Meurut Ranu, Vela adalah perempuan terkuat yang pernah ia lihat setelah ibunya. Vela adalah simbol nyata dari Es. Dingin, beku. Namun nyatanya dapat meleh dan menghangat. Bahkan dapat kembali ke bentuk semulanya.
Hampir satu tahun setengah sekelas dengan gadis itu, membuat
Hati Ranu tergerak untuk mendekatinya. Dalam artian menjadi temanya.
Karena selama ini Ranu tak pernah melihat gadis itu memiliki teman, jangankan memiliki teman, mengobrol dengan siswa lainya pun sangat jarang. Bahkan gadis itu hanya duduk sendirian di pojok kelas.
Ranu pikir tidak ada salahnya berteman dengan gadis itu. Sebenarnya ada hal yang lebih penting dari menjadi teman dengan gadis itu, yaitu berusaha menuntun gadis itu keluar dari dunia yang selama ini gadis itu dekami. Ranu bertekat dalam hati, bahwa ia ingin gadis itu menjadi gadis normal. Dalam artian mau bergaul dengan lainnya tanpa adanya benteng pertahanan yang memisahkan dunia antara gadis itu dengan dunia normal.
Entah apa yang nembuat tekatnya menggebu, tetapi yang pasti ia akan membuat gadis itu dapat bergaul dengan lainnya. Lagi pula menurut Ranu, tak ada salahnya membantu sesama hidup. Bukan maksud ikut campur urusan orang lain, hanya saja ia pikir gadis itu tak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain, bukankah manusia mahluk sodial. Maka dari itu ia akan membantu gadis itu agar mau bergaul dengan orang lain. Tidak seperti gadis anti sosial yang suka menyendiri, bahkan cuek dengan keadan sekitar.
.
.
.
"Emang enggak seharusnya gue biarin lo memporak-porandakan benteng pertahanan yang selama ini gue buat, kalau setelahnya lo juga akan memporak-porandakan kepercayaan yang telah gue bangun." -Velaneta Lasmabella-
.
.
.
"Gue enggak pernah nyesel hancurin benteng pembatas dunia yang lo buat sendiri, tapi yang gue sesali adalah ketika tanpa sadar gue hancurin kepercayaan itu." -Ranu Pranata-
.
.
.
Ketika dia membuat semuanya berubah dengan perjuangannya, bahkan memintamu untuk percaya padanya dan kamu memberikan kepercayaan yang sebelumnya telah kamu tutup kepercayaan itu untuk orang lain, padanya. Namun setelah kepercayaan itu telah di genggamannya, dia dengan teganya menghempaskan kepercayaan itu, bahkan membuatmu jatuh pada jurang keterpurukan. Apa yang bisa kamu lakukan? Saat semua rasa sakit yang pernah hilang kini kembali jatuh menimpamu bahkan lebih sakit dari rasa sakit sebelumnya. Saat rasa bersalah menghantuimu, meski kamu tak tahu apa salahmu.