Tiga hari kemudian ...
pada saat itu banyak saudara dan orang-orang yang berkumpul dirumahku. dan menghampiri ranjang tidurku...
seluruh keluarga ku tidak pernah-pernahnya berkumpul dirumahku seramai yang kulihat saat itu, dan aku memiliki seorang Bou yang artinya kakak dari Papa dalam sebutan adat Batak.
Bou Roni dari Samosir
"Kok bisa begini kamu nang....! sakit yang kamu rasakan ya... berobat kita ya" ucap Bouku sambil meneteskan air mata dan memelukku
"Sudah semua kami jalani segala perobatan apapun itu, kamipun sudah tidak percaya lagi dengan dokter... kami takut jika anak kami harus kami serahkan dirumah sakit yang berbeda,dan dengan hasil ponis dokter yang sama sebelumnya" ucap Mama berbicara kepada bou
"Bawalah anak kita itu ke Pineng Malaysia untuk perobatan yang lebih baik lagi, disana Rumah sakitnya lebih bagus dan alat-alatnya lebih baik. cobalah bawa dia kesana...
siapa tau ada harapan untuk dia buat sembuh" Ucap bou yang memberikan saran buat mama
tetapi pada saat itu aku takut untuk pergi berobat keluar negeri, karena aku takut naik Pesawat apa lagi melihat pesawat! aku sangat takut.....
karena aku melihat berita ditv begitu banyak kejadian Pesawat jatuh pada saat itu. dan aku takut itu terjadi pada saat kami pergi kesana....
aku yang terus diyakini dan dibujuk untuk segera menyetujui saran Bou melanjutkan perobatan keluar negeri, tetapi yang ada dipikiranku hanyalah pikiran negatif dengan bayangan pesawat yang kami naikkan akan jatuh.
tetapi tak berputus asa keluargaku tetap meyakini aku agar kami segera berangkat....
"Kenapa Kakak tidak mau pergi berobat ke Malaysia... kan seru disana bisa sekalian jalan-jalan sambil melanjutkan perobatan di Rumah sakit yang ada disana" ucap Tua Rio ku sambil membujukku
Bdw....!!! Tua itu sebutan dari kakaknya Mama dalam Adat Batak.
"Tiarma takut tua naik Pesawat.... takut seperti yang di berita tv pesawatnya jatuh..." kata ku
"itukan hanya berita, tidak mungkin pesawat yang tiarma naikan jatuh... kalo kita bedoa, percaya, dan meminta kepada Tuhan agar semua dilancarkan...
pesawat yang kalian naikkan tidak akan terjadi apa-apa dan tiarma cepat pulih dan melanjutkan sekolah lagi seperti teman-teman tiarma yang lainnya sepeulang dari sana" ucap tua rio
Dan setelah Tua Rio yang menyakiniku dengan ucappannya...
aku pun mulai memikirkan apa yang dikatakan tua rio ... "
benar juga apa yang dikatakan tua tadi, dengan doa semua perjalan akan dilancarkan dan aku bisa pulih kembali setelah berobat dari sana, semua harus kuyakinkan kepada Tuhan" Ucapku dalam hati
Lalu aku menyetujui semuanya untuk segera berobat
"Ya...! Kakak mau berobat ke Malaysia, asalkan kakak bisa sembuh kembali seperti dulu" ucapku didepan mereka sambil terbaring diranjangku
........
seluruh keluarga yang berkumpul didekatku pada saat itu senang karena aku sudah menyetejui untuk segera berangkat ke Malaysia dengan perobatan Dokter yang lebih baik disana...
setelah seminggu berlalu ...
segala penggurusan passport,tiket pesawat, dan yang lainnya selesai. Minggu malam Mama dan Papa packing untuk besok tiba keberangkatan kami...
lalu tiba Senin paginya aku, dan ke 4 adik-adikku, Tante Surya, Mama, Papa dan Tulang Picen bekumpul diruang tamu untuk berdoa keberangkatan kami, agar segala perjalanan kami lancar.
bdw........... Tulang itu sebutan dari abangnya Mama dan tante itu sebutan adik dari Mama dalam adat Batak.
kenapa saya perjelas disini...! agar teman-teman yang lainnya tidak kebinggungan dalam memahami ceritanya.....
