Chapter 27 - Hewan Buas

Tak hanya itu kisah cinta menyedihkan yang di alami Aura, sehingga gadis itu menjadi berfikir untuk berumah tangga, sekurang-kurangnya dia masih sedikit beruntung dari pada sahabatnya ini.

Melihat Aura yang terdiam, Nisa menggoyangkan tangan Aura sehingga pikirannya yang sedang bertualang, kembali ke tubuhnya.

"Apa yang kau pikirkan? " tanya Nisa.

" tidak ada, aku hanya berharap kamu akan kuat, dan mau membuka hatimu untuk orang lain. aku yakin.. Pak Aditya berbeda dari pria lainnya, harusnya kamu menghargai perasaannya. " Kata Aura.

"Aku masih belum berfikir sejauh itu, ini masih terlalu dini.

"Bagaimana denganmu? Apa belum ada rencana menikah? " Tanya Nisa.

"Ah... nggak usah dipikirkan, yuk pulang! " kata Aura mengalihkan perhatian Nisa.

.........

Di atas mobil, Andra melirik Keisya, perempuan itu tersenyum bahagia.

"Apa kau senang sekarang? " Tanyanya kesal.

"Tentu saja.. aku bukan lagi istri ke dua" Katanya bangga.

Andra semakin kesal mendengarkan perkataan Keisya, dia menginjak gas lebih dalam sehingga laju mobil menjadi semakin kencang.

"Mas... pelan sedikit ! bahaya "Katanya cemas

"Aku gak peduli" Jawab Andra, dia semakin kesal mendengarkan perkataan Keisya.

Keisya tak berani lagi bicara, dia takut kalau-kalau Andra akan semakin nekat.

Sesampai di rumahnya, Andra melampiaskan kemarahannya, dia membanting semua perabotan rumah yang bisa di bantingnya, keisya hanya berdiri ketakutan di sudut ruangan, dia tak menyangka, pria yang dulu begitu lemah lembut dan mau menuruti semua kehendaknya bisa menjadi hewan buas seperti ini. Andra masuk keruang kerjanya, dia membenamkan diri di atas kasur yang terletak di ruangan itu, hatinya benar-benar pedih saat ini, entah kenapa dia merasa saat ini dia benar-benar merasa kehilangan.

perempuan yang selalu ada di sisinya selama sepuluh tahun ini ternyata tak mampu lagi bertahan, semua karna ulahnya.

Andra kembali keluar setelah puas menangisi nasibnya, dia melihat Keisya yang duduk di ruang keluarga, sementara pembantunya sedang membersihkan kekacauan yang di buatnya tadi.

"Kau juga ku bebaskan, kau boleh mengambil rumah yang telah ku belikan untukmu dulu, dan bisa hidup bersama pria pilihanmu, aku sudah tau semua permainanmu. " Kata Andra.

"Tapi mas... aku benar-benar mencintaimu " Kata Keisya, dia masih ingin tinggal si rumah mewah ini, rumah yang di belikan Andra jauh lebih kecil dari pada rumah ini.

" Jika masih bersamaku, kau tak akan mendapatkan apa-apa. Apa kau mau aku menjual rumah itu kembali ?" Tanya Andra mengancam.

"Baiklah" Kata perempuan itu.

"Besok aku akan pergi, kau bisa mengurus perceraian kita " Jawabnya santai. Dari pada tak mendapat apapun rumah kecil itu lumayan juga, jauh lebih bagus dan lebih besar dari pada tempat kumuhnya dulu.

Andra tersenyum sinis.. 'ternyata perempuan ini lebih memilih hartanya ' batinnya.

Dia kembali teringat Nisa yang lebih memilih dirinya dan meninggalkan kekayaan keluarganya, jika Nisa tetap menikah dengan dirinya sepuluh tahun yang lalu.

.....

Sementara itu di tempat Nisa.

Ketika dia sampai di apartemen nya, dia melihat Aditya tengah bermain dengan ketiga putranya. mereka tampak akrab, begitu melihat Nisa datang, ketiga putranya berlari menyalaminya.

Aditya melihat wajah Nisa yang lelah, dan memberi isyarat pada bik Ina untuk membawa ketiga putra Nisa kekamar mereka.

"Baiklah.. anak-anak.. sudah waktunya tidur.. " Kata Ibu itu.

" Bentar lagi nek... " keluh elang.

"Elang.. dengar kata nenek.. " kata Nisa.

"Baiklah.. " Jawab Elang sedih. Melihat itu Nisa tau kalau mereka ingin bermain bersamanya.

" Sini.. Ibu peluk dulu.. " Mendengar itu, ketiga putranya berlari menghampirinya dan memeluk Ibu mereka.

Setelah ke tiga anak Nisa pergi ke kamar, Aditya memulai percakapan nya.

"Bagaimana keputusan nya? kapan sidang ke dua? " Tanya Aditya.

" Tidak ada, wanita itu datang dan berteriak di tengah persidangan " Kata Nisa.

Nisa menceritakan semua kejadian di persidangan itu pada Aditya.

"Apa kamu sedih? " Tanya Aditya, dia terlihat kecewa mengetahui perasaan Nisa yang sedih bercerai dengan suaminya.

"Apa itu salah? apa aku bodoh? jika aku memang sedih berpisah darinya" Perkataan Nisa itu benar-benar menusuk perasaannya.

"Aku malah lebih bodoh, menantimu tanpa kepastian, sehingga tuhan kasihan padaku dan membawamu kembali ke sisiku. " Jawab Aditya.

Nisa terdiam.

"Nisa... mungkin ini terlalu cepat, tapi aku ingin kau menjadi istriku " Kata Adit tanpa ragu.

Nisa masih terdiam. dia tak menyangka Aditya akan mengatakan hal ini dalam waktu yang amat singkat, setelah perceraian nya beberapa jam yang lalu.

"Aku akan menunggu sampai kamu bersedia." kata Aditya.