Mereka hanya terus saling memeluk erat sampai akhirnya Jimmy melepas pelukannya dan menatap dalam mata bulat Kinan.
"Apa kau yakin dengan yang kau katakana, Kinan? Apakah kau sudah menerimaku sebagai suamimu seutuhnya dan bukan karena surat kontrak itu?" Tanya Jimmy penuh harap. Perasaannya kini tidak bercampur aduk, antara senang, gelisah dan ragu. Apakah yang dikatakan Kinan adalah benar-benar sesuatu yang berasal dari hatinya? Ataukah hanya karena dia merasa ingin di lindungi? Semua pertanyaan itu bercampur menjadi satu di dalam pikirannya saat dia menunggu jawaban sang istri.
"Iya Jimmy, aku sangat yakin dengan apa yang aku katakanan ini. Aku ingin bersamamu, aku tidak ingin berpisah denganmu, aku ingin selalu ada di dekatmu. Aku.. aku mencintaimu, Jimmy." Ucapan Kinan bagai siraman madu yang mengguyur hidup Jimmy sehingga yang terasa hanya manis yang terasa nikmat. Indah, nyaman dan bahagia, itulah yang dirasakannya sekarang.