Chereads / Kupikir Disini Tempat Seharusnya Diriku Berada / Chapter 49 - Meski Begitu : Bagian 2

Chapter 49 - Meski Begitu : Bagian 2

Untuk menjelaskan situasi saat ini, bisa dikatakan kondisi istana kekaisaran mencapai kesibukan yang luar biasa.

Pertemuan tingkat tinggi antar bangsawan serta pesta kemenangan perang kali ini akan dihadiri oleh para pilar pendukung kekaisaran.

Banyak tamu yang berdatangan, semua bangsawan kali ini hadir untuk masuk ke dalam ruangan. Tidak ada sekat pembatas seperti sebelumnya, karena prestasi yang luar biasa ini seperti ingin ditunjukkan ke muka umum.

Tidak perlu menunggu lama, semua orang sangat antusias untuk melihat pahlawan baru mereka.

Di luar, ada banyak orang yang melihat dari depan gerbang hanya untuk mendapat pengumuman tentang apa yang di ingin diberikan Raja kepada sang pemenang.

Meski begitu, seperti biasa hanya para pemegang ekonomi serta para bangsawan saja lah yang di ijinkan masuk.

Sekarang, karena hal seperti itu terjadi akan sangat merepotkan para pasukan penjaga.

Jadi kuputuskan untuk menerjukan bantuan baru dengan pasukan khusus kekaisaran untuk menambah personel keamanan.

" kurasa di pihak sini juga perlu bantuan. "

Ucapku pada salah satu kapten penjaga istana ini.

" meski saya tidak bisa meminta secara langsung, sepertinya anda mengerti posisi saya. "

" tapi tuan Meyer, saya rasa kondisi kali ini memang lebih ramai dari biasanya. "

" seperti yang anda duga, prestasi dari salah satu dari bangsawan utama memang tidak bisa diremehkan. "

" kalau begitu, titik mana saja yang membutuhkan bantuan ? "

" tunggu sebentar nona Smith. "

Dia pun membuka peta istana kekaisaran ini.

Saat berbicara beberapa titik, aku segera mengerahkan pasukan khusus untuk ikut berada di garda depan.

Kali ini, kepadatan yang luar biasa akan selalu di ikuti kekacauan juga. Kurasa akan terjadi hal yang menarik dalam hal ini.

Situasi Kembali beralih ke ruang utama, jalan menuju tempat itu benar-benar penuh sesak, karena aku tiba-tiba merasa sakit perut sejenak, aku meminta Fredella untuk mampir sebentar ke toilet, karena aku berada disini cukup lama. Kurasa kami akan sampai di tempat itu sedikit telat.

" kenapa, kau lama sekali di dalam situ ? "

" aku tidak bisa melawan panggilan alam, hehe. "

" kurasa kita akan sedikit telat untuk sampai ketempat itu. "

" itu wajar, pahlawan selalu datang terlambat. "

" tidak ada pahlawan yang merasa gugup jika bertemu Rajanya dan masuk ke kamar mandi terlebih dulu. "

" karena aku bukan pahlawan hehe. "

" dasar kau ini, kurasa acaranya sudah dimulai, cepatlah. "

Kami pun segera berlari dengan cepat.

Dalam perjalanan itu, banyak pelayan yang terlihat kaget saat kami berjalan melewati mereka, meski begitu mereka tetap memberi hormat kepada kami.

Situasi didalam ruangan utama, seperti biasa ada banyak upacara seremonial.

Meski berkali-kali merasakannya. Ini tetap saja membosankan.

Aku terus menundukkan kepala dengan bosan.

Robert yang berada disampingku mulai menanyakan kondisi ku.

" apa anda baik-baik saja Fazela sama ? "

" baik kok, hanya bosan saja. "

" apa ada yang anda inginkan dari saya ? "

" hmmm, coba menarilah diantara para tamu, kurasa itu akan sedikit menghiburku. "

Senyuman jahat ku mulai muncul.