Kami pun berdoa diruang tamu, dan setelah itu kami langsung bergegas masuk kedalam mobil... pada saat itu kondisi sedkit membaik dari yang lalu.
aku sudah bisa menggerakkan kaki dan badanku aku sudah bisa sedikit berjalan. pada saat itu yang ikut berangkat ke Malaysia hanya Aku, Mama, Papa, dan adik laki-laki ku saja...
yang lainnya hanya menggantarkan kami kebandara....
tiba dibandara Polonia Medan ....
(sebelum tergantinya bandara Kualanamu)
.........
Mama dan Papa langsung bergegas menggurus bagasi pesawat dan pengecekkan tiket... lalu tiba jadwal terbang pesawat kami pada pukul 13.15 wib.
kami langsung turun dan saling memeluk dengan adik-adikku, tante, dan tulangku skerana kami akan tingal beberapa hari di malaysia.
awal aku menaiki anak tangga pesawat maskapai, aku sangat gugup sampai aku menduduki kursi ku....
aku tak berani membuka mata dari awal pesawat take off dan flight kami yang berada diatas awan yang sanggat tinggi, seakan aku tak percaya bahwa pada saat itu aku nyata berada di atas ketinggian awan...
setelah pesawat landing...
aku merasa takut karena sejenak pesatnya sempat sedikit goyang ... Mama menenanggiku dan memelukku. karena itu penggalaman pertama aku fly.
tiba di bandara Pineng Malaysia, kami menunggu jemputan bus dari rumah sakit ....
beberapa menit kemudian ada seseorang lelaki chines yang menghampiri kami dan membawa sebuah kertas yang bertuliskan nama kami, dan ternyata itu jemputan dari rumah sakit buat kami...
setelah diperjalanan kami tiba di sebuah Rumah Sakit nomor 4 terbesar di Pineng yaitu Rumah Sakit Adventis pada pukul 16.15 petang dengan waktu satu jam lebih cepat disana. lalu kami menunggu jemputan selanjutnya dari apartment...
supir jemputan kami mengatakan akan ada mobil sedan merah yang akan menjemput kami beberapa menit kemudian. dan setelah menunggu .....
ada seseorang yang memanggil kami untuk menghampiri sebuah mobil merah itu. tetapi pada saat kami ingin menghampirinya! aku terlalu lelah dalam perjalan pesawat tadi sehingga aku tak sanggup lagi untuk berjalan...
akhirnya aku digendong dibelakang punggung Papa...
tiba kami menghapiri pintu mobil itu aku dan Papa terjatuh...
"kamu gpp kak....?" kata Papa
"aku gpp kok pa..."jawab aku
"kok bisa jatuh pa...kamu gak kuat ngengendongnya....?"ucap Mama
"gpp kok ma.... ayolah kita langsung masuk mobil aja, biar kakak bisa langsung istrahat" ucap ku, dengan suara lemas
kami pun masuk kemobil....
dan tiba di sebuah Apartment Politikus Pineng.
apartement kami pada saat itu ada di lantai 16 dengan berisikan dapur, ruang keluarga, balkon, kamar tidur, dan toilet. sesambil aku berdiri diatas balkon dengan menghirup udara bersih dan tentram disana aku berkata didalam hati
"Tuhan ini bagaikan surga buatku, aku gak menyangka bisa berada disini" ucapku dalam hati. kami pun istrahat di dalam satu kamar yang sama.
keesokan harinya....
kami bangun pagi lalu Papa dan adik laki-lakiku mandi, sedangkan Mama memasak sarapan dan aku menemani mama diruang tv...
kami pun serapan pagi bersama setelah itu jemputan taxi penjemputan kami tiba untuk menggantar kami kembali bertemu dokter di Rumah sakit Adventis Pineng.
