"Glupp!" Benaya menelan ludah, kemudian berjalan dengan gemetar mendekat ke arah Eleazar.
Eleazar hanya duduk dan tidak melakukan apapun, namun tiba-tiba aura yang begitu kuat terpancar dari tubuhnya.
Aura itu membuat seluruh sel milik Benaya menjerit ketakutan, kakinya lemas ia tanpa kuasa untuk menolak berlutut di tempatnya berdiri.
"Hei.. hei.. Benaya! Mengapa nyalimu kecil sekali?!"
"Aku bahkan tidak melepaskan niat membunuh! Kau bilang kau mau menjadi pelindung, kekuatanmu boleh lemah tapi nyali dan kepalamu harus tetap tenang dan dingin supaya bisa berpikir jelas!" Eleazar menggeleng.
Ia kemudian meningkatkan aura miliknya, aura kerusakan pun bercampur.
"Setiap orang memiliki panggilannya masing-masing…"
"Mencabut dan membinasakan adalah yang paling mudah diantaranya!"
"Dan itulah panggilanku! Setelah aku mencabut dan membinasakan hal buruk Tuan Yu'da yang akan membangun dan menanam kembali hal-hal baik…"
"Sedangkan kau! Berkata ingin memilih mengambil jalan sebagai pelindung, jalan yang kau pilih itu sungguh berat!" Eleazar berucap, meningkatkan auranya hingga Benaya hanya bisa terbaring di tanah tanpa bisa bergerak.
Meski begitu ia memandang tajam ke arah Eleazar, urat di dahinya bermunculan ia berteriak keras.
Tubuhnya berubah, menunjukkan fisik aslinya sehingga ia bertambah besar.
Dengan tangan dan kaki bergetar ia mencoba mendorong tubuhnya naik.
"Arggghh! Berdiri!!" Teriak Benaya.
"Ben, kau harus menggunakan otakmu bukan hanya kekuatan tubuh dan semangat!" Hans berjalan membawa dua piring makanan.
Hal itu membuat Benaya tercengang sedang Eleazar menggeleng.
"Hans.. Hans… terkadang kau ini terlalu mengandalkan otakmu! Kau mengerti kan maksud latihan ini?" Eleazar mendengus dan mengambil makanan dari tangan Hans dan mulai menyantapnya dengan semangat.
"Whoaa.. dagingnya sungguh lembut, kau mencampur perasan apel dan bunga mawar segar.. hahaha sungguh unik!" Ujar Eleazar.
"Makan perlahan kakek!" Ujar Hans sopan, ia menuangkan anggur untuk Eleazar ketika berujar demikian.
Benaya berdiri setelah aura milik Eleazar ditarik kembali.
"Ttuan Muda, bagaimana anda melakukannya?!" Ujar Benaya, matanya berbinar penuh rasa penasaran.
Hans menyerahkan makanan dan menjawab sambil tersenyum, "Ben, Aura itu pada dasarnya tidak berbahaya namun menyerang mentalmu melalui indra perasamu."
"Aku hanya perlu mengunci kemampuan tubuhku merasakan sentuhan, dan semua indraku maka aura itu tidak berguna."
"Kita dan Kakek Eleazar jelas di level yang amat berbeda bagaikan matahari dan debu, jadi berjuang sekuat tenaga pun percuma."
Keduanya makan dan dilanjutkan dengan pertarungan antar keduanya, Benaya memiliki tingkat pertapaan melebihi Hans. Selain itu fisik Benaya juga memiliki kekuatan kasar yang lebih besar.
Namun tubuh Hans memiliki kapasitas jiha tanpa batas yang selalu mengisi ketika ia gunakan.
Hans menggunakan kombinasi gerakan dasar untuk mengimbangi Benaya.
***
Keesokan harinya, Benaya dan Hans bersiap-siap untuk berangkat memulai petualangan sekaligus berlatih pertarungan.
Tuan Atkinson mengatakan terdapat celah dimensi di belakang gunung, yang sering kali membuat mayat hidup dan makhluk kegelapan lainnya sering kali muncul.
