Pagi ini aku terbangun dari tidurku tanpa alarm. Sedikit heran kenapa alarm ponselnya tidak terdengar. Kubuka gorden yang mengarah ke arah beranda. Wah, matahari sudah mulai naik.
Apa??? Matahari sudah mulai naik???
Kulihat jam di ponselku yang sudah menunjukkan pukul 7.40 pagi dan juga sepertinya aku tanpa sadar mematikan alarmnya saat masih dalam keadaan setengah tertidur. Wajar saja jika aku melakukan itu karena kemarin sama sekali kurang tidur.
Aku langsung bergegas mengenakan seragam sekolah dan berangkat ke sekolah.
Di perjalanan menuju sekolah, aku mampir ke konbini untuk membeli roti dan susu untuk sarapan. Untuk saat ini aku tidak begitu lapar karena kemarin malam makan sedikit lebih banyak. Jadi, roti dan susu ini kumakan saat waktu istirahat saja.
Aku tiba di sekolah sekitar pukul 8:20 pagi. Untung saja tidak telat. Terlihat banyak murid Keiyou-kou yang tiba di sekolah di waktu ini. Tetapi, banyak juga murid yang tiba di sekolah lebih pagi. Kalau tidak salah, ada klub olahraga yang melakukan latihan pagi sebelum pelajaran pertama dimulai.
Aku berjalan menuju Gedung Utama. Terdengar suara orang yang berteriak "Oi…" dari arah kananku. Kulihat ke orang itu, seorang murid laki-laki yang berjalan menuju ke arahku. Mungkin saja dia memanggil temannya yang di dekatku karena jam sekarang banyak murid yang baru tiba di sekolah.
Tiba-tiba bahu kananku ditepuk oleh seseorang yang membuatku berhenti dan menoleh ke belakang.
Dia, orang yang tadi berteriak "Oi" tadi, berkata, "Kenapa kau mengabaikanku?"
Aku dibuat bingung oleh perkataannya. Sepertinya dia memang memanggilku dari tadi. Tetapi, aku sama sekali tidak kenal orang ini.
"Kamu memanggilku?"
"Tentu saja. Memangnya siapa lagi?" Dia menurunkan tangannya dari bahuku.
"Bisa saja kamu memanggil orang lain, kan sekarang banyak orang di sini. Dan juga, aku tidak mengenalmu."
"Oh iya, maaf. Aku Hiroaki Takahiro dari kelas 2-I."
Saat seseorang memperkenalkan dirinya, sudah pasti kita juga harus memperkenalkan diri kita.
"Amamiya Ryuki dari kelas 2-D. Jadi, ada perlu apa denganku?"
"Ah… ngga, aku cuma ingin menyapamu. Kukira ngga bisa ketemu denganmu lagi sejak kecelakaan yang terjadi tahun lalu itu." Hiroaki-san mengatakannya sambil tersenyum.
Tunggu sebentar. Kecelakaan? Apa yang dikatakannya? Apa dia berada di tempat itu saat kecelakaan terjadi?
"Apa maksudmu dengan kecelakaan?"
"Aku melihatnya. Kamu menolong seorang gadis yang hampir tertabrak tapi malah kamu yang tertabrak, kan?"
"Shhh, jangan besar-besar, nanti didengar orang." Aku mengatakannya sambil meletakkan jari telunjuk tangan kananku di depan mulutku. Lalu menambahkan, "Jadi, kamu melihatnya, ya?"
"Um, yeah… Aku senang bisa bertemu denganmu sekarang. Sepertinya kamu sudah pulih dan sehat, ya? Syukurlah..."
"Ah, iya. Terima kasih, Hiroaki-san."
"Ngga usah formal begitu, kita kan seumuran. Yoroshiku, Ryuki."
Aku terbiasa memanggil nama seseorang dengan akhiran "san." Agak sulit bagiku memanggil nama keluarga mereka tanpa akhiran "san" atau "kun," apa lagi memanggil nama belakangnya langsung.
Berbeda halnya jika seperti ini. Orang yang bernama Hiroaki Takahiro-san ini terlihat seperti orang yang friendly. Dia dengan mudahnya langsung memanggil nama belakangku. Aku bisa merasakan aura yang berbeda dari dirinya. Mungkin, aku bisa berteman baik dengannya nanti.
"Yoroshiku, Hiroaki."
"Ah, kamu…."
Aku hanya tertawa kecil melihat reaksinya yang terlihat tidak puas itu terpasang di wajahnya karena memanggilnya seperti itu, sedangkan dia telah memanggil namaku, Ryuki. Mungkin, dia mengharapkanku untuk memanggil namanya seperti dia memanggil namaku.
Untuk gaya bicaraku yang sekarang, mungkin menjadi sedikit formal karena tahun lalu aku sangat jarang berbicara. Tentu saja karena tidak punya teman. Walaupun Namikawa-san, Kayano-san dan Hiroaki mengatakan untuk tidak perlu berbicara secara formal dengan mereka, tentu saja akan memerlukan waktu untuk mengubahnya. Semakin sering aku berbicara dengan mereka, pasti gaya bicaraku juga akan berubah secepatnya.
Dari tadi kami tidak berjalan sedikit pun. Terdengar suara seorang guru dari arah belakang kami yang menyuruh kami untuk masuk ke kelas. "Hey kalian, cepat masuk ke kelas sana." Itu guru yang sering berdiri di pintu gerbang sekolah setiap pagi.
"Ah, gawat. Itu guru olahraga, Agitsu-sensei. Agitsu-sensei sangat disiplin waktu. Ayo kita masuk."
"Oh begitu. Ayo."
Aku dan Hiroaki masuk ke Gedung Utama dan berjalan ke arah kelas masing-masing. Murid-murid yang melihat kami berdua penasaran kenapa aku bisa bersama dengan Hiroaki. Bahkan aku sendiri ingin mengetahuinya. Dia bisa saja langsung masuk ke kelas dengan temannya yang ditemui di loker sepatu tadi. Kenapa sengaja menugguku? Aku tidak tahu.
Aku masuk ke kelas 2-D dan langsung duduk di tempatku. Sepertinya aku yang terakhir tiba di kelas.
Fuyukawa-san yang duduk di sebelah kananku menyapa, "Pagi, Amamiya-kun." Hari ini pun Fuyukawa-san terlihat cantik.
Aku membalasnya, "Selamat pagi, Fuyukawa-san."
Tidak lama kemudian, bel tanda masuk sekolah berbunyi dan seorang guru masuk ke kelas.
Jam pelajaran pertama akan dimulai.
Saatnya fokus untuk belajar.