setibanya kami dirumah sakit, satpam langsung memberikan kursi roda buat aku. dan menggantarkan kami kedepan lift untuk naik ke lantai 3 bertemu dokter.
sebelumnya Mama harus mendaftarkan namaku dibagian lobby.
tak lama kemudian namaku dipanggil kami masuk kedalam ruagan dokter, akupun diperiksa dokter disana.
dan setelah itu aku, mama, papa, dan adikku disuruh menunggu diluar untuk menunggu hasil periksa dokter dengan bahasa inggris dan pada saat itu perawat yang membantu dalam menterjemahkannya.
lalu perawat itu hanya memanggil Mama dan Papa untuk masuk keruagan dokter, aku hanya bisa menunggu mereka diluar ruagan.
beberapa menit kemudian Mama dan Papa pun keluar dari ruagan dokter dengan raut wajah yang sedih.
"Ma..... apa yang dikatakan dokter itu?" tanya aku
"Kata dokter kakak harus disuntik seperti dirumah sakit sebelumnya, agar kekebalan tubuh kakak bertambah... kakak mau kan disuntik lagi disini...?" ucap mama mengatakannya sambil meneteskan air mata
"Apa ma....? aku harus disuntik seperti kemaren lagi.... aku gak mau ma... sakit ma... sakit..... aku gak mau disuntik lagi... suntiknya besar ma...." kataku sambil menangis
"Kak .... harus apa lagi kita lakukan....! semua sudah kita jalani.... ternyata hanya suntikkan itu yang bisa membuat kamu bertahan kak...
dan setelah kamu menerima suntikkan itu, kita akan kembali lagi ke rumah kita" ucap papa dengan raut wajahnya yang sedih
"Tapi papa bilang kita bakalan lama disini.... kenapa kita cepat sekali pulangnya.... sebenarnya dokter bilang apa pa.....?" ucapku
"Dokter gk bilang apa-apa kak... kakak hanya perlu suntikkan itu dan kakak akan diberikkan obat dari sini. kakak jangan takut suntikkan disini gak sakit kak .... ada mama yang nemani kakak" ucap mama dengan sedih
Aku tau sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu keadaan ku yang sebenarnya. aku tau sebebarnya aku sama sekali tidak baik-baik saja....
mereka berusaha menyembunyikan kondisiku, tetapi aku pura-pura kuat dengan melihat perjuagan Mama dan Papa untuk ku.
........
pada saat suntikkan itu datang aku takut melihatnya untuk kedua kalinya.
aku takut....
perawat pun dengan lembut menyuntikkan cairan itu dipunggungku....
aku berusaha menahan rasa sakitku dengan teriakkan ku yang begitu kuat...
bahkan Mama tak sanggup untuk melihat aku harus menerima suntikkan itu lagi....
aku teriakkk sekencang mungkin...
sakit..... sakit..... sangat sakit...
tetapi dengan izin Tuhan seluruh cairan obat itu berhasil masuk ketubuhku dan semua teriakkan ku tak berujung sia-sia.
mama langsung memelukku, dan berbisik ditelinggaku
"Kakak janji sama Mama kakak kuat setelah menerima suntikkan ini lagi ya... apapu yang terjadi jangan tinggalkan mama kak" ucap mama dibisikkan telinggaku
dan aku hanya bisa menangis sambil menahan rasa sakit suntikkan itu.
setelah proses penyuntikkan selesai... kami menunggu dibagian apoteker untuk menggambil antrian obat...
setelah kami mendaptkan obat, sebelum kami kembali keapartment aku merasa tubuh ku lebih baik pada saat aku menerima suntikkan itu...
tenyata cairan suntikkan itu yang bisa menjadi kekuatan tubuhku sementara waktu walau aku harus menahankan rasa sakitnya.
dan karena aku merasa tubuhku sedikit membaik, aku mengajak Mama untuk bermain disebuah pusat perbelanjaan besar yang ada di sana sebelum kembali pulang ke Indonesia...
dan Papa setuju karena keadaanku yang lebih membaik efek suntikkan yang telah aku terima, sekalian membeli oleh-oleh buat orang-orang di rumah.....
kami pun memanfaatkan waktu kami disana sambil berjalan-jalan.
