Charlotte terlihat duduk di balkon kamarnya, memandangi pepohonan dan bunga-bunga taman yang bermekaran indah. Wajah cantiknya terlihat suram, hampir setiap hari dia hanya berdiam diri di kamarnya tanpa bisa melakukan apa-apa. Sudah tiga hari setelah dia memeriksakan kehamilannya, selama itu pula dia terus saja berdiam diri dan memikirkan tentang nasib dirinya dan janinnya.
Keputusan apa yang harus diambilnya, sedangkan kehamilannya semakin lama semakin besar dan semakin membutuhkan asupan nutrisi. Tapi bagai buah simalakama, semakin berkembang pula kista yang bersarang di dinding rahimnya, mencuri nutrisi yang seharusnya diserap oleh janin.
Semua itulah yang menjadi beban pikirannya sekarang, apa yang harus dilakukannya? Tiba-tiba pintu terbuka dan Meena masuk ke dalam. Dia melihat Charlotte yang masih duduk termenung dengan wajah sendu memunggunginya.