Ia sengaja meminta teritorial yang berada di dekat celah dimensi untuk menggunakan energi yang tercipta di antara celah dimensi untuk kepentingan penumbuhan tanaman.
Ia juga menjadi penjaga perbatasan, lebih tepatnya ia memiliki ribuan pohon penjaga yang menjadi mata dan telinganya, sehingga tidak ada satu pun makhluk jahat bisa menembus perbatasan yang ia jaga. Untungnya celah dimensi itu kecil dan selalu tertekan oleh segel yang di buat oleh Kaisar sehingga tak ada makhluk yang lebih kuat dari tingkat Bulan purnama yang muncul. Sehingga bahaya selalu berada pada tingkat minimum.
Ditambah lagi tempat itu merupakan hutan berbahaya, di mana makhluk magis dan binatang magis tingkat tinggi berkeliaran dan memiliki daerah kekuasaan.
Untungnya mereka tidak pernah meninggalkan hutan dan daerah teritorial mereka.
Kawasan berbahaya itu bernama Hutan Aurocles, The House of Thousand Beast Kings atau rumah dari seribu raja makhluk buas. Salah satu dari 7 daerah berbahaya di seluruh daratan Sylivian.
Ribuan pemburu berlalu lalang daerah tersebut, namun tak satu pun pernah melihat tempat tinggal tuan Atkinson. Karena daerah dan lahan miliknya terjaga oleh ribuan pohon ilusi yang membuat orang berhalusinasi dan menyangka tempat ini adalah kaki gunung.
Angka kematian di hutan itu sendiri mencapai 89%.
**
Dua hari kemudian.
Hans dan Benaya menyusuri hutan, ia mulai memasuki kawasan hutan Aurocles.
Meski ia hanya berada di kawasan pinggir hutan itu, namun bau tanah lembap dan kesegaran daun tercium membawa rasa kemerdekaan.
Tiba-tiba terdengar suara riuh hewan buas.
"Ben, kunci semua auramu. Semprotkan ini!" Hans memberi ramuan yang berguna menyamarkan bau tubuh mereka.
Hans dan Benaya mengikuti sumber suara itu, mengendap seperti macan kumbang keduanya memastikan binatang lain tidak menemukan mereka.
Tak lama Hans sampai di titik pertemuan antara dua gunung yang bertengger seperti pintu masuk hutan.
Keduanya berjalan semakin dalam, perjalanan dari kaki gunung hingga memasuki kawasan hutan memakan waktu satu hari.
Keduanya kemudian terhenti oleh bau darah menyengat di udara.
Mereka terhenti akibat pemandangan aneh. Sebuah tanah lapang dipenuhi bangkai hewan buas menyambut keduanya, hal ini sungguh aneh karena tempat ini satu-satunya tempat yang gundul.
Ia bisa melihat ratusan pepohonan mati dan mengerut, seakan-akan kehidupan tersedot habis dari mereka.
Di tengah belukar itu terdapat pulau kecil dikelilingi rawa-rawa. Namun ketika keduanya melihat lebih jelas yang mereka dapati air itu adalah darah dari binatang yang mati.
Tepat di tengah pulau itu, terdapat kumpulan tanaman seperti jagung namun mirip dengan gandum.
Tanaman itu mengeluarkan bau wangi luar biasa, yang membuat Hans tertarik adalah ratusan hewan liar mengelilinginya.
Pertarungan antara hewan magis masih berlangsung, mereka saling gigit secara brutal memperebutkan tanaman tersebut.
Hans melihat beruang dan anjing hutan saling gigit dengan mata memerah. Seakan tak peduli dengan luka mereka, keduanya terus saling melukai hingga mati begitu saja.
Pertarungan juga terjadi di seluruh bagian di sekeliling tanaman tersebut, tiap kali ada makhluk yang mendekati tanaman itu, makhluk lainnya akan mengeroyok dan membantainya bersama-sama.
"Gila…" Benaya tertegun.
"Apa yang terjadi..?" Benaya bertanya penasaran.
"Hmmm aku tidak yakin, tapi aroma tanaman itu membuat hewan-hewan ini menjadi menggila."
