Chereads / The God Slayer Scavenger / Chapter 3 - Kebodohan

Chapter 3 - Kebodohan

( Distrik Pembuangan Bawah Tanah C.14 , Ibukota Roma, Kerajaan Romawi Modern )

* GROOWWWWWLLLLL * ditempat ini dapat didengar suara lolongan yang sangat keras hingga membuat tanah bergetar, dan didengar oleh para pemulung yang ada ditempat itu.

" Lari semuanya, Lari !!! "

" Apa apaan bagaimana monster itu bisa lolos dari gerbang penghancur ? "

" Dia tidak datang dari bawah tanah , bodoh , dia datang dari atas "

Para pemulung mulai panik dan berhamburan kemana-mana karena selama ini tidak pernah terjadi kejadian semacam ini.Itu semua karena adanya Gerbang Penghancur.Yang dimaksud gerbang penghancur adalah suatu susunan magis tingkat tinggi yang dipasang ditempat-tempat bawah tanah dibumi sebagai pencegah munculnya monster ditempat-tempat strategis.

Karena Gerbang Penghancur itulah presentase monster dunia menurun, dan saat ini sudah 54 tahun sejak Judgement Day, monster sudah sangat sedikit dibandingkan awal masa kebangkitan.

Tidak jauh dari posisi Drake saat ini, terlihat dua orang pemuda berlari kearah timur yang merupakan jalan keluar dari Tempat Pembuangan. Dua pemuda itu adalah Hauver dan Seth yang berlari terengah-engah sambil membawa sampah hasil memulung hari ini.

" Sialan , Kita harus cepat Seth ! Pintunya akan ditutup. " Teriak Hauver sambil berlari.

" Um." Jawab singkat dari Seth, karena dia tidak ingin membuang-buang tenaganya dari berbicara.

mereka berdua terus berlari hingga 100 meter dari pintu keluar yang sudah penuh oleh orang, Pintu pun mulai tertutup perlahan-lahan.

' Sialan Jarak dari sini ke pintu sekitar 100 meter , Kecepatan berlari kami sekitar 3 meter per detik , dan pintu akan tertutp sekitar 30 detik. Ini tidak akan cukup masih ada jarak 10 meter dari pintu jika dihitung , berfikirlah Hauver , Berfikir ' Pikir Hauver dalam hati , mengingat kondisi mereka saat ini wajahnya berubah jelek.

mereka semakin mendekat ke pintu keluar, namun pintu keluar semakin tertutup.

45 meter,

30 meter,

20 meter,

15 meter,

5 meter.

' Sedikit lagi sampai 'Pikir Hauver, namun saat ia dan Seth ingin masuk , tinggal selangkah lagi , Pintu keluar benar-benar tertutup rapat.

*Pwishhhhhhhhhh* setelah bunyi tertupnya pintu keluar suasana hening antara Seth dan Hauver.

" Ini Sudah berakhir, Hahahahahahaha Sialan , Nasib yang menyedihkan sekali ya mati disini, kan Seth " Hauver tertawa seperti orang gila Dan bertanya kepada kawannya itu sambil memasang senyung pahit yang paling pahit.

" Kita tidak boleh menyer-

*GROWWWLLLLLLLLLL* Sebelum Seth menyelasaikan ucapannya, Suara Menggetarkan itu datang lagi dan dapat dilihat wujudnya sekarang oleh mereka berdua.

Makhluk itu terlihat seperti naga namun lebih kecil, Tingginya sekitar 40 meter, dengan tubuh bersisik Hitam dengan sela sela merah seperti dialiri lahar. Dalam ilmu Monstalogi Modern Makhluk itu merupakan Monster Rank S+, Lava Drake.

" Sialan , Apa-apaan makhluk besar ini, Apakah ini Naga dalam legenda? " Kata Hauver sambil jatuh terkulai, lututnya sudah tidak sanggup lagi berdiri.

" Hauver Kita harus memikirkan rencana, jika tidak kita akan mati disini sekarang juga " bisik Seth Kepada Hauver agar tidak didengar oleh Monster.

" Ini sudah berakhir Seth." jawab Hauver dengan lemah.

" Apa kau bodoh , daripada kita menunggu kematian, lebih baik berjuang melawannya sekarang, ini belum berakhir." Ucap Seth dengan wajah tegas .

"Sudah Kubilang in Berakhir !!! " Jawab Hauver, " Jika kau mau melakukan sesuatu , lakukan sendiri, aku sudah muak dengan semua ini ." lanjutnya.

" Baiklah aku akan pergi, terima kasih telah menjadi temanku Hauver, Sampai Jumpa. "

Lalu dengan satu kalimat singkat Seth pergi kearah drake dan menghilang dari pandangan.

" Oi tunggu Seth . " Sambil beteriak, Hauver mengejar Seth kearah drake, namun apa yang ia lihat saat itu mengguncang dirinya.

Ia melihat Drake memakan setengah badan dari Seth hanya bersisa kepala dan badanya saja. melihat itu ia pun tanpa memperdulikan drake yang sedang melahap setengah tubuh temannya, pergi kearah Seth sambil tertatih-tatih , dan berhenti tepat disamping mayat Seth.

' Maafkan aku Seth, Maafkan aku yang pengecut dan lemah ini. ' sambil menitihkan air mata ia menggengam tangan dingin Seth.

' Aku butuh kekuatan, apapun itu, aku butuh kekuatan ... ' sambil mengertakan giginya ia terus mengulangi perkataan itu , hingga

[ Apa kau ingin Kekuatan , anak muda ? ]