Chereads / Hans, Penyihir Buta Aksara / Chapter 73 - Aksara 40b, Ways of The World

Chapter 73 - Aksara 40b, Ways of The World

Unedited

Malcom bekerja dengan efektif, hanya berselang lima belas menit dokter dan apoteker berdatangan, Hans yang juga seorang ahli pengobatan juga ikut ke ruang pengobatan. 

Awalnya ia dilarang masuk namun ia menjelaskan pada sang dokter tentang kemampuannya, meski diijinkan masuk sang dokter masih meragukan keahlian Hans. 

Sang dokter menggeleng,"Anak-anak orang kaya!" 

Hans mengamati pekerjaan para dokter, ia menemukan peralatan asing yang tidak pernah digunakan sebelumnya. Namun ia hanya diam, dan memperhatikan. 

Setelah beberapa saat memastikan tidak ada kesalahan atas tindakan pengobatan Hans tidak pergi, namun ia kemudian duduk dan memperhatikan sambil meminum teh dengan madu yang disediakan pelayan, kemudian ia menangkap sesuatu di ujung matanya. 

Bayu mengalami luka dalam, yang terluka adalah benang jiha dan hal itu sudah diobati olehnya, para dokter dan apoteker ini hanya mengobati luka luar dan kelelahan. 

Setelah pengobatan selesai Hans sudah begitu lelah, namun ia tetap berdiri dan mendekati dokter yang hendak keluar ruangan.

"Dokter anda mengalami susah tidur beberapa hari ini?" Tanya Hans dengan sopan, tentu dalam bahasa utara. 

"Hoo anda pandai berbahasa utara, eh! bagaimana anda tahu?!" Sang dokter terkejut, bukan karena bahasa yang Hans gunakan, namun karena pertanyaannya.

"Nafas anda tidak beraturan, detak jantung anda tidak teratur. Lingkar hitam di mata anda sudah begitu gelap, anda setidaknya sudah mengalaminya hampir seminggu."

"Anda meminum ramuan atau obat tertentu? Anda menunjukkan gejala keracunan ringan? Segera hentikan penggunaan obat dan minum lima belas gram seledri untuk membersihkan ginjal anda!"

"Juga terimakasih untuk pengobatannya!" Hans membungkuk kecil, tangan kanan terarah ke depan tertekuk ke kanan dan tangan kiri di belakang, hal itu adalah gesture bangsawan daratan utara. Ia mempelajarinya dari Marc. 

Dang dokter terkejut, tak menyadari Hans telah meninggalkan ruangan. Sang dokter tersadar ketika suara apoteker terdengar di telinganya,"Oh, sepertinya tuan muda itu mengerti obat-obatan!"

Keduanya kemudian berjalan keluar, kereta kuda membawa keduanya pergi. Sang dokter melihat ke arah rumah besar itu, sedang Hans sudah terlelap.

**

Hans tersadar esoknya siang hari, tidak ada yang berani membangunkannya. Ketika ia bangun, pelayan perempuan sudah bersiap di kanan dan kirinya, ia terkejut. 

Mereka dengan sigap menanggalkan pakaiannya, mereka kemudian membasuh seluruh tubuh Hans dengan air hangat, kemudian membawanya berendam di sebuah kolam kecil penuh bunga-bunga dan wewangian. 

Ia mencoba meronta-ronta, namun karena takut melukai para pelayan perempuan itu ia menyerah. Kemudian setelah selesai, mereka mengenakan pada Hans pakaian kain lembut berwarna putih dengan jubah berwarna merah dan corak cokelat. 

Di ruang aula besar anak-anak yang ia 'beli' dari pasar budak menunggunya, mereka semua telah dimandikan dan diberi pakaian baru. 

Hans duduk di singgasana kecil sedangkan Malcom dan Benaya berdiri di kanan dan kiri. 

"Young Lord, anda mempunyai perintah?" Malcom menunduk dengan tangan kanan di perut dan dangan kiri di belakang.

Hans menoleh,"beri mereka pekerjaan di ladang atau di rumah, kemudian carikan mereka guru untuk mengajar mereka membaca menulis."

"Berikan makanan yang baik, daging dan sayur-sayuran, Baltus akan memberikan daftar jenis sayur dan dagingnya!" Baltus kemudian berjalan ke arah pelayan dan memberikan kertasnya. 

"Gunakan uang ini untuk membayar biayanya!" Hans berucap mengangkat kantung kulit di tangan kanannya. Pelayan perempuan dengan cepat bergegas mengambilnya dan menaruhnya di nampan perak dan membawanya pada Malcom. 

"Young Lord, tidak perlu, yang mulia ratu sudah memberi keuangan anda. Lagi pula anda memiliki kekayaan yang tersimpan di akun bank anda, menurut yang mulia ratu, kekayaan itu berasal dari warisan orang tua anda tuan!" Jawab Malcom. 

"Tidak apa-apa, simpan saja!" Ujar Hans santai tanpa beban. Malcom melihat responnya merasa jumlahnya tidak banyak, namun ketika melihat isinya ia terkejut menemukan lebih dari seratus batu semesta berbagai elemen.