"Lihat ke atas!" Bisik Hans.
Ketika Benaya mengangkat kepalanya, ia menemukan puluhan burung besar mengitari tempat itu.
Aura yang mereka pancarkan mencapai makhluk tingkat bulan, dengan dua aksara lengkap!
Melihat jumlah mereka, Benaya memandang Hans.
"Kita tunggu saja.. aku rasa ini baru permulaannya!" Hans menjawab dengan bahasa isyarat.
Tak seberapa lama, malam datang, bulan naik dan suhu menurun.
Meski begitu hutan justru semakin ramai, Hans dan Benaya bersembunyi di atas pepohonan besar. Keduanya bersembunyi di dalam lubang pohon, tempat seekor ular tinggal.
Ular itu pun berakhir naas karena menjadi makanan keduanya, tentu Hans memasaknya dengan merendamnya di ramuan khusus miliknya.
Sehingga daging tetap matang meski tanpa asap.
Hans menatap ke bawah, menemukan suara langkah kaki terdengar, kumpulan makhluk menyerupai gorila berjalan dengan dua kaki mereka, seperti manusia.
Tubuh mereka besar, mencapai empat meter dengan cakar tajam. Mereka memiliki taring yang menjuntai keluar dari mulut mereka.
Sekilas terlihat seperti raksasa namun berbeda karena beberapa bagian tubuh mereka dipenuhi bulu.
"Baa.. ba. Ba.." Makhluk itu berteriak, membuat makhluk lainnya mendesis ke arah kelompok baru itu.
"Hum Baba!" Bisik Hans. Makhluk itu adalah salah satu golongan makhluk magis yang memiliki kecerdasan menyerupai manusia. Mereka membentuk suku-suku di dalam hutan.
Terlebih kekuatan mereka yang luar biasa, mereka menjadi predator primer di hutan.
Pera Hum Baba itu membentuk formasi perang, salah satu dari antara mereka dengan badan paling besar berdiri di depan sambil membawa perisai dari tulang makhluk magis.
"Kraawaaakaaa!" Ia berteriak, diikuti dengan memukul perisai dan tombaknya. Seperti halnya percikan yang menyulut api, teriakan itu disambut teriakan lain yang kemudian membentuk nyanyian perang.
Benaya bergidik, melihat Hans.
Dengan bahasa isyarat ia berkomunikasi dengan Hans.
"Raden, bagaimana mereka bisa memancarkan aura yang sama dengan tuan Eleazar hanya dengan bernyanyi saja?"
Hans berpikir sejenak, "ini yang dinamakan morale rally dalam bahasa Utara atau meningkatkan semangat sebuah batalion yang biasa dilakukan di militer."
Hum Baba dengan mudah menggulung semua makhluk hutan lainnya yang merupakan individu dan tidak mungkin bekerja sama.
Koordinasi di antara mereka sangat bagus dan rapi, terlihat tim ini adalah tim pemburu yang ulung dan terlatih.
Ketika Hans dan Benaya saling bertukar isyarat, pemimpin Hum Baba melihat ke arah lubang pohon besar tempat mereka bersembunyi.
Benaya menelan ludah,"glek!"
Ia hendak berdiri tapi tangan Hans menahannya, tak lama suara ribuan langkah kaki nyaring terdengar.
Ekspresi sang pemimpin Hum Baba berubah, ia bersiul membuat anggota pemburu yang ikut bersamanya berkumpul.
Dengan mata nanar dan tubuh yang tegang memandang ke arah sumber suara itu.
Riuh suara sentakan kaki dengan suara berat dan saling beriringan diikuti dengan jeritan-jeritan seperti anjing hutan. Dari siluet hutan yang remang hari itu, tampak tubuh penuh otot dengan rambut mereka yang panjang. Sekumpulan tubuh menyerupai Kuda dengan kepala manusia muncul dengan teriakan ramai dari belakang pepohonan.
