Chereads / The God Slayer Scavenger / Chapter 2 - Pemulung

Chapter 2 - Pemulung

( Distrik Pembuangan Bawah Tanah C.14, Ibukota Roma, Kerajaan Romawi Modern.)

Distrik Pembuang Bawah Tanah, seperti namanya adalah sebuah temoat pembuangan sampah, mulai dari sampah plastik, baja, dan bagian tubuh monster yang sudah tidak dapat digunakan lagi.

Tempat ini memiliki bau mengerikan, walaupun tidak separah Bau dari Septic Tank, tetap saja bau dari tempat ini tidak pantas dihirup oleh paru paru manusia.

Namun tidak bagi orang-orang yang sudah terbiasa di tempat ini, mereka disini tidak lain dan tidak bukan tetapi untuk mencari nafkah dengan cara memulung sampah, barang bekas yang masih dapat dimanfaatkan, dan sebagainya.

Bukan karena ingin, mereka berada ditempat busuk dan kotor ini, di zaman dimana Hirarki sosial berbasis kekuatan, orang orang lemah seperti mereka yang bahkan tidak membangkitkan Phantasmnya mau tidak mau harus tahan dengan bau menyengat, noda kotoran, dan Panas pembakaran sampah demi mencari sepeser Uang.

Disebuah tumpukan sampah baja, seorang pemuda terlihat sedang memilah sampah-sampah di karung yang ia bawa.Pemuda itu memiliki Rambut Putih Platinum dengan Flash Abu-abu dan memiliki tinggi badan sekitar 176 cm cukup diatas rata-rata.

" Cih, sudah dua belas jam aku mulai, tapi hanya segini saja. " Pemuda itu mengeluh karena sampah yang ia kumpulkan tidak sesuai dengan target yang ia inginkan.

'daripada terus berada ditempat busuk ini lebih baik aku pulang saja, ibu dan Liz mungkin sudah menunggu dirumah.' Pikir pemuda itu dalam hati, tapi saat baru beberapa lang ia turun dari tumpukan sampah, ada suara yang terdengar memanggilnya.

" Oi Hauver, tunggu aku ! "panggil suara itu kepada pemuda bernama Hauver yang disebutnya.

" Ada apa Seth ? Aku akan pulang duluan, sudah dua belas jam aku disini. " jawab Hauver kepada pemuda bernama Seth itu.

" Hah ? Biasanya kau memulung sekitar 15 sampai 17 jam, ada apa tiba-tiba ingin pulang cepat ? " Tanya Seth kepada Hauver.

" Haaa~ , Hasil hari ini mengecewakan, tidak ada sampah baja yang berguna untuk diolah, semuanya hancur dan sudah tidak layak lagi."

Jawab Hauver sambil menghela nafas

" Yah mau bagaimana lagi, dari hari ke hari umat manusia sudah menemukan penemuan-penemuan ramah lingkungan, sehingga populasi sampah terus menurun." Jawab Seth dengan nada menggurui.

"..." Hauver diam dengan wajah kaget seakan tidak percaya, lalu menaruh tangannya didahi Seth.

" Oi apa-apaan, dan juga kenapa dengan wajahmu itu ? " Tanya Seth sambil menyingkirkan tangan Hauver dari dahinya.

" Siapa kau ? Kau bukan Seth yang kukenal, kembalikan Seth yang bodoh itu !!! " Teriak Hauver kepada Seth hingga liurnya keluar dan terciprat ke wajah Seth, sambil menggoyang-goyangkan pundaknya.

" Kasar sekali kau, dan juga itu menjijikan, air liurmu kemana-mana bodoh. " Teriak Seth sambil menjauhkan wajah Hauver darinya.

" Baik - baik berhenti memukul wajahku, tapi yah memang saat ini penghasilan para pemulung seperti kita tidak lagi seperti dulu."

Kata Hauver dengan wajah pasrah.

" Walaupun begitu, kita harus tetap semangat, walaupun hanya sedikit kita harus selalu bersyukur dan tidak pernah menyerah, Liz juga menunggumu dirumah kan, jika kita terus mengumpulkan barang berharga menjadi orang terkaya didunia bukanlah mimpi, ya kan ? " Jawab Seth dengan senyum optimis dan meyakinkan.

' Sejak dulu kau selalu begini Seth, Optimis dan Semangat, kau tidak pernah mengeluh atau apapun, kau juga tidak menertawakan mimpi bodohku itu, mungkin selain ibu dan Liz, kau adalah orang terdekatku. ' pikir Hauver dalam hati sambil tersenyum, dan berkata " Baik-baik tuan Seth. "

" Hahahaha, Jadi malu, Hahahahaha " Seth tertawa lalu dikuti juga dengan tawa dari Hauver, sebelum tiba tiba tawa Hauver berhenti dan ia memasang wajah kaget dan tahu sesuatu. Seth yang melihat itu bertanya pada Hauver.

" Ada apa Hauv ? "tanya Seth.

" Kita harus pergi dari sini Seth ! Aku mersakan monster kira-kira 500 meter arah utara . " Jawab Hauver dengan wajah Tenang namun jika dilihat secara seksama ada jejak ketakutan dalam eksoresinya.

" Hah ? Tapi bagaimana bisa mereka datang dari atas ? " Tanya Seth kembali.

" Aku juga tidak tahu, tapi yang pasti kita harus secepatnya pergi da- sial dia semakin dekat, ayo pergi Seth ." Setelah mengucapkan itu Hauver langsung bergegas lari ke Timur.

" Baiklah , Baiklah . " Sambil berteriak Seth mengikuti Hauver berlari kearah Timur.