Ini…

Bagi orang-orang biasa mata uang tertinggi adalah koin emas, Malcom memiliki gaji 400 koin emas satu tahun. Sedangkan satu batu semesta berkisar 150-200 koin emas, tentunya tiap kerajaan memiliki rate berbeda untuk penukaran koin semesta. 

Aku tidak tahu Young Lord sekaya ini!

"Baik, Young Lord, aku akan mengurus semuanya." Malcom menjawab penuh hormat.

Hans memandang ke arah anak-anak yang masih berdiri, mereka terlihat letih hanya saja rasa takut membuat mereka terpaksa terus berdiri. Penjual budak tentu memberi mereka  'pelajaran' tentang ketakutan untuk membuat anak-anak kecil ini patuh.

Hans tersenyum hangat,"Hai, aku Hans. Kalian pasti bingung, tapi aku berjanji asalkan kalian bisa membaca dan menulis dan memiliki kemampuan melindungi diri, aku akan membiarkan kalian pergi sesuai keinginan kalian!"

"Benarkah?" Seorang anak berumur tujuh tahun bertanya dengan polos, ia terlihat ingusan, seperti terkena penyakit. 

Hans menyadari hal itu, ia tersenyum,"Tentu aku bersumpah demi Tuhan pencipta semesta! Kalian bisa memilih tetao bekerja di Manor ini, atau ketempat lain!" 

"Baiklah kalian kemari satu persatu biarkan aku memeriksa kalian. Aku masih muda tapi ahli obat-obatan lho!" Ujar Hans ramah, para pelayan dan pasukan bahkan Baltus terkejut melihat sikap Hans yang begitu lembut. 

Satu persatu anak-anak itu berjalan mendekat, Hans memeriksa mereka semua. Baltus sibuk mencatat setiap obat dan nama tanaman yang masing-masing anak-anak itu butuhkan sebagai pengobatan.

Paman Odel mendekat, tentu setelah pemeriksaan selesai. 

Hans melihat kedatangannya bertanya sambil tersenyum,"Paman, mengapa tidak beristirahat? Ada apa?"

Paman Odel menghela nafas,"Young Lord, engkau berencana menyelamatkan semua anak-anak dari perbudakan?"

Pertanyaan Paman Odel membuatnya tersentak,"Huh?! Bagaimana paman bisa tahu??!" 

Hans tentu bingung, karena memang itulah yang terlintas di benaknya. Ia memiliki dua tujuan saat ini, mencari alasan kehancuran kerajaan Nusantara dan memahami semesta. Kini ia memiliki target lain, yaitu menyelamatkan anak-anak dari perbudakan.

"Tentu saja aku tahu, matamu menjelaskan semuanya nak." Ujar Paman Odel, cara bicaranya dengan Hans membuat Malcom dan pelayan yang lain melotot ke arah Paman Odel.

Hans melihat ke arah Malcom,"Paman Odel adalah guru pribadiku, dia mengajarku cara hidup bangsawan dan 'ways of the world' (ilmu politik atau cara dunia mencari kekuasaan)"

Malcom mengangguk hanya saja wajahnya masih terlihat ragu.

"Young Lord, menyelamatkan semua budak tidak semudah yang kau bayangkan!" Paman Odel duduk di bangku tepat di seberang Hans, meminum teh hangat dan melanjutkan ucapannya.

"Yang engkau hadapi bukanlah manusia, namun melawan sebuah sistem!"

"Engkau bukan hanya melawan satu dua orang, organisasi atau bahkan kerajaan, tapi ini berbicara melawan seluruh dunia!"

"Di balik setiap penjual budak, ada para penguasa modal, di balik mereka pula ada orang-orang berkuasa di pemerintahan dan politik! Selain itu juga ada kekuatan militer dan pasukan yang bersembunyi di balik kedok militer kerajaan."

"Semua bersatu karena satu hal, yaitu 'keuntungan'!" 

"Perang ada karena hal yang sama 'keuntungan'!" Suara Paman Odel menjadi tegas.

"Hal kemarin pasti sudah membuat mereka yang berkuasa menyadari sesuatu, seperti sinyal, mereka pasti sedang menggali informasi tentang siapa anda." Paman Odel kembali mendekatkan gelas tehnya, kemudian meminum perlahan. 

Hans terlihat sedang berpikir, Malcom kemudian mencoba bergabung dalam pembicaraan,"Tapi Young Lord dilindungi keluarga kerajaan?!" 

Paman Odel terhenti, meletakkan gelas teh dan manatap Malcom.

"Bagaimana bila kekaisaran yang ternyata bermain di belakangnya?! Kau ingin menghancurkan Yang Mulia?"

"Selain itu, kita tidak bisa mengandalkan kekuatan finansial dari keluarga kerajaan. Atau kita tidak bisa menentukan pilihan kita sendiri karena sudah terlanjur terjebak dalam lingkaran politik Exodia."

"Tentu kita cepat atau lambat akan terseret, tapi setidaknya kita bisa menyiapkan diri terlebih dahulu ketimbang terseret secara paksa tanpa pengetahuan apapun!" Paman Odel semakin tajam dengan bahasa dan nada yang tinggi, gaya debat yang sudah lama tak muncul kembali ke permukaan. 