Sesosok Centaur dengan kulit berwarna merah berjalan memasuki arah pandang Hans dan para Hum Baba, Rambutnya tergerai panjang hingga ke pinggang, ia memikul pedang tulang yang sangat besar di bahu kanannya, matanya menatap tim pemburu Hum Baba dengan Nanar.
"¡ƃuɐɹoǝsǝs ɥɐɯnɹ ı̣p ƃuɐuǝs-ƃuɐuǝsɹǝq ɐʎuɐsı̣q-ɐsı̣q nɐꓘ ɐɥɐɥɐH ¡ɐʎ ƃuɐuǝs-ƃuɐuǝsɹǝq ƃuɐpǝs nɐʞ ɐʎuı̣ʇǝɹdǝS ¡ןoʞɹı̣W ı̣ǝH"
"Hei Mirkol! Sepertinya kau sedang bersenang-senang ya! Hahaha Kau bisa-bisanya bersenang-senang di rumah seseorang!" Pemimpin Centaur itu berucap dalam bahasa yang Hans tidak mengerti sambil tersenyum jahat, ia berjalan memasuki area pembantaian bersama ratusan Centaur lain yang mengikutinya
"¡ı̣ɯɐʞ ʇnɹǝd ı̣sı̣ƃuǝɯ ʞnʇun nɹnqɹǝq ɐʎuɐɥ ı̣ɯɐꓘ ¡sssǝɹƃoſ"
"Jogresss! Kami hanya berburu untuk mengisi perut kami!" Mirkol sang kepala pemburu bangsa Hum Baba berujar.
"Wusssh!" Pedang besar di pundak Jogress sang kepala suku Centaur melesat, menumbus badan salah satu pemburu dari Klan Hum Baba.
"¡uɐıʞıɯǝp ɐʇɐʞɹǝq ıuɐɹǝq ɥısɐɯ uɐp ıɯɐʞ uɐʎɐןıʍ ıʞnsɐɯǝɯ nɐʞ ¡uɐɥɐpuǝɹ ʞnןɥʞɐɯ nɯʇnןnɯ dnʇnʇ"
"Tutup mulutmu makhluk rendahan! Kau memasuki wilayah kami dan masih berani berkata demikian!" Ujar Jogress.
Di saat yang bersamaan, Hans menoleh ke arah Benaya dan tersenyum dengan gigi terlihat. Pada saat itu juga, Benaya tahu bahwa hari itu tidak akan seindah yang ia pikir.
"Gerakan Ke Tujuh, Langkah Bayangan!" Suara bisik kecil Hans terdengar, dan ia menghilang dalam sekedip mata, dan muncul di salah satu dahan, kemudian menghilang lagi dan berada tepat di sebelah batang tanaman misterius itu.
Ia mengambil setangkup berisi bulir-bulir berwarna merah keemasan yang menjadi incaran Hum Baba dan Centaur, kedua makhluk itu terkejut mendapati kehadiran tamu tak di undang.
Hans hanya tersenyum lebar, kemudian melambaikan tangan pada mereka dan menghilang!
"BENNN CEPAT LARII! JANGAN DIAM KAU DASAR ANAK PINTAR!!!!" Suara Hans terdengar lima belas meter dari tempatnya menghilang, kedua makhluk itu akhirnya tersadar hal yang mereka incar telah diambil orang lain!
"RAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!" Jogresss berteriak keras, aura dan jiha dari tubuhnya meledak dan membuat pohon di sekitarnya rubuh. Benaya tersadar, dan a ia melompat keluar dari lubang pohon besar dan berlari sekuat tenaga.
"Tuan muda larilah aku akan menghalangi mereka!" Ujar Benaya, seraya tubuhnya hendak membesar!
"Gedebuk!" Belum sempat tubuhnya menjadi bentuk raksasa, sebuah tendangan keras mendarat di bokongnya, ia terlempar hingga enam meter!
"Hahahahah! Ben, apa kau gila?! Ayo lari! Ini mengasihkan!" Hans tertawa lepas, seperti anak kecil yang tengah menikmati permainan.
Saat itu Benaya tersadar, Hans baru kali ini tersenyum selepas ini.
