Alesha dengan cepat memeluk ibunya dan tersenyum.
"Mama, kami datang." Sapa Alesha sambil memperhatikan raut wajah ibunya yang benar-benar tidak bersahabat. Apalagi setelah melihat George berdiri di samping dengan senyum di bibirnya.
"Iya, mama bisa lihat. Kau tidak perlu mengatakannya. Alesha, kau ini memang susah untuk paham. Kau tidak tahu apa yang terbaik untuk hidupmu. Dan juga kau sama sekali tidak menghargai perasaan mama.
Bisa-bisanya kau membawa pria ini datang ke rumah mama, padahal kau sudah tahu kalau mama tidak suka." Hardik bun Yuni dengan emosi. Tatapannya tajam ke arah George seolah ingin membunuhnya. Dia seketika mengingat bagaimana kesedihan Alesha saat itu, putrinya begitu tidak berdaya, tanpa semangat layaknya tubuh tak berjiwa. Dan itu semua karena pria yang ada di hadapannya ini.
"Ma, jangan bicara seperti itu aku mohon. Dia suamiku, ke mana lagi aku harus membawanya kalau bukan ke rumah ini." Ucap Alesha dengan wajah sedih.