"Paman lalu bagaimana?!" Tanya Hans.

"Kita memiliki 3 prioritas, yaitu Dana, Kuasa dan dukungan militer!" 

"Masing-masing merupakan faktor krusial, pertempuran kali ini akan sangat berat, kita harus benar-benar tahu siapa yang dapat kita percaya!"

"Karena melawan monster dan orc tentu lebih mudah karena kita tahu siapa musuh kita, tapi di dalam politik setiap orang memasang wajah yang sama dengan tujuan berbeda dan sulit terbaca!"

"Baltus!" Teriak Hans, Baltus kemudian masuk ke dalam ruangan. 

"Malcom perintahkan semua pelayan keluar, Benaya panggil Reinald, Abner dan Georgio!"

"Hoho sepertinya Young Lord sudah punya rencana!" Paman Odel tersenyum penuh arti. 

Malcom tersentak, ia membatin"Secepat itu?!"

Hans mengangguk, tak lama semua orang berada dalam ruangan. Hans kemudian menjelaskan pembicaraan sebelumnya, tak satupun memotong, mereka mendengarkan ucapan bocah sepuluh tahun itu dengan seksama. 

Hans memandang Baltus,"Baltus, kita akan membuat bisnis pencarian tanaman obat seperti dulu di akademi. Tugasmu yang pertama adalah, buat daftar semua tanaman obat yang ada di pasaran, entah di pasar atau apotechary."

"Meski saingan kita kali ini lebih banyak dan jauh lebih kuat kita tetap harus memulainya. Sasaran kita adalah tanaman dan hasil buruan jiha."

"Untuk itulah aku memanggil Reinald, Abner dan Georgio. Kalian bertiga akan membentuk tiga tim perburuan. Buat sebuah kelompok mercenary baru, pastikan kalian membuatnya dengan rahasia. Pastikan mereka tidak bisa mengaitkan kalian dengan keluarga kita."

"Setidaknya kita bisa memulai mengamankan sektor Dana."

"Aku dan Benaya, juga Alexander akan mengurus bagian Militer. Kami akan masuk akademi, mengincar posisi perwira tinggi."

"Sedangkan urusan kekuasaan, kita lihat kondisi, tapi aku menyerahkannya pada anda Paman Odel!" Ujar Hans, tersenyum.

"Sesuai perintah anda Young Lord!" Ujar seisi ruangan secara bersamaan. 

Hans mendorong jendela di dekatnya, kemudian memandang indahnya hari itu. Sedang dij belakangnya, seisi ruangan memandangnya dengan hormat.

Malcom terkejut dengan cara mereka memperlakukan Hans dengan penuh hormat.

"Malcom, siapkan pakaian terbaikku, kita kedatangan tamu!" Hans berbalik dan berujar ketika ia berpapasan dengan Malcom.

Malcom bingung namun kemudian sebuah suara menyadarkan dia,"Yang Mulia Ratu Datang! 

Wajah Malcom pucat dan ia bergegas seperti orang kesetanan. 

Hans berjalan dari arah pintu masuk aula pertemuan, Manor yang diberikan padanya berukuran sesuai standar bangsawan berstatus count. 

Hans baru saja memasuki pintu, wajah sang ratu seakan tak asing dan begitu familiar baginya. Wajah sang ratu sekan tumpang tindih dengan bayang-bayang sang ibu yang begitu lama ia tidak jumpai. 

Hans menutup mukanya dengan lengannya, menggunakan juntai kain jubahnya menutupi air matanya. 

Sang Ratu memakai penutup kepala dan jubah Putih yang menutupi seluruh tubuh dan kepalanya, di sampingnya pribadi lain juga mengenakan pakaian yang sama. Hanya saja ia terlihat jauh lebih kecil, dan Hans dapat menduga bahwa ia anak seumurnya. 

Sang Ratu kemudian membuka penutup kepalanya, ia terlihat elegan, dengan rambut hitam panjangnya, wajahnya cantik dengan buku mata lentik dan pupil berwarna cokelat kemerahan.

Sang Ratu tersenyum,"Semua pelayan dan penjaga keluar!!" 

Setelah semua pelayan dan penjaga keluar, hanya Malcom, Paman Odel, Benaya, Baltus dan tiga pengawal Hans, Abner, Reinald dan Georgio.

Sang Ratu kemudian berlari mendekat dan memeluk Hans.

-Tempat Praktek Dokter Doyle-

"Luar biasa, obat ini benar-benar efektif. Haha aku tidak bisa berhenti menggunakannya!" Sang Dokter terlihat seperti kesetanan, matanya memerah, mukanya pucat, namun nafsunya menyala-nyala. 

Setelah berumur lima puluh tahun ia mengalami impotensi, namun serbuk yang ia konsumsi mengembalikan kejantanannya. 

Tanpa ia sadari, tubuhnya semakin lemah, di punggungnya kriput hitam bermunculan. Di belakangnya dua wanita telanjang terengah kehabisan nafas.