" kalau itu, sepertinya tidak bisa saya lakukan. "

" tenang saja, aku cuma bercanda. Lagian, aku sedang menunggu seseorang datang. "

" meski beliau tamu utamanya, saya sama sekali tidak merasakan keberadaan beliau dalam ruangan ini. "

" aku juga, dia memang belum datang kemari, apa dia masih tertidur ?, tapi Fredella juga masih belum datang kesini. "

" apa mereka sedikit tersesat ? "

" jika itu adikku mungkin itu benar, tapi jika Fredella juga seperti itu, statusnya sebagai putri kekaisaran patut dipertanyakan. "

" apa saya perlu keluar untuk mencari mereka ? "

" tidak perlu, aku sudah merasakan kalau adik imutku itu akan segera datang kesini. "

Seakan mengikuti perkataanku, terompet seremonial pun berbunyi, pasukan pemanggil tamu penting mulai berteriak.

Baik itu Raja,Ratu, serta Perdana Menteri telah duduk di posisinya masing-masing.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemanggilan para jenderal yang ikut berperang di garis depan.

Meski begitu, aku merasakan hawa iri dan dengki dari para bangsawan kelas atas lainnya.

Dimulai dari, pimpinan jenderal Krizza, sang raja memberikan emas serta penghargaan penjaga kekaisaran.

Tanda itu seperti gelar kebangsawanan yang mendekati bangsawan kelas satu, meski begitu itu hanya berlaku pada satu orang bukan satu keluarga,

" kurasa ini akan berlangsung cepat. "

" saya rasa memang begitu. "

Saat aku terus memperhatikan keadaan sekitar, masih terdengar tepuk tangan para bangsawan akan keberhasilan jenderal itu.

Selanjutnya para, petinggi pasukan lain pun mulai dipanggil satu persatu. Rombongan para gadis cantik mulai terlihat di jalan utama ruangan ini.

Pandangan semua bangsawan laki-laki terpaku pada kecantikan mereka, bahkan ada banyak bangsawan wanita yang iri dengan kecantikan alami mereka.

Panggilan ditujukan pada kepala bangsawan Munakata, Munakata Nakame.

Meski begitu, kedua gadis yang lain tetap berada dibelakangnya.

" seperti biasa, mereka memang mudah berbaur. "

" saya baru pertama kali melihat mereka, apa mereka bawahan baru Raven sama ? "

" mudahnya begitu Robert, meski begitu aku merasakan mereka menyembunyikan kekuatan mereka sebenarnya. "

" tapi saya tidak merasakan perbedaan apapun Fazela sama. "

" anggap saja firasatku. "

Pandangan semua audience terpaku pada dia.

Sang raja memulai acara penghargaan itu.

" kerja bagus, telah berkontribusi pada kekaisaran ini. Munakata Nakame. "

" terima kasih yang mulia, namun saya hanya menjalankan perintah atasan saya. "

" meski begitu, ku ucapkan terima kasih atas bantuanmu. "

" baik Raja. "

Meski begitu, kedua orang dibelakangnya tidak diberi tempat penghargaan, ada sesuatu yang aneh disini.

Lalu, kemudian. Salah satu bawahan lain Raven mulai dipanggil.

Seorang pria bernama Kroos yang berasal dari prajurit biasa.

Dia tampak sedikit gugup saat menerima penghargaan itu. Selain otaknya, kurasa bakatnya sedikit biasa saja.

Meski begitu, harusnya sebentar lagi giliran adik tercintaku, tapi kenapa dia tidak segera datang juga.

Saat memutuskan bergerak untuk mencarinya, aku merasakan hawa keberadaannya mulai mendekat.

Tampaknya dia sedang terburu-buru.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu terbuka dengan keras, dan aku melihat mereka berdua terlihat sedikit kelelahan.

Meski begitu, kenapa pakaian mereka terlihat serasi, apa dia memang ingin membuatku cemburu.

Saat seluruh pandangan terpaku pada mereka, akhirnya ada seseorang yang sadar.

Aku sedikit berbisik pada Fredella.

" kurasa kita sedikit menarik perhatian. "

" kau pikir ini salah siapa ya… ."

Dia menunjukkan senyum yang sedikit mematikan.