiring dengan bertambahnya usianya dan bertambah teman bermainnya. Ia yang dulu murung, sekarng menjadi lebih ceria. Dia yang dulu lebih suka diam...sekarang sudah mulai bisa bercerita. Hal ini tak lepas dari campur tangan Putri. Putri teman sekamarnya. Kini dia adlah sosok kakak dan ibu bagi Kinan kecil. Dia selalu melindungi Kinan dari murka Ratna. Mengajari Kinan apa itu kepedulian. Dan orang pertama yang memberikan kehangatan dan kasih sayang pada Kinan kecil.

Kinan selalu merasa bersyukur dapat dipertemukan dengan Putri. Tapi sayang.... pertemuannya dengan putri tak lama. Tahun ketiga Kinan berada di panti asuhan ini, Putri diadopsi oleh pasangan suami istri bernama Galuh dan Dinar.

Masih jelas di ingatan Rose, perpisahannya dengan Putri.

"Kinan....Kinan jangan sedih ya...." hibur Putri malam sebelum ia meninggalkan panti. "Kita masih bisa ketemu kok, nanti kakak akan berkunjung ke sini...nemenin Kinan main" imbuhnya pelan sambil menahan air matanya. Ya...Putri sangat menyayangi Kinan kecil. Kinan mengi gatkan Putri pada adik kandungnya yang telah meninggal dunia.

Kinan terisak. Air matanya tak berhenti meluncur ke pipinya. "Kakak gak bohong kan??" tanyanya memastikan. Putri hanya mengangguk. Ia tak sanggup untuk berjanji lebih jauh, karena ia sendiri tak yakin bisa menepatinya. Tapi, ia pasti berusaha sekuat tenaga untuk menepati janji itu.

Malam itu penuh haru. Kinan kecil menangis sampai ia tertidur di pelukan Putri. Berbeda dengan Putri....Begitu melihat Kinan tertidur, tangisnya pecah. Air mata yang susah payah ia bendung sedari tadi akhirnya jatuh. Deras. Ia terisak. Bayangan akan kehilangan sosok adiknya lagi menghantuinya. Seandainya bisa...ia memilih untuk tinggal di samping Kinan. Menemani Kinan kecil tumbih dewasa.

Calon orang tua angkat Putri adalah pasangan dari Jogja. Mereka merupakan rekan bisnis pemilik panti. Mereka sudah menikah selama 10 tahun, tetapi belum juga memiliki anak. Oleh karena itu, mereka ingin mengangkat seorang anak. Dan kebetulan sekali, salah satu rekan bisnis mereka memiliki sebiah panti asuhan. Sehingga mereka memutuskan untuk mengambil anak dari panti tersebut.

Pilihan mereka pun jatuh pada Putri. Sosok gadis mungil berkulit putih yang memiliki senyum ramah. Selain itu, Putri juga memiliki sopan santun. Hal inilah yang membuat mereka 'jatuh hati' pada sosok Putri dan memutuskan untuk mengangkatnya menjadi putri mereka.