Awalnya ini cuma firasatku saja sehingga tidak membuatku yakin, tapi setelah pertemuan itu dengan beliau sekarang aku yakin bahwa maid itu berasal bangsawan Romanova.
Kurasa aku telah mengarahkan perasaanku pada sesuatu yang salah.
Karena prestasi yang kurasa tidak dianggap berguna, aku harus datang pada acara pusat kekaisaran ini. pakaian terbaik yang kumiliki, kupakai saat ini.
Sekarang, kurasa semuanya telah lengkap. Aku hendak keluar dari kamar khusus yang diberikan kepada tamu kekaisaran.
Saat melangkahkan kakiku keluar, aku telah disambut oleh para pelayan kekaisaran. Kurasa ini semacam perlakuan khusus untuk orang pergi ke medan perang.
Seorang pelayan mulai berbicara padaku.
" tuan Kroos, mohon ikuti saya. "
" ya. "
Jawabku dengan pelan.
Meski aku melihatnya berkali-kali, desain tempat ini memang bagus, hidup di istana merupakan salah satu surga dunia.
Dalam perjalanan, aku terus berpapasan dengan banyak orang, tapi sepertinya semua orang terlihat sibuk.
Karena ini merupakan acara besar, dan juga kemenangan beruntun kami, meski aku mengatakan kalimat kami, tapi sebenarnya kami hanya penonton dalam permainan anak kecil.
Saat aku sedang asyik dengan pikiranku sendiri, ada seseorang yang menepuk pundakku.
" hei, kenapa kau melamun ? "
Ternyata Cuma si Tris, dia tampak seperti biasanya.
" kukira siapa, ternyata itu kau. "
" hei, kenapa pandanganmu seperti orang yang baru putus cinta saja. "
" mungkin saja aku baru mengalami hal itu. "
" jangan-jangan, dia salah satu bangsawan juga ? "
" tidak, dia masihlah maid. "
" jadi, bagaimana kau bisa kalah ? "
" karena dia merupakan maid dari bangsawan Romanova. "
Dalam sepersekian detik tris hanya terdiam.
" jadi, dia menolakmu mentah-mentah ? "
" tidak, aku tidak mendekatinya sekalipun. "
" jadi, kenapa kau merasa dirimu kalah ? "
" karena tidak mungkin aku bisa dekat dengan bagian bangsawan tertinggi di kekaisaran ini. "
��� apa dia mengatakan bahwa dia tidak mau kenal dengan mu ? "
" tidak, bahkan aku sama sekali belum berkenalan dengannya. "
" apa kau bodoh ? "
Dia mengatakan kalimat itu acuh tak acuh.
" apa yang kau katakan sialan. "
Meski aku membalasnya pelayan yang mengantarkanku hanya diam ditempatnya, kurasa aku telah bersikap tidak sopan.
" maafkan saya, tolong lanjutkan saja perjalanan kita. "
" tidak apa-apa tuan Kroos, acara nya masih dimulai beberapa saat nanti. "
Dia hanya menunjukkan senyuman padaku.
" apa yang kau pikirkan, berarti kau masih punya kesempatan untuk dekat dengannya. "
" meski begitu, kurasa dia tidak akan mau semudah itu. "
" itu karena kau tidak mencobanya, jika terus seperti ini akan selamanya kau akan menjadi jomblo seumur hidup. "
" itu terdengar seperti kau menyumpahi ku. "
" mungkin hanya perasaanmu saja, jadi apa keputusanmu ? "
" kurasa aku masih mempertimbangkannya. "
" dasar lambat. "
Aku pun segera memukul kepalanya.
" setidaknya biarkan aku mengucapkan terima kasih. "
" kalau begitu setelah ini, mari minum-minum. "
" oke, kutraktir. "
Kami pun Kembali berjalan menuju keruang pertemuan.
Di sisi lain, setelah berhasil keluar dari dimensi pribadi Fredella.
Kami sampai di taman itu.
Atas kemunculan tiba-tiba kami, semua pelayan yang sedang bertugas saat ini dilanda rasa kaget.
Bagaimana tidak, ada dua orang yang memakai pakaian hitam tiba-tiba muncul disekitar mereka, mungkin mereka pikir kami itu penyusup.
