Hari sudah menjelang pagi tapi tak membuat seorang wanita yang meringkuk di atas Ranjang tersebut untuk memejamkan mata, pakai an nya masih sama. Gaun yang sama yang ia kenakan kemarin malam.
Ratna meringkuk di atas Ranjang berseprai putih yang selaras akan kulit putih pucat nya dengan menyatukan ke dua lutut nya yang menyerupai seorang bayi, tak ia pedulikan ponsel yang berdering dari semalam yang memenuhi indra pendengaran nya. mungkin Niky yang menelpon karna khawarir, yang di lakukan Ratna saat ini hanya bisa menangis-dan menangis, menangisi nasib nya yang begitu tragis, dia kehilangan suami nya, posisi nya tergantikan oleh adik kandung nya sendiri! Dan yang lebih me nyakitkan lg dia sudah melihat putra kandung nya di depan mata nya tapi dia tidak bisa merengkuh nya, memeluk nya, dan nengatakan bahwa ia ibu kandung nya, ibu yang melahirkan nya, dan ibu yang selalu merindukan nya dengan segenap jiwa nya.
air mata nya menetes semakin deras membasahi pipi putih nya yang terlihat pucat dengan lingkar hitam yang kentara di bawah mata nya....
🍁🍁🍁
Pagi nya semua keluarga Wijaya sedang berkumpul di ruang makan. nampak kakek Wijaya yang berada di sisi depan meja. Dan Rani dan juga wisnu yang berada di sisi kanan meja kayu yang berbentuk panjang dengan di hiasi ukiran-ukiran yang menggambarkan kesan anggun dan mewah,
"Dimana Ratna?," tanya kajek wijaya yang menghentikan gerakan Rani dari menyiapkan sarapan untuk Wisnu,
Wisnu hanya menatap sekilas dan kembali acuh,
"Biar aku yang akan memanggil nya." Ucap Rani.
Tapi sebelum Rani melangkah meninggalkan ruang makan. Wisnu terlebih dulu berujar "tetaplah disini, dan siapkan sarapan ku," ucap nya tak terbantahkan membuat Rani mengurungkan niat nya untuk memanggil Ratna.
"Pelayan, panggil Ratna kemari, dan suruh dia turun untuk sarapan bersama," perintah kakek Wijaya pada sang pelayan.
Beberapa menit kemudian seorang pelayan wanita yang berpakaian seragam berwarna hitam dengan celemek putih yang di ikat di sekitar pinggang nya itu pun turun dari atas tangga menghadap kakek Wijaya
"saya sudah memanggil Nona Ratna beberapa kali dari luar. tapi tidak ada jawaban dari dalam. Mungkin Nona Ratna masih tertidur," ucap seorang pelayang yang berdiri di samping kakek Wijaya tersebut mencoba menjelaskan.
"Biarkan saja, nanti jika dia lapar akan turun sendiri!" Ucap sebuah suara yang terdengar sinis yang berasal dari Wisnu.
Setelah mendengar jawaban dari Wisnu, tidak ada dari ke tiga nya yang mengeluarkan suara. Semua nya memilih makan dalam diam, walau Wisnu sudah menyelesaikan sarapan nya tapi tidak ada tanda-tanda akan hadiran Ratna. Sedikit ke khawatiran yang Wisnu rasakan yang terasa di sudut hati nya yang langsung di tepis nya!
Karna dia tak sudi memikirkan wanita itu apalagi menghawatirkan nya!
"Dimana Raka?" Tanya Wisnu yang sudah menyelesaikan sarapan nya dan bersiap untuk pergi ke kantor,
"seperti printah mu, tadi pagi-pagi sekali aku membangunkan Raka untuk brangkat ke sekolah, dan aku sudah menaruh bekal di ransel nya"
"Bagus! Aku ingin kamu menjauhkan Raka dari wanita itu, jangan sampai dia berpapasan apalagi mendekati Raka!"
Rani yang mendengar itu hanya mengangguk meng iya kan dan kakek Wijaya yang memilih diam menyelesaikan sarapan nya.
"Aku brangkat dulu," pamit Wisnu setelah Rani memberikan Tas kerja wisnu dan mengantar nya ke depan pintu. Tidak ada ciuman singkat yang nendarat di kening nya seperti layak nya pasangan lain. Dan Rani tidak keberatan dan merasa cukup dengan hal itu, selagi Wisnu sudah bisa menerima nya. itu sudah cukup untuk Rani.
🌹🌹🌹
Sesampai nya di Kantor, Wisnu tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaan yang menumpuk di hadapan nya. Mungkin dirinya berada di kantor, tapi tidak drngan pikiran nya. pikiran nya melayang jauh ke kejadian kemarin malam. Sungguh kemarin perlakuan nya terhadap Ratna sangat kasar! Jika mengingat hal itu ada sedikit penyesal yang terasa di sudut hati nya. Karna Wisnu bukan lah tipe orang yang suka berkata kasar! Apalagi berbuat kasar pada seorang perempuan, kecuali kemarin adalah pengecualian yang di sebabkan oleh emosi yang menguasai diri nya dan menumpulkan akal sehat nya.
Siapa yang tidak akan marah?!
Delapan tahun yang lalu dia pergi dari hidup nya, meninggalkan nya bersama dengan putaranya. Lalu sekarang dia datang setelah dia mulai bisa melupakan wanita itu!, dia datang seperti tidak terjadi apa-apa dan bersikap seperti dia lah yang menjadi korban nya!
Sungguh kejadian kemarin sangat mengguncang dan menghantam Wisnu dengan sekali telak!
Diamarah! Sekaligus syok melihat Ratna untuk pertama kali nya
Marah, benci, kecewa, muak, merasa di khianati itu lah yang membuat nya bersikap kasar pada Ratna.
Mungkin jika lau Ratna datang di hadapan nya lima tahun yang lalu Saat Wisnu masih mengharapkan dan menunggu kehadiran nya semua nya akan menjadi berbeda.
Mungkin dia akan memeluk nya erat dan mengajak nya berputar putar saking bahagia nya bertemu dengan istri yang sangat ia cintai, ia tunggu selama ini dan ia rindukan..
Beda hal nya dengan sekarang,
Semua nya sudah berubah, bahkan dia tak sudi! untuk menatap wajah Ratna yang membuat nya hati skit...
Mengingat kejadian-kejadian dulu.
Karna hati nya sudah terlanjur sakit, bahkan walau sudah delapan tahun berlalu ia masih sangat yakin luka nya masih belum sembuh dan akan terus membekas di hati nya.....
Dan ia merasa kesal pada dirinya sendiri! Karna sekarang pun dia masih mengkhawatirkan wanita itu! Apalagi tadi pagi dia tidak ikut turun untuk sarapan.
Dan ia tidak suka oleh efek yang di timpulkan oleh wanita itu!
Apa Ratna sengaja tidak turun? Hanya untuk memancing nya? Supaya ia meng khwatir nya seperti nya dulu?
Jika itu memang benar?! Terkutuk lah Ratna sekarang! Yang kembali berhasi menjungkir balik kan perasaan nya!
🍀🍀🍀
Tbc
912 kata anggap ini bonus update lbh cepatkarna bertambahnya antusias dari pembaca Ratna& wisnu
Vote
Vote
Koment
Klo antusias dari pembaca semakin meningkat ba 8 akan segera menyusul😘
Jgn lupa caca ceritaq yang lain
MAHARANI ZUHRA
AISYAH NUHA ZAHIRA
Mari berteman ig ismia_wardani