Ia pun mendarat dan berlari di sebelah Hans yang tersenyum bahagia, ia tidak tahu tuan mudanya sedang mengingat masa kecilnya ketika ia mencopet atau mencuri di kota untuk mendapat uang membeli roti bagi adik-adiknya!
"Woshhhh!"
Sebuah pedang tulang besar nyaris memotong kepala mereka berdua, beruntung Hans menekan kepala Benaya dan menunduk di saat yang bersamaan.
"Jangan berhenti! Jangan menoleh!" Hahahahaha.
"Gunakan kesempatan ini untuk melatih, gerakan ke tujuh Ben!" Ujar Hans menimpali, tubuhnya berzig-zag melewati pepohonan!
"Manusia! Makhluk terkutuk!!" Ujar Jogresss mengejar dengan kecepatan penuh, ia semakin dekan dan dekat kepada kedua manusia yang mencuri. Pepohonan berjatuhan, kedua bocah itu berlari memantul dari pohon yang satu ke pohon yang lari.
"Hahaha menyenangkan!" Ujar Hans sambil sesekali menoleh kebelakang, suara Jogress masih terdengar, namun sudah sangat jauh.
"Tuan muda, apakah kau sedang sakit? Mengapa kau tiba-tiba tidak berpikir logis?" Benaya bertanya sambal terus belari, wajahnya pucat akibat berlari berjam-jam tanpa, henti.
"Tidak, dasar bodoh! Hahahah Aku hanya baru ingat seberapa menyenangkannya perasaan bebas dan tanpa beban ini! Teringat waktu aku menjadi pencuri di kota asalku!" Ujar Hans tertawa bodoh.
Cahaya menunggu mereka di ujung akhir hutan itu, keduanya hampir sampai di perbatasan hutan dan daerah territorial milik tuan Atkinson.
"Tuan muda! Lihat itu perbatasan, kita selamat!" Benaya tersenyum meski dengan wajah pucat kehabisan energi. Ia mengendurkan kewaspadaannya dan tiba-tiba!
Wosssh!
Sebuah tombak primitif menembus lengan kirinya, terdengar suara keretakan tulang, tubuhnya seketika membesar merespons luka dan insting terhadap bahaya.
Hans menengok, terkejut juga. Ia menangkap tangan kanan Benaya, dengan memutar ia melepaskan jiha seperti tengah menari, kemudian melemparkan Benaya jauh melewati perbatasan.
Ratusan tombak lain beterbangan menyasar dirinya.
"Berdiri seperti batu!" Jiha seketika aktif dan menyelubungi tangan dan kakinya, ia mengayunkan tangan kanannya, menggunakan lengannya seperti pedang dan menangkis sebuah tombak yang hampir menembus kepalanya.
"Bebas seperti angin!" Ia berujar lagi, menggunakan momentum tangannya beradu dengan tombak itu untuk melempar tubuhnya keluar dari perbatasan.
Di saat yang bersamaan, ketika semakin banyak suara yang muncul dari arah dalam hutan. Pohon-pohon besar di sekelilingnya bergetar, dan berubah menjadi ribuan tentara Treant yang mendeteksi kedatangan makhluk hutan.
Hans bergegas berlari, memeriksa luka Benaya. Ketika didapatinya luka Benaya tidak mengancam nyawa keduanya bergegas menjauhi perbatasan.
Pertarungan antara kawanan Centaur dan ribuan Treant tak terelakkan, Jogress memandang nanar Hans dan Benaya dari kejauhan, sedang Hans menatap Jogress dingin kemudian menggeleng dan tersenyum kemudian tertawa. Makhluk besar itu mengentak-entak ke empat kakinya, mengamuk namun kemudian beranjak pergi, seperti halnya binatang liar pada umumnya.
Keduanya kemudian bahu membahu kembali ke tempat Tuan Atkinson. Hari itu akan menjadi hari yang di kenang oleh Benaya, sebab hari itulah di mana ia menemukan sisi anak-anak Hans yang hilang.
Ia menyimpannya dalam hatinya, meski sambil menahan luka ia tersenyum karena tuan mudanya seakan menjadi anak-anak normal pada umumnya.