Chereads / Past, Present and Future / Chapter 2 - Elvano Alvaro

Chapter 2 - Elvano Alvaro

Sebelum kalian semakin penasaran, aku akan memberitaku kemana aku akan melanjutkan studiku dan jurusan apa yang akan kuambil. Aku memilih Belanda karena aku pernah beberapa kali mengunjungi Belanda untuk liburan keluarga, dan aku jatuh cinta dengan Belanda sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di negeri ini. Sejak saat itu, aku memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menghabiskan sebagian waktu dalam hidupku di tempat ini, dan menurutku satu-satunya cara adalah dengan melanjutkan studiku disini. Aku suka matematika dan kimia, namun menurutku, mempelajari dua pelajaran ini lebih lanjut adalah hal yang tidak menarik untuk ditekuni, fisika dan biologi adalah musuh terbesarku, sedangkan ekonomi dan akunting benar-benar bukan passionku sama sekali.

Aku memilih untuk melanjutkan studiku di Amsterdam University of The Arts, mengambil jurusan Expanded Contemporary Dance. Sejak kecil aku sudah gemar menari, aku merasa jiwaku sangat hidup dan bebas ketika aku menari, sejak aku berumur 12 tahun, aku memutuskan diriku untuk menghabiskan sisa hidupku untuk menari. Aku merasa aku menjadi satu dengan dunia ini ketika aku menari, tarian apapun itu. Selain itu, aku juga sangat senang menghabiskan waktu untuk menonton pertunjukkan dan pentas seni tari. Aku yakin keputusanku untuk mengambil jurusan ini merupakan keputusan terbaik yang tak akan kusesali. Hal itu benar-benar terbukti ketika aku mampu menyelesaikan kuliahku di jurusan yang kupilih dengan semangat yang tidak pernah padam sedikitpun karena aku sangat mencintai apa yang aku lakukan selama 3 tahun. Aku sudah menjalankan ujian praktek terakhirku sebagai syarat kelulusanku, dan dengan bangganya aku akan ceritakan pada kalian bahwa aku melakukannya dengan sempurna! Walau aku merasa tak seutuhnya sempurna di hari itu karena Ayah dan Ibuku tidak bisa menyaksikan performance-ku karena jadwal mereka yang terlalu padat. Namun, aku tetap bahagia karena ada dia yang selalu berada disampingku, bahkan di hari terpentingku saat ujian waktu itu meskipun sebenarnya dia juga sedang sibuk dengan project akhir kelulusannya, ya dia adalah Elvano Alvaro.

Dia adalah lelaki yang sudah bersamaku sejak aku masih sangat kecil. Dia adalah sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara kandungku sendiri. Bahkan orangtuaku sangat percaya padanya dan selalu menitipkanku kepadanya. Bahkan dia rela mengubur mimpinya untuk menjadi seorang pilot karena permintaan orangtuaku untuk menemaniku di Belanda. Percayalah bahwa aku tidak memaksanya dan meminta orangtuaku juga untuk tidak memaksa dia dan memberikan dia kesempatan untuk mengejar mimpinya. Namun, dengan mudahnya dia menyetujui permintaan orangtuaku, saat kutanya mengapa, dia hanya menjawab bahwa orangtuanya pun tidak terlalu setuju jika dia menjadi pilot, terlalu beresiko. Saat itu aku percaya dan singkat cerita, aku bersama dia mempersiapkan segala kebutuhan untuk tinggal di Belanda selama kurang lebih sebulan sebelum akhirnya kami bisa berangkat.

Apartment kami bersebelahan dan kami sering berangkat ke kampus bersama. Ohya, dia mengambil jurusan content and design, karenanya dia berkuliah satu tahun lebih lama dibandingkan denganku, dia membutuhkan waktu 4 tahun untuk lulus sedangkan aku hanya 3 tahun. Hari demi hari berjalan begitu menyenangkan, tak pernah seharipun kami tidak berjumpa, dan kami juga selalu menghabiskan waktu bersama saat weekend. Banyak orang mengira bahwa kami berpacaran, namun baik aku dan dia selalu menepis tanggapan tersebut. Namun, ada yang sedikit mengganjal antara diriku dengan dirinya akhir-akhir ini, dan aku larut dalam kebingungan dan banyak tanda tanya dalam otakku. Aku pikir selama ini perasaanku padanya dan perasaannya padaku sama persis, tidak pernah berubah sejak kami kecil. Aku benar-benar menganggapnya sahabat bahkan saudaraku sendiri, namun ternyata semakin aku beranjak dewasa, aku bisa mulai merasakan bahwa tidak dengan perasaannya terhadapku. Semua itu bermula dari musim semi di tahun terakhirku sebagai mahasiswa di Amsterdam University of The Arts.