"Kak ternyata suntikkan itu tidak sia-sia kamu terima, kamu bisa jalan sejauh ini. ternyata suntikkan dirumah sakit sebelumnya berbeda dari rumah sakit disini ya...!" ucap mama yang senang melihat keadaanku lebih baik
"iya papa saja tidak menyangka kamu bisa jalan sejauh ini, berarti papa tidak perlu menggedong kamu dong hehe..." ucap papa sambil bercanda
setelah kami selesai belanja dan jalan-jalan, kamipun kembali ke apartmen. haripun menjelang malam.... sebelum aku tidur, aku kembali bertanya kepada mama tentang apa yang sebenarnya dokter katakan dengan diriku...
tetapi mama hanya menjawab dengan jawaban yang sama pada saat di rumah sakit.
"jika aku baik-baik saja, apa kita akan kembali lagi kesini untuk menerima suntikkan itu lagi ma?" tanya aku
"kakak tidur ya uda malam, kakak tadi uda banyak jalan biar kakak bisa segar lagi besok" jawab mama yang mengalihkan pembicaraan
akupun tertidur dipangkuan mama....
keesokan harinya papa, mama, dan adik laki-lakiku beres" untuk berangkat ke bandara Pineng. kami pun kembali ke bandara Polonia Medan. disana ada tante dan tulang yang sudah menunggu kepulangan kami.
aku senang bisa kembali pulang dengan selamat tanpa sedikitpun halangan....
setelah sampai dirumah ada adik-adikku yang menunggu kami, mereka langsung menyambut kami ....
"Ma...Pa.... kami rindu.... rumah sepi beberapa hari tanpa kalian" ucap adikku angel
"tapi Mama bilang kemaren kalian akan lama disana...? kenapa baliknya cepat...?" tanya adikku cindy
"Iya... kakak kalian tidak perlu lama-lama disana, liat kondisinya sekarang dia sudah membaik" jawab mama dengan nada berbohong
"Iya kakak sudah bisa jalan, dan sudah segaran dari yang kemaren" ucap adikku tari
setelah berbincang diruang tamu, aku pun kembali kekamar tidurku untuk beristrahat...
"Ma aku ke kamar ya... kakak capek mau istrahat" ucapku
adikku cindy mengiringiku kekamar
lalu mereka melanjutkan perbincangan mereka diruang tamu.
tak sengaja aku mendengarnya, pada saat aku ingin ketoilet membuang air kecil, mereka mengatakan ....
"apa yang dikatakan dokter pineng tentang keadaan tiarma dek...? dia bisa sembuh kan...?" tanya tulang kepada mama dan papa
"aku gak tau lagi harus berbuat apa tulang.... kami cepat kembali karena rumah sakit disana menolak tiarma yang tidak bisa lagi mereka tangani" jawab mama dengan desah suaranya yang menaggis
"tiarma dioperasipun sudah tidak bisa lagi, hanya suntikkan itu membuat sedikit bertambah, dan obat yang mereka berikan" ucap papa
"tidak mungkin tiarma harus terus bertahan hanya dengan suntikkan itu kak... apa gak ada cara lain lagi yang membuat tiarma sembuh kak" ucap tante sambil menangis
"apa lagi yang harus kita perbuat...? semua udah kita coba.... tapi dokter itu hanya menggatakan untuk membuat akhir hidup anakku bahagia karena dia tidak akan lama lagi sur....." ucap mama sambil menanggis memeluk tante
Aku mendengar semua yang mereka katakan, dan semua firasatku benar....
bahwa aku tidak baik-baik saja....
aku akan mati....
aku akan meninggal.....
itu yang akan terjadi kepada diriku.....
aku hanya bisa menangis saat mendengar semua itu dan aku kembali kekamar berusaha menyembunyikan apa yang tak seharusnya aku dengar.
....
....