Kinan menutup sambungan teleponnya dengan perasaan yang seakan mau meledak. Saking senangnya, dia bahkan sampai melompat kegirangan seperti anak remaja yang baru saja menerima pernyataan cinta oleh sang gebetan. Dia lalu berlari ke arah ruang ganti dan segera mencari pakaian terbaiknya. Dia harus tampil maksimal di hadapan Rio sang pujaan hatinya.
Sekarang bayangan Jimmy yang menakutkan itu bahkan sudah pudar dan digantikan oleh rasa bahagia karena dia akan segera bertemu dengan pria yang diinginkan hatinya selama ini. Bukan pria yang bisanya hanya menggoda tubuhnya saja. Kinan sampai kapan pun tidak akan bisa mencintai Jimmy, setidaknya itulah yang ada dalam pikirannya saat ini. Karena sekarang ini semua isi kepala dan hatinya hanya di penuhi oleh Rio saja.