" tetap lanjutkan pekerjaan kalian. "
Fredella mulai memberi perintah pada semua pelayan itu.
" baik Fredella sama "
Semua pelayan menjawab serentak,
Mereka semua segera bergerak cepat setelah mendengar perintah itu.
" kurasa meski pakaian mu berubah juga, mereka masih dengan mudah mengenalimu. "
" apa yang kau katakan, meski penampilan ku berubah sekalipun semua orang akan mengenali salah satu kecantikan kekaisaran ini. "
Sifat pedenya mulai terlihat.
" baik-baik, sekarang saatnya ke ruangan itu, aku tidak tahu letaknya. "
" seperti biasa, kau pimpinan yang tidak bisa diandalkan. Hihihi. "
" ya, inilah aku. "
Kami berdua segera berjalan menuju ke ruangan pertemuan.
Disuatu sudut lain, saat menyadari pemimpin mereka tidak segera kembali berada di ruangan. Semua nya tampak kaget.
" ngomong-ngomong di mana Raven ? "
Mizue sama tampak khawatir.
" tolong jangan khawatir Mizue sama, beliau sedang jalan-jalan dengan Fredella sama. "
" begitu ya, sepertinya dia mulai agresif. "
" saya tidak bisa berkomentar akan hal itu. "
" jadi, namamu Sakuya ya ? "
" benar sekali Mizue sama, apa ada yang anda inginkan ? "
" tidak, aku cukup kaget kalau orang biasa bisa dengan mudah berada disini bersama kami. "
" meski begitu, saya tetap merasa gugup berada disisi anda semua yang merupakan sosok yang sudah diatas manusia itu sendiri. "
" hoh, meski perkataanmu begitu, aku tidak merasakan kegugupan itu, sepertinya Raven itu telah mendidik pelayannya dengan baik. "
" karena saya sering melayani Cleopatra sama serta terkadang dengan Fazela sama, jadi saya sedikit terbiasa dengan suasana seperti ini. "
" begitu ya, baguslah kalau begitu. "
" terima kasih banyak Mizue sama. "
" aku sedikit khawatir akan pelayannya jika manusia biasa, karena biasanya saat mereka bertugas kegugupan itu akan menghasilkan suatu tindakan yang merugikan sang tamu. "
" seperti apakah itu Mizue sama ? "
" contohnya, ketika seorang pelayan biasa mengantarkan makanan atau minuman padaku di suatu kerajaan di masa lalu, awalnya mereka tampak biasa saja mengerjakan hal itu, namun semua itu berubah Ketika dia tahu jati diriku. Dia terlihat ketakutan dan mulai berjalan dengan sedikit bermasalah, awalnya dia hanya memecahkan gelas saja, namun hal itu berakhir dengan dia menumpahkan minuman pada pakaianku. "
" jika begitu, apa anda menghukum dia ? "
" sama sekali tidak, meski aku iblis. tapi aku masih punya hati untuk memaklumi keadaan seperti itu. "
" sangat bijak sekali Mizue sama. "
" meski begitu, di lain pihak semua itu tidak berakhir dengan mudah, karena merasa tidak sopan kepadaku dan merasa tidak punya muka, dia marah-marah pada pelayan itu, hingga berakhir ke berbagai perlakuan yang tidak menyenangkan. "
" itu terlihat seperti didikan majikan kepada bawahan. "
" tapi tarafnya sudah berbeda, itu terlihat seperti penyiksaan. karena itulah yang memancing amarahku. "
" anda marah seorang manusia disiksa seperti itu ? "
" aku hanya merasa bersimpati padanya, mungkin disisi lain karena sesama perempuan juga, jadi aku memutuskan kontrak dengan mereka. "
" jadi begitu ya. "
" karena itu, aku rasa kau baik-baik saja, karena kau pilihan Raven. "
Mizue sama tersenyum padaku.
" saya hanya ditunjuk untuk melayani beliau. "
Aku mencoba membalasnya sesopan mungkin.
" meski begitu, aku tahu kau juga punya rasa padanya, jangan khawatirkan hal itu. "
" Mizue sama. "
Tampaknya beliau memang dewi iblis